Kitab tajul 'Arus [Bab 8. "Bagian dari iman, bersaksi bahwa segala suatu itu semua dari Alloh ta’ala"
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemahan Kitab
Tajul ‘Arus
Alhawiy li tahdzibin Nufus
Karya
Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari
Bab 8
Bagian dari iman, bersaksi bahwa segala suatu itu semua dari Alloh ta’ala
Perumpamaan orang yang meyakini bahwa datangnya bahaya itu dari makhluk, itu seperti orang yang melempar anjing dengan batu, lalu anjing mencari batunya dan digigit. Anjing tidak tahu kalau batu itu tidak ikut berbuat apa-apa, jadi orang yang memandang datangnya bahaya/musibah itu dari makhluk, itu sama seperti anjing.
Orang yang meyakini/memandang datangnya kebaikan itu dari makhluk itu seperti kuda. kuda ketika melihat orang yang merawatnya ia akan mengibas-ngibaskan ekornya. Akan tetapi ketika didekati pemiliknya kuda itu malah tidak memberi hati yakni tidak menyenangkan hati pemiliknya.
Apabila kamu termasuk orang yang punya akal, seharusnya kamu meyakini dan memandang semua perkara itu dari Alloh. Dan jangan kau lihat perkara itu dari selain Alloh (makhluk).
Yang dikatakan orang tersesat itu bukanlah orang yang tersesat didalam hutan, akan tetapi orang yang tersesat itu orang yang tersesat dari jalan petunjuk yang benar.
Kamu mencari kemulyaan dari manusia dan tidak mencari kemulyaan dari Alloh.
Siapa saja yang mencari kemulyaan dari manusia jelas dia termasuk orang yang salah jalan/tersesat. Dan siapa saja yang salah jalan, pasti perjalanannya semakin jauh. Orang seperti inilah yang disebut benar-benar tersesat.
Apabila kamu mengucapkan “LAAILAHA ILLALLOH” Alloh menuntut apa yang kau ucapkan dan hak-haknya kalimat itu. Adapun haknya kalimat “laailaaha illalloh” yaitu kamu tidak boleh menisbatkan perkara apasaja kecuali hanya kepada Alloh taala.
Perumpamaan hatimu ketika kamu serahkan kepada nafsu, itu seperti orang yang bergantung pada orang yang akan tenggelam, maka keduanya akan tenggelam.
Dan perumpamaan nafsumu ketika kau serahkan pada hati, itu seperti orang yang menyerahkan dirinya pada orang yang ahli berenang dan kuat. Maka serahkanlah nafsumu pada hatimu.
Janganlah jadi orang yang menyerahkan hatinya pada nafsunya. Apakah kamu pernah melihat orang yang bisa melihat mengikutkan dirinya minta dituntun orang buta matanya. Tentu tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar