Senin, 15 November 2021

Bab 4e Jangan meragukan rizeki dari Alloh

 


Kitab tajul 'Arus (Bab 4e. Jangan meragukan rizeki dari Alloh )

Silahkan bagikan keFacebookTwitter

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ




Terjemahan Kitab

Tajul ‘Arus

Alhawiy li tahdzibin Nufus

Karya

Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari



Jangan meragukan rizeki dari Alloh


Berapa saja jumlah penyakit hati yang tersembunyi, kalau sudah kau wiridkan maka aurad itu akan memperlihatkannya. sedangkan penyakit hati yang besar dosanya yaitu ragu-ragu terhadap Alloh taala. ragu-ragu terhadap urusan rizki, karena itu berarti ragu-ragu terhadap Ar-Rozzaq(Dzat pemberi rizki).


 Dunia itu lebih hina bagi orang yang tinggi cita-citanya, siapa saja yang mementingkan (tinggi cita-citanya) terhadap perkara kecil(dunia), dan tidak mementingkan (tinggi cita-citanya) terhadap perkara yang besar (akhirat), orang tersebut dikatakan cacat akalnya.

Dirikan dan kerjakanlah apa saja yang diwajibkan kepadamu dari tugas-tugas ibadah kepada Alloh. Alloh ta’ala itu telah memngurusi kamu dengan segala yang sudah ditetapkan atas dirimu.


Kalau Alloh memberi rizeki kepada hewan bedegal, cicak, bintawardan, apakah Alloh lupa memberi rizki kepadamu?, tentu tidak.

Alloh ta’ala berfirman : “Dan perintahlah kepada keluargamu untuk sholat, dan sabarlah dirimu dalam sholat. Aku tidak meminta rizki kepadamu, (tapi) Akulah yang memberi rizki kepadamu. dan akhiran yang baik itu bagi orang-orang yang bertaqwa.” Siapa saja yang menjaga hak-haknya Alloh, Alloh tidak akan membuat makhluk baru di kerajaannya, kecuali Alloh memberi tahu kepadanya.


Sebagian ulama mendatangi sekelompok orang dan bertanya, “Apakah diantara kamu dari jamaah ini ada yang diberitahu oleh Alloh tentang perkara apa yang baru dijadikan Alloh dikerajaan-Nya?. Mereka menjawab, “Tidak ada”. Ulama tersebut berkata kepada mereka, “Tangisilah dirimu sendiri”.


Para ulama salaf terdahulu Rodhiyallohu anhum, sama bertanya pada seseorang tentang haliyah/keadaannya, untuk memberi isyarat supaya orang tersebut mau bersyukur. Akan tetapi pada hari ini sebaiknya tidak perlu bertanya pada seseorang tentang keadaannya, karena masyarakat saat ini bila ditanya, kamu akan memberi isyarat supaya mereka mengeluh dan berkeluh kesah.


Diceritakan ada seorang yang kerjaannya menggali kubur untuk mencuri kainkafannya, dan dia sudah bertaubat. suatu hari dia menghadap gurunya dan berkata, “Ya Tuanku, aku sudah menggali 1000 kubur, dan aku menemukan muka mereka (mayit) mlengos dari kiblat(tidak menghadap kiblat. itu semua apa sebabnya?”. lalu gurunya berkata, “Hai anakku, muka yang tidak menghadap kiblat itu disebabkan karena orang tersebut ragu-ragu terhadap urusan rizekinya”.

Wahai hamba Alloh, apabila kamu meminta/berdo’a kepada Alloh, mintalah semoga Alloh memperbaiki dirimu dari segala arah/hal. dan semoga Alloh memperbaiki dirimu dengan Ridho atas aturan sudah Alloh atur terhadap dirimu.


Kamu adalah hamba yang melarikan diri, Alloh ta’ala menuntut kamu untuk menghadap kepadaNya, tapi kamu lari dari itu, dengan pekerjaanmu, tingkahmu, dan tujuanmu. artinya apakah kamu tidak dikatakan orang yang melarikan diri?, ketika kamu sholat kamu lupa Alloh, ketika kamu puasa kamu buat mainan, ketika mendapat belaskasih dari Alloh, kamu malah mengeluh.


Diceritakan dari Syeikh Abi Al Hasan as-Syadzili ra. beliau berkata, “Aku pernah bertempat dihutan belantara selama tiga hari, sedang aku tidak memiliki apa-apa, lalu ada orang-orang nasroni lewat, dan melihat aku sedang tiduran, salah satu dari mereka mengatakan, “Orang itu adalah pendeta/kiyainya orang-orang islam,”. lalu orang-orang nasroni itu menaruh makanan didekat kepalaku, lalu pergi. Aku berkata pada diriku sendiri, “ Sangat mengherankan, bagaimana mungkin aku diberi rizeki lewat tangannya musuh, dan tidak diberi rizeki lewat tangannya kekasih”. ketika aku dalam keheranan seperti itu, lalu aku mendengar suara yang mengatakan, “Yang di sebut lelaki sejati itu bukanlah orang yang mendapat rizeki lewat tangan kekasihnya,akan tetapi yang dikatakan lelaki sejati itu yang mendapatkan rizeki lewat tangan musuhnya”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar