Senin, 15 November 2021

Bab 5c Gunakan nafasmu untuk taat kepada Alloh'']

Kitab tajul 'Arus [Bab 5c ''Gunakan nafasmu untuk taat kepada Alloh'']

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ





Terjemahan Kitab

Tajul ‘Arus

Alhawiy li tahdzibin Nufus

Karya

Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari



Gunakan nafasmu untuk taat kepada Alloh.


Jangan kau gunakan nafasmu selain untuk taat kepada Alloh, jangan kamu lhat kecilnya nafas, akan tetapi lihatlah kedudukan nafas dan pemberian Alloh pada hamba-Nya.

 Jadi nafas itu ibarat mutiara. Apakah kamu pernah melihat orang yang melemparkan mutiaranya ketempat sampah/kotoran?. Apakah kamu hanya memperbaiki lahirmu sedang batinmu kau rusak?. Kalau seperti itu kau bagaikan orang yang sakit judzam(buduken) yang mengenakan pakaian baru, dari dalam pakaian keluar nanah yang bercampur dengan darah. Karena kamu hanya memperbaiki apa yang terlihat oleh manusia, dan tidak memperbaiki hatimu, yang hati itu makrifat Tuhanmu.

Hikmah(ilmu yang haq) itu seperti rantai. Apabila kamu mau merantai nafsumu dengan hikmah, maka nafsumu akan tenang(istirahat). Tapi apabilah hikmah itu kau buang, nafsumu akan bebas dan mencelakakan dirimu.

Contoh nafsu yang bebas itu seperti orang gila didalam rumahmu. Dia akan merusak rumah dan mmotong-motong pakaianmu. Apabila dia di ikat kamu akan tenang. Apabila talinya kau lepas dan kautinggal keluar, maka pasti membayakan.

Hai orang yang sudah tua, umurmu sudah kau habiskan. Maka dari itu apa yang sudah ketinggalan segera kau susuli. Kau sudah memakai pakaian putih yaitu uban. Pakaian putih itu tidak tahan kotor.

Hati itu seperti kaca cermin, dan nafsu itu seperti nafas, ketika kau bernafas didepan cermin maka cermin akan buram/hitam.

Hati orang yang lacut itu seperti kaca cermin wanita tua yang sudah lemah, yang ingin membersihkan kaca dan melihat dirinya didepan kaca cermin.

Dan hati seorang ‘Arif itu seperti kaca cermin pengantin baru, yang setiap hari selalu melihat dirinya dicermin itu, sehingga cermin tersebut selalu di gosok mengkilap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar