Kitab tajul 'Arus [Bab 8 b. "Jangan berbuat Dholim kepada hamba Alloh"
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemahan Kitab
Tajul ‘Arus
Alhawiy li tahdzibin Nufus
Karya
Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari
Jangan berbuat Dholim kepada hamba Alloh
Jadikanlah dirimu diwaktu pagi dan sore untuk tidak berbuat dholim kepada satu saja dari hamba Alloh, kamu termasuk orang yang beruntung. Lalu kalau kamu tidak berbuat dholim pada dirimu sendiri dalam hal hubunganmu dengan Alloh, kamu termasuk orang yang sempurna beruntungnya. Maka dari itu kunci kedua matamu, tutup kedua telingamu, hati-hati dan takutlah jangan sampai kamu berbuat dholim kepada hamba Alloh.
Tidak ada contoh yang pantas untuk menunjukan kecilnya akalmu, dan ketidak tahuanmu tentang pakaian yang kau pakai. Yaitu kamu seperti bayi yang masih dalam pangkuan ibu. Oleh ibu bayi diberi pakaian yang terbaik. Akan tetapi bayi tidak menyadarinya. Malah terkadang oleh anak bayi mengotori pakaiannya, dan terkena najis. Lalu oleh ibunya cepat-cepat diganti dengan pakaian lain, supaya tidak diketahui orang kalau pakaianmu kotor dan najis. Dan oleh ibu pakaian yang kotor dan najis itu dicuci. Akan tetapi anak bayi tidak tahu tentang apa yang di kerjakan oleh ibunya untuk dirinya, itu karena kecilnya akalnya.
Diceritakan dari Syeikh Abil Hasan as-Syadzili ra. Beliau berkata, “Aku diperintah, “Hai Ali, bersihkanlah pakaianmu dari kotoran. Kamu akan dijaga dan mendapat pertolongan dari Alloh dalam setiap nafasmu.”
Lalu aku bertanya, “apakah pakaianku itu?. Lalu dikatakan kepadaku, “Sesungguhnya Alloh telah memberi pakaian kepadamu berupa makrifat, lalu pakaian Tauhid, lalu pakaian Mahabbah, lalu pakaian Iman, lalu pakaian islam”.
Jadi siapa yang makrifat kepada Alloh, maka semua perkara akan menjadi kecil. Siapa yang cinta kepada Alloh, segala sesuatu akan menjadi tidak berharga. Siapa yang meng-Esakan Alloh, maka orang tersebut tidak akan menyekutukan Alloh dengan sesuatu. Siapa yang iman kepada Alloh, akan aman dari segala sesuatu. Siapa yang pasrah kepada Alloh, maka sedikit maksiatnya. Dan apabiala dia maksiat karena terpaksa/udzur. Dan apabila ia terpksa, maka diterima udzurnya.
Syeikh Abil Hasan berkata: “dari semua yang aku alami aku menjadi faham atas firman Alloh “WA-TSIYAABAKA FATOHHIR” dan pakaianmu bersihkanlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar