📓terjemahan kitab sirrul asror
📄bab 3. Penurunan Manusia Keperingkat Rendah Yang Paling Bawah
Allah Yang Maha Tinggi menciptakan roh suci sebagai ciptaan yang paling sempurna, yang pertama di ciptakan, di dalam alam kewujudan mutlak bagi Zat-Nya. Kemudian Dia berkehendak mengantarkannya pada alam rendah. Tujuan allah ialah untuk mengajar roh suci mencari jalan kembali pada jalan yang sebenarnya di tingkatan terdekat dengan yang Maha Kuasa, mencari kedudukannya yang dahulu yang bersama dan akrab dengan Allah. Di hantarkan-Nya roh suci pada perhentian utusan-utusan-Nya, wali-wali-Nya, kekasih-kekasih dan sahabat-sahabat-Nya. Dalam perjalanannya, Allah mengantarkannya mula-mula pada kedudukan akal asbab bagi keesaan, bagi roh universal, alam nama-nama dan sifat-sifat Ilahi, alam hakikat kepada Muhammad s.a.w. Roh suci memiliki dan membawa bersama-samanya benih kesatuan. di saat melalui alam ini ia di pakaikan cahaya suci dan di namakan ‘roh sultan’. Apa bila melalui alam malaikat yang menjadi perantaraan mimpi-mimpi, ia mendapat nama ‘roh perpindahan’. akhirnya ia turun ke dunia kebendaan ini ia di baluti dengan daging yang Allah ciptakan untuk kesesuaian makhluk-Nya. Ia di balut oleh jirim yang kasar untuk menyelamatkan dunia ini karena dunia kebendaan jika berhubung secara langsung dengan roh suci maka dunia kebendaan akan terbakar menjadi abu. Dalam hubungannya dengan dunia ini ia di kenali sebagai kehidupan, roh manusia.
Tujuan roh suci di hantar ke tempat ciptaan yang paling rendah ini ialah supaya ia mencari jalan kembali kepada kedudukan asalnya, makom perjumpaan ketika ia masih di dalam bentuk berdaging dan bertulang ini.
Ia sepatutnya datang ke alam benda yang kasar ini, dan dengan melalui hatinya yang berada di dalam mayat ini, menanamkan benih kesatuan dan menunbuhkan pohon keesaan di dalam dunia ini. Akar pohon masih berada pada tempat asalnya. Dahannya memenuhi ruang kebahagiaan, dan di sana demi keridoan Allah, mengeluarkan buah kesatuan. Kemudian di dalam bumi hati roh itu menanamkan benih agama dan bercita-cita menumbuhkan pokok agama agar di perolehi buahnya, tiap satunya akan menaikkannya pada peringkat yang lebih dekat dengan Allah.
Allah membuat jasad-jasad untuk di masuki oleh roh-roh dan bagi roh-roh ini masing-masing mempunyai nama yang berbeda-beda. Dia benahi ruang penyesuaian di dalam tubuh. Di letakkan-Nya roh manusia, roh kehidupan di antara daging dan darah. Di letakkan-Nya roh suci di tengah-tengah hati, di mana di benahi ruang bagi jirim yang sangat halus untuk menyimpan rahasia antara Allah dengan hamba-Nya. Roh-roh ini berada pada tempat yang berbeda-beda dalam tubuh, dengan tugas yang berbeda, urusan yang berbeda, masing-masing bagaikan membeli dan menjual barang yang berlainan, mendapat faedah yang berbeda. Perniagaan mereka sentiasa membawakan banyak manfaat dalam bentuk nikmat dan rahmat Allah.
“Dari apa yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terang, (mereka) mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi”. (Surah Fatir, ayat 29).
Layaklah bagi setiap manusia mengetahui urusannya di dalam alam kewujudan dirinya sendiri dan memahami tujuannya. Dia mestilah faham bahwa dia tidak boleh mengubah apapun yang telah di tetapkan allah sebagai yang benar untuknya dan yang di gantungkan di lehernya. Bagi orang yang mau mengubah apa yang telah di tetapkan itu, yang terikat dengan cita-cita dan dunia ini Allah berkata:
“Tidaklah (mau) dia ketahui (bagaimana keadaan) apa bila di bongkarkan apa-apa yang di dalam kubur? Dan di zahirkan apa-apa yang di dalam dada?” (Surah ‘Aadiyat, ayat 9).
“Dan tiap-tiap manusia Kami gantungkan (catatan) amalannya pada tengkuknya…” (Surah Bani Israil, ayat 13).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar