Selasa, 16 November 2021

Bab 3. Takwa

Terjemahan Tazkiyatun Nafs

Bab 3. Takwa



Menurut bahasa, takwa berasal dari bahasa Arab yang berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT, yaitu dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya (Imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahihi).


Takwa (taqwa) berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat.


Kata Waqa juga bermakna melindungi sesuatu, yakni melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan.


Pengertian Takwa Menurut Istilah Pengertian takwa menurut istilah kita dapatkan di banyak literatur, termasuk Al-Quran, Hadits, dan pendapat sahabat serta para ulama. Semua pengertian takwa itu mengarah pada satu konsep: yakni melaksanakan semua perintah Allah, menjauhi larangannya, dan menjaga diri agar terhindari dari api neraka atau murka Allah SWT.


Ibn Abbas mendefinisikan takwa sebagai "takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya" (Tafsir Ibn Katsir).


Ketika Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah, maka pesan paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah takwa. Rasulullah Saw bersabda: "Saya wasiatkan kepadamu, bertakwalah engkau kepada Allah karena takwa itu adalah pokok dari segala perkara." (Tanbihul Ghofilin, Abi Laits As-Samarkindi).


Imam Qurthubi mengutip pendapat Abu Yazid al-Bustami, bahwa orang yang bertakwa itu adalah: "Orang yang apabila berkata, berkata karena Allah, dan apabila berbuat, berbuat dan beramal karena Allah."


Abu Sulaiman Ad-Dardani menyebutkan: "Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang kecintaan terhadap hawa nafsunya dicabut dari hatinya oleh Allah."


Ibn Qayyim al-Jauziyyah menegaskan, bahwa hakikat taqwa adalah taqwa hati, bukan takwa anggota badan." (Al-Fawaid).


Pengertian Takwa Menurut Al-Quran dan Hadits Pengertian takwa menurut sahabat Nabi Saw dan ulama di atas tentu saja merujuk pada Quran dan Hadits.


Al-Quran menyebutkan, takwa itu adalah beriman kepada hal gaib (Yang Mahagaib: Allah SWT), Hari Akhir, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, beriman pada kitab-kitab Allah, dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam menjalankan hidupnya (QS. Al-Baqarah:2-7).


Menurut hadits Nabi Saw, pengertian takwa berintikan pelaksanaan perintah Allah SWT atau kewajiban agama.


"Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa". (HR. Ath-Thabrani).


Orang bertakwa senantiasa meluangkan waktu untuk beribadah dalam pengertian ibadah mahdhoh --kewajiban utama seperti sholat dan zakat, serta puasa Ramadhan dan haji bagi yang mampu.


Allah Azza Wajalla juga berfirman dala Hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu a'lam bish-shawab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar