Kamis, 18 November 2021

Hati / qolbu


-

Lima Tingkatan dalam Qolbu Manusia

Said Agil Siraj
Republika/Damanhuri
Said Agil Siraj
Rep: Agus Raharjo Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih harus berbenah untuk membangun. Pembangunan paling penting justru pembangunan manusia Indonesia sendiri.

Saat memberi tausyiah di acara dzikir nasional Republika di masjid At-Tin semalam, Ketua Umum PBNU Said Agil Siraj mengungkapkan pembangunan paling penting pada manusia terletak dalam hatinya.

Hati memegang peran penting atas perilaku manusianya sendiri. Dia menyatakan bahwa:


🔴''Qolbu sendiri memiliki lima tingkatan,''

Tingkatan paling rendah, ungkap Said Agil, adalah 'basyiroh' atau mata batin. Setiap manusia pasti memiliki mata hati. Sebab, mata hati memiliki fungsi menerima pengetahuan agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Tingkat kedua adalah 'dhomir' atau moral. Fungsi moral adalah mengeluarkan satu perintah dari apa yang diperoleh mata hati. Yaitu, perintah untuk melakukan sesuatu atau melarang suatu perbuatan.

Tingkat hati ketiga, tambah Said Agil, adalah Fuad. Yaitu, hati sebagai hakim atas tindakan kita. Manusia yang masih mendengar 'Fuad' dalam hatinya itu termasuk umat yang harus bersyukur. Sebab, masih ada teguran dari hatinya sendiri kalau ada perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

"Kalau mau bertobat, sekaranglah saatnya, jangan menunggu nanti," tegas Said Agil Siraj.

Said Agil menambahkan tingkatan keempat hati adalah 'Asror''Asror' adalah kekuatan misterius yang ada dalam hati manusia. Namun, tidak semua manusia memiliki 'Asror' dalam dirinya.

Selain 'Asror', tingkatan hati yang tidak dimiliki oleh semua orang adalah tingkatan kelima yakni 'Latifah''Latifah' ini merupakan sesuatu yang lembut yang ada di dalam hati.

''Ini adalah 'software' hati kita. Fungsinya untuk menerima berita-berita dari langit. Namun, tidak semua orang memiliki hal ini,'' katanya. ''Tingkatan terakhir ini membutuhkan latihan agar ada dalam hati.''

Menurut Said Agil, latihan itu dengan cara kembali pada Alqur'an dan hadits. Lalu dengan memerjuangkan Islam. Sebelum memerjuangkan Islam, umat harus memerjuangkan tanah air lebih dulu. Tanpa tanah air, perjuangan Islam hanya sia-sia.

Sumber: Republika.co.id



5 tingkatan batin.

1. Basiro (mata batin)

2. Domir (moral / akhlak pada allah)

3. Fuad (hakim bagi diri)

4. Asror (kekuatan batin)

5. Latifa.


Untuk mencapai ke 5 tingakatn itu tentu harus membersihkan hati dari segala sesuatu selain allah. Dan untuk membersihkan itu kita membutuhkan tuntunan kitab dan guru, sebab untuk bisa membersihkan maka kita harus tau apa saja yang harus di buang dan bagian mana yang tidak boleh di buang, dan kitablah yang menjelaskan perkara perkara seperti ini.

Jangan belajar tanpa kitab,

Dan jangan belajar pada guru yang mengajarnya tanpa landasan kitab, karna jaman sekarang banyak yang sudah merasa menjadi wali tapi yang sebenarnya untuk di sebut sebagai salikpun dia tidak pantas dan bahkan tidak perna masuk ke makom salik sekalipun. Serta ilmu yang dia ajarkan pun tidak bersanad pada risalah rosul. Bahkan syirik menurut tasawuf dan syariat Islam, seperti: ajarkan hanya tenaga dalam, pelet susuk, penglaris, dan membuka mata batin untuk bisa melihat alam jin, padahal itu semua salah di mata ajaran tasawuf.

Silahkan bukalah kitab kitab karang Ibnu Attoilah, shaikh Abdul Qodir, Junaid albagdadi, Ibnu arabi, sedikitpun mereka tidak mengajarkan perkara itu, dan jikapun ada perkara keajaiban di luar nalar yang mereka jelaskan itu hanya murni dari pemberian Allah sebagai hadiah pelayanan dan pembelaan Allah kepada hambanya yang sudah terbukti Zuhud dengan benar dalam pandangan Allah dalam jangka waktu yang tidak singkat (ini menurut kami, yang tidak sependapat kami minta maaf), dan jika memang ada dari mereka yang mengajarkan hal serupa dengan itu maka kami membuka diri untuk menerimanya, silahkan tuliskan keterangan anda sebagai bukti di kolom komentar.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar