terjemahan kitab
Al Mawafiq Wal Mukhotobat
(Asy Syeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri)
Bab 53 Makam makam mereka yang telah sampai dan martabat martabatnya
Mula pertama karunia Allah bagi seorang muried (Yang berhasrat menempuh), ialah ajakan berbicara sebagai pembuka perkenalan, kemudian berkenalan dan saling kenal-mengenal (arif) Setelah itu berikhlas hati untuk semua amal perbuatannya kemudian berbaik niat, lalu bersabar diri, naik ke rida dengan hukum Nya.
Setelah itu sang arif dianugrahi penyaksian menyaksikan Nya.
Dan penyaksian, meningkatkan keteguhan hati, bila hati telah teguh diulurkan perjanjian kewaliaan, setelah itu dipilih oleh Nya. Jika terpilih maka diserahi amanat, setelah itu diungkapkan kepadanya khazanah rahasia-rahasia Nya, Setelah kesemuanya ini dilalui, menjadilah ia seorang khalil (kawan setia). Khalil atau Al Khullah (sahabat yang akrab).
Sahabat yang akrab ini adalah dari maqam Al Mahabbah (Maqam Cinta) maqam ini adalah suatu maqam bukan dari maqam, itu adalah maqam Sayyidina Muhammad, s.a.w.
Di dalam maqam cinta, sang abid berpindah ke “Berdiri tegak memandang” (Mauqifil ithla) terus ke “ Berdiri tegak nan tenang” (Mauqifis Sukun).
Dengan demikian, maqam-maqam itu dari tahap ke tahap menjulang dengan kesimpulan:
Al muhadatsah (Ajakan berbicara).
At ta’aruuf (memperkenalkan, ajakan berkenalan)
Al makrifah (perkenalan)
Al isyhad (mempersaksikan, memperlihatkan)
At tatsbiet (keteguhan hati, ketapan)
At tamkin (penetapan berteguh)
AL wilayah (kewalian)
Al ishtifa’ (seleksi, dipilih)
Al i’timaan (diserahi amanat)
Al kasyf (tersingkap, terungkap)
AL khulaf (kawan setia, sahabat yang akrab)
Al mahabbah (cinta)
Al ithla’ (memandang)
Al qath’ ( memutuskan)
As sukun (tenang).
Pendekatan itu baginya
Tanda cinta
Bila sudah nyata
Maka tergulunglah semua antara
Segera terhapuslah
Warna dawat dan segala nama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar