📓terjemahan kitab fathur robbani.
Shakh Abdul Qodir al-Jailani.
📄Majelis ke 13
"Mendahulukan Akherat dari pada Dunia"
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany
Selasa sore tanggal 4 Dzulqoidah tahun 545 Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata:
Anak-anak muridku, dahulukan akhirat dari pada dunia maka engkau akan memperoleh keuntungan dari keduanya. Bila dunia engkau dahulukan dari akhirat, niscaya engkau rugi secara menyeluruh, bahkan siksaan menantimu.
Mengapa engkau sibuk berurusan dengan sesuatu yang tidak di perintahkan melakukannya. Bila engkau tidak berambisi atas dunia niscaya alloh akan mengekalkan pertolongan-Nya, dan melimpahkan taufiq saat pencabutan kembali dunia itu. Jika engkau mengambil sesuatu dari dunia, sama artinya engkau sia-siakan barokah yang ada di sana. Orang mukmin itu, siaga beramal untuk dunia dan akhiratnya. Beramal untuk dunia menyampaikannya menurut kehendak yang di butuhkan di sana.
Terimalah dunia seperti bekal penumpang, kamu jangan sampai menariknya menurut sukamu. Orang dungu itu, setiap cita-citanya tertuju pada dunia, sedangkan orang arif setiap cita-citanya adalah untuk akhirat lalu menuju Tuhan. Bila engkau tarik kesenangan dunia sampai membumbung mencapai taraf nafsu atau syahwat, maka perhatikan sebentar siapa penguasa pencerai berai. Karena hal itu, tidak menguntungkamu, maka tahanlah nafsumu dan ajarlah dia di sisi Al-Haq. Siddik (orang yang benar) itu mengetahui ikatan di antara sesama mereka. Setiap individu di antara mereka mencium bau menerima kebenaran akhir.
Wahai pemaling dari alloh dan orang-orang dari hamba-Nya, justru menghadap makhluk dan berserikat bersama mereka, sampai kapan engkau menghadap mereka? mereka bermanfaat bagimu. Di tangan mereka tidak mengandung nista atau manfaat juga tidak ada pemberi atau pencegah. Tiada pembeda antara mereka dan seluruh manusia jika di kaitkan dengan nista dan manfaat. Penguasa hanya satu, pelimpah nista hanya satu, penyampai manfaat ada satu, penggerak dan pendiam Cuma satu, pemberi dan pencegah juga satu. Dia Maha pencipta dan Pelimpah Rizki dialah adalah alloh Azza wa Jalla, Dia qadim lagi Azali untuk selamanya. Dia ada sebelum makhluk, sebelum nenek moyangmu atau orang-orang kaya di antaramu. Dia Maha pencipta langit dan bumi dan segala keberadaan di dalamnya :
“Tiada sesuatupun serupa dengan Dia, dan Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.” (Qs. XLII:11).
Amboi sebalnya engkau, wahai hamba alloh. Apa engkau belum tahu proses penciptaanmu sebenarnya? Bagiku, jika di hari kiamat ada sesuatu dari alloh, tentu aku bawa segala bebanmu dari awal sampai akhir ceritamu.
Wahai pembaca (Al-Qur’an) bacalah untuk alloh yang satu tanpa melibatkan penghuni langit atau bumi.
Setiap orang beramal dengan amaliahnya maka terjadilah jalan tembus antara dia dan alloh, sebagai jalur hati untuk mencapai ke sana.
Sedang engkau, wahai ilmuwan selalu ribut dengan kata “menurut” (katanya) dan segala upayamu yang berupa harta. Padahal hal itu jika sampai ke tanganmu hanya berupa ilustrasi tanpa arti. Bila alloh menghendaki seorang hamba lebih baik ilmunya, untuknya suatu pengamal dan ikhlas. Ia di kabulkan sebagaimana pengabulan terhadap doa Musa a.s. Maka Dia berfirman kepada Musa a.s. :
“Dan Aku telah memilih engkau untuk diri-Ku.” (Qs.XX:41)
Anak-anak muridku, jangan engkau putus asa atas rakhmat alloh dan kekal bersama maksiat yang menyebabkan dosa besar, sucikan busana agamamu dari najis dengan air taubat, tetap bersama Dia dan ikhlas di samping-Nya.
Takutlah tepat itu yang menempatkan dirimu, karena bagaimanapun dirimu berpaling sorot mata binatang buas tetap mengitarimu, penyakit terus mengikutimu semua itu datang dari Dia – karena itu kembalilah kepada alloh sepenuh hati. Engkau jangan makan dari hasil burukmu atau yang keu peroleh dengan syahwat atau nafsu. Engkau jangan makan kecuali di sertai dua saksi adil yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Kemudian carilah penyaksi lain saat dua penyaksi itu telah menyatu dalam hati. bila di kumandangkan suara Kitab dan Sunnah, maka hatimu menanti bagian perempat, itu adalah perbuatan alloh. Engkau jangan seperti lentera malam yang memijari sekelilingnya sedang ia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Inilah sesuatuu yag tidak bisa di peroleh dengan tahili, tamanni, takalluf, dan tasni. Ia sesuatu beban dalam hati dan seddaqah perbuatanmu yakni melakukan sesuatu pekerjaan yang bermotif karna alloh semata.
Anak-anak muridku, sehat itu tergantung peninggalan mencari yang jernih. Kaya menurut peninggalan mencari kaya, dan pengobat menurut peninggalan mencari pengobat. Semua obat terletak dalam penyerahan diri di hadapan alloh, memutus causalitas dan pengosongan diri dari tuhan-tuhan selain Tuhan Al-Haq. Terapi yang manjur terletak dalam pengesaan alloh menurut hati, bukan lisan. Tauhid dan zuhud keduanya tidak ada dalam tubuh atau lisan. Tauhid terletak dalam hati, zuhud di hati, ma’rifat di hati, takwa di hati, pengetahuan tentang alloh di hati, cinta alloh dalam hati dan dekat dengan-Nya juga dalam hati.
Jadilah orang berakal, jangan main gila-gilaan, jangan berbuat macam-macam dusta riya dan munafiq. Setiap tujuan mahkuk makhluk. Bila engkau tahu kala dirimu melangkah beserta hati menuju makhluk itu cukup memperjauh diri dari alloh.
Engkau mengaku pencari Al-Haq, ternyata engkau mencari makhluk. Dirimu di ibarat orang yang berkata: "Aku hendak pulang ke Makkah dengan tujuan ke Parsi, tapi engkau berangkat dari Makkah"
Engkau mengaku bahwa hatimu telah bebas dari makhluk yang mengikat, sedang engkau takut dan masih mengharap mereka. Lahiriamu benci tapi batinmu senang mereka. Lahiriamu bertemu alloh dan hatimu bersama makhluk. Inilah perkataan yang tidak cukup hanya dengan pengakuan lisan. Inilah tingkah yang di dalamnya tidak terdapat makhluk, dunia, akhirat dan selain alloh. Dia Maha Satu tidak menerima kecuali satu. Dia satu tidak menerima sekutu, karena Dia sesungguhnya bertolak belakang dengan ketentuanmu, dan terimalah ketentuan yang di terapkan untukmu.
Semua makhluk lemah & ketentuan alloh berlaku atas diri mereka. Kuasa alloh juga meliputi segala sesuatu atasmu dan mereka. Goresan kalam dari ilmu-Nya tentang sesuatu tetap berlaku untukmu dan mereka.
Peng-esa alloh yang salih menjadi pertanda kebenaran alloh pada makhluk. Di antara mereka ada yang suka terlepas dunia dari sudut lahiria maupun batinia. Dan di antara mereka ada pula yang terlepas dunia hanya dari sudut batinia saja. alloh tidak menampakkan dalam batinia mereka sesuatupun. Itulah hati orang-orang sufi. Siapa mampu melakukan ketentuan ini, sungguh ia di penguasakan dari makhluk. Dia pemberani menentang yang batil. As-Syaja (berani tanpa rasa takut kepada siapapun kecuali alloh), adalah orang yang menyucikan hati selain alloh, kemudian tegar bertempat di pintu-Nya dengan pedang tauhid yang di liputi syari’at. Saat itu tiada satupun makhluk mampu menerobosnya untuk membangun hati dengan kegoncangannya. Syara’ mengajari lahiri, tauhid dan ma’rifat sama-sama mengajari batinia. Alangkah jauh beda antara kata mereka dan kata kami, tentang sesuatu yang kembali. Engkau ucapkan ini haram, justru engkau pencetak dosa besar, dan halal sedang engkau tidak melakukan. Ternyata dirimu dalam kefusian yang amat. Nabi saw. bersabda :
“Celaka bagi orang-orang bodoh sekali dan bagi orang-orang pintar sekali.”
Suatu kecelakaan bagi orang bodoh, mengapa tidak mau berdidik, dan tujuh kali kecelakaan orang berilmu. Ia berilmu tetapi tidak beramal, maka lenyaplah barakah ilmunya dan lepaslah tanda baginya. Berilmu lalu beramal dan mengasing dalam tempat pengasinganmu dari makhluk kemudian memperbaiki cinta alloh. Bila mana pengasingan dan cintamu bersih niscaya hal itu semakin memperdekatkanmu kepada Dia dan mengosongkan yang lain. Jika di kehendaki perbuatan tersebut mampu memasyhurkan atau memperharum namamu di hadapan makhluk, bahkan semakin menambah pembagianmu.
Dengar dan camkanlah,
wahai pendungu alloh beserta para wali-Nya.
Wahai para pentaat alloh dan
para wali-Nya, kebenaran mutlak hanya Al-Haq Azza wa Jalla, sedang batil terletak padamu.
Wahai makhluk ketahuilah bahwa alloh terletak di hati, rahasia dan al ma’ani. Sedang batil terletak pada nafsu hawa, tabiat tradisi, dunia dan apa saja selain Dia. Demikian hati, jaga sampai meperdekat pada alloh; yang Mahaqadim, azali lagi Abadi. Engkau jangan sarati dirimu melebihi bebanmu,
wahai munafik. Yang ada di sisimu tidak lebih baik daripada ini. Engkau penghamba kepada makanan, pakaian, kendaraan atau penguasaanmu. Hati orang benar (siddiqin) itu pergi dari makhluk menuju Al-Haq.
Ulama” yang beramal dengan ilmunya itu mengganti para salaf. Mereka adalah pewaris Nabi dan pembenteng orang-orang yang berada di belakangnya. Mereka pemuka di hadapan mereka, memerintah untuk kebangkitan agama dalam pusat syari’at dan membentengi kehancurannya. Di hari kiamat mereka terkumpul bersama para Nabi, maka mereka di limpahi pahala dari alloh. Tuhan membuat misal orang pandai (berilmu) yang tidak di sertai amal laksana himar.
Di firmankan:
"Laksana himar yang memikul kitab-kitab.”
Al-asfar adalah kitab-kitab. Bergunakah himar memikul setumpuk kitab? Ia tidak menghasilkan apapun kecuali lelah. Siapa bertambah ilmu seharusnsya bertambah takut serta patuh kepada Tuhan.
Wahai pengaku berilmu. Mana tangismu karena takut alloh?
Di mana takut dan khatirmu?
Mana kesadaranmu terhadap dosa-dosamu?
Mana perhubunganmu untuk menerangi kegelapan untuk patuh kepada alloh, mana penghajar nafsu dan pemberantasanmu padanya di hadapan alloh? Citamu hanya busana hidup, makan, kawin, kedai, kumpul bersama orang-orang ramai, dan menjalin mesra bersama mereka. Cukuplah cintamu seperti ini, kalaupun engkau dapat bagian tentu bermacam sesuatu itu mendatangimu menurut ketentuan waktunya, sedang hatimu santai dalam penantian dan loba yang berat tegar bersama alloh.
Wahai cahaya,
kesunyianmu rusak, tidak suci dari najis dan tidak bersih. engkau beramal dengan hati tapi di dalamnya tak ada tauhid serta ikhlas yang bersih.
Wahai penidur, engkau jangan tidur untuk mereka, wahai yang berpaling, engkau jangan berpaling dari mereka, wahai pelupa engkau jangan lupa, wahai para peninggal engkau jangan tinggalkan itu, wahai pendungu kepada alloh dan Rasul-Nya, orang-orang dahulu dan sekarang, engkau laksana tonggak kayu yang panjang, ia tidak membuat kebaikan sesuatupun.
Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar