Kamis, 11 November 2021

Majelis ke 16"Beramal dengan Al-Qur’an"

 📓terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 16"Beramal dengan Al-Qur’an"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


Selasa sore tanggal 11 Dzulqoidah tahun 545 Hijriyah di Madrasah





 Beliau berkata:



Hasan al-Basri pernah berkata : Rendahkanlah dunia karena dunia, demi alloh karna dunia itu tidak baik kecuali setelah dihinakan.”



Anak-anak muridku 


beramal dengan Al-Qur’an itu memperhentikanmu dari persemayaman alloh, dan beramal dengan sunnah itu memperhentikanmu di persemayaman Rasulullah Muhammad saw. 



Engkau jangan henti-hentinya mengamalkan Al-Qur’an, setiap hari dan cita cita. Ia sebagai pengharum dan sumber peresapan kaum tasawuf. Karena rahasia mereka dan penghiasnya pada Al-Qur’an. Ia juga sebagai pembuka pintu pendekat. Ia pendampar, ia penyambung di antara hati rahasia dan antara Tuhannya. Kala engkau melangkah menujunya niscaya keceriaanmu bertambah.



Orang bodoh itu menanti kepastian lalu mencabutnya, sedang orang berilmu mengiringinya dan rela atas kepastiannya. 



Wahai orang miskin, engkau jangan menanti kepastian dan bersedih karenanya, sebab itu bisa membinasakanmu. Orang yang berbalut tekad adalah orang yang menerima kehendak alloh dan membebaskan hati dari makhluk, lalu menuju Tuhan. Perjumpaanmu sepenuh hati, sirr dan hati kecilmu, bila engkau bertahan tentu engkau mengikuti alloh, Easul-Nya dan orang-orang shalih. Jika engkau mampu membantu orang-orang shalih lakukanlah, karena mereka labih baik darimu di dunia atau di akhirat.



Seandainya engkau dapat menguasai dunia seluruhnya, sedang hatimu tetap tidak seperti hati mereka, tentu engkau tidak memiliki mutiara. Setiap orang yang berhati baik kepada alloh dan ia di kitari dunia dan akhirat, tentu bila menghukum orang awam dan khowas (orang-orang pintar) dengan ketentun hukum alloh.



Mana mungkin engkau terhubung dengan mereka. karna setiap citamu tidak lain hanya tertuju pada makanan, minuman, pakaian, kawin dan segala isi dunia, bahkan engkau juga rakus padanya. Bekerja yang semata-mata di dasari perkara dunia bisa membawa kebatilan dalam perkara akhirat. Nabi saw. menjelaskan :


“Seungguhnya alloh mempunyai dua orang malaikat yang setiap hari pagi dan sore selalu mengumandangkan panggilan : wahai bani Adam bersiap-siaplah untuk mati, bangkitlah untuk binasa dan berkumpullah untuk bermusuhan.”



Orang beriman tentu berniat baik dalam segala tindakannya. Ia tidak beramal di dunia ini tetapi justru membangun dunia untuk akhirat. Ia meramaikan 


masjid-masjid, 


madrasah-madrasah, 


pondok-pondok dan 


menuntun jalan kaum muslimin. 


Jika membangun tanpa tujuan ini, maka maka dia akan membangun untuk keluarga, orang miskin, orang fakir dan tidak lebih dari itu. 


Ia mengerjakan ini hingga terbangun megah, baginya akhirat sebagai penggantinya. Jadi ia tidak membangun semua itu karena mengikuti hawa nafsu. Jika anak Adam telah bersih seperti ini niscaya ia bisa menerapkan diri selalu bersama alloh dan hidup bersama Dia. Hatinya tetap berhubungan dengan para Nabi dan Rasul. Terimalah apa saja yang datang darinya, baik dalam bentuk kata atau perbuatan, iman dan yakin. Maka dunia dan akhirat berhubungan dengan mereka.



Orang yang berdzikir 


alloh memulia hidup dengan peralihan dari satu kehidupan menuju kehidupan lain, tiada kata mati baginya kecuali sesaat. Bila dzikir telah bertempat dalam hati, dzikir yang demikian itu bisa langgeng (daam) walaupun ia tidak berdzikir melalui lisan. Selagi hamba mempunyai dzikir yang daam (langgeng) maka langgeng pula kebersamaan dengan alloh, dan keridaannya bersama perbuatan alloh Bila tidak serasi dengan Al-Haq, dalam pengembalian diri di musim panas, kecuali musim panas itu tidak memanasi kita. Dan jika tidak serasi dengannya dalam musim dingin kecuali kita tersejuki oleh musim dingin. Keserasian keduanya itu mendatangkan siksa. Nah, demikian lukisan keserasian antara bala’ dan afat yang mendatangkan kesedihan, kesempitan, dan kesulitan, hati bosan, keluh kesah saat datangnya. Alangkah mengagumkan ketentuan atas manusia, dan alangkah indah keadaan mereka. Setiap yang datag pada mereka dari alloh menjadi penyembuh. Mereka di penglihatan orang banyak seperti Ashabul Kahfi di dalam gua mereka, sebagaimana dikatakan dalam porsi kebenaran mereka.



“(Saat mereka dalam keadaan tidur) Kami balikkan mereka ke sebelah kanan dan sebelah kiri (Qs.XVIII :18).



Mereka itu orang yang lebih berakal, mereka sama memikirkan apapun yang datang dari Tuhan dalam segala keadaannya demikian perasaan mereka.



Celaka, 


engkau berbuat mengikuti perbuatan ahli neraka mengharap surga. Atas perbuatan ini sesungguhnya engkau  telah rakus yang tidak pada tempatnya. Engkau jangan terperdeaya oleh keindahan dunia yang engkau sangka terjadi atas dirimu. Dalam waktu dekat hal itu niscaya akan di cabut darimu. alloh akan membuka kehidupanmu hingga engkau tunduk.



Apa engkau kira dunia untukmu dan engkau beramal di sana menurut kemauanmu. Sama halnya afiatpun akan lepaskan darimu, kaya, aman, mulia dan segala yang ada padamu yang berupa nikmat juga lepaskan. Engkau jangan lupa melepaskan semua itu, walaupun selangkah. Karena bagaimanapun juga engkau mencarinya dan meminta darinya. karna segala sesuatu berupa nikmat yang kamu miliki hanyalah dari alloh. Maka mintalah pertolongan melalui perbuatan itu atas dasar taat.



Ada Ulama berkata:


“bersegeralah menuju alloh melalui makhluk dan jangan berseimbang dengan mereka untuk alloh.” Tercerailah orang yang menceraikan alloh dan di besarkanlah orang yang berbesar.



Belajarlah untuk perimbangan dengan alloh melalui hamba alloh yang shalih yang sama berimbang (muwafaq) bersama alloh




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar