Kamis, 11 November 2021

Majelis ke 3 "Jangan Berhayal Kaya"

 ðŸ““terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke 3 "Jangan Berhayal Kaya"



Pengajian Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani


Jumat 8 syawal 545 H.





Beliau mengatakan:





Wahai para fakir, janganlah kalian mengkhayal kaya, siapa tahu kekayaanmu bisa menyebabkan kehancuranmu. 


Wahai orang yang sakit janganlah mengkhayal akan kesembuhan, siapa tahu kesembuhanmu justru menjadi penyebab kerusakanmu. 


Jadilah kalian orang yang cerdas. Jagalah buahmu agar terpuji perkaramu. Terimalah kadar yang di berikan Allah dan janganlah berharap lebih. Sebab segala yang yang di berikan Allah Azza wa-jalla melalui permintaanmu bisa menjadi kotoran dan amarah. Kecuali jika sang hamba di perintahkan melalui hatinya agar meminta kepadaNya. Manakala hamba di perintahkan memohon ia akan mendapatkan berkah dan kotorannya di buang.




Celaka anda, jika anda mengucapkan bahwa diri anda sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak. Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, tapi kenyataan khalwat anda tidak.


Hendaknya permohonan anda lebih pada permohonan agar di beri ampunan, kesehatan Allah selamanya, baik dalam beragama, di dunia maupun di akhirat. Terimalah ini saja, anda sudah cukup.



Janganlah anda menginginkan di luar pilihan Allah swt, juga jangan anda pasra oleh keterpaksaan karena bisa membinasakan anda. Jangan pula memaksa Allah Ta’ala dan makhlukNya melalui sebab akibat dirimu, dengan kekuatanmu dan hartamu, karena itu bisa memukul balik diri anda. Sebab semua itu bisa di ambil oleh Allah, dan jika Dia mengambilnya akan terasa menyakitkan diri anda.





Celaka anda, jika anda mengucapkan sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak. Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, tapo kenyataan khalwat anda tidak.


Ketahuilah, ketika anda sholat, puasa, dan melakukan semua perbuatan anda yang baik, manakala tidak mengembalikan semua itu kepada Allah Ta’ala, sesungguhnya anda telah munafik dan jauh dari Allah Azza wa Jalla.


Sekarang juga, bertobatlah kepada Allah Azza wa-Jalla dari seluruh perbuatan dan ucapan anda dan tujuan-tujuan anda yang hina.



Kaum Sufi, sama sekali tidak menciptakan amalnya. Mereka adalah kaum yang bahagia, senantiasa yakin kepada Allah, menyatu, mukhlis dan bersabar atas cobaan-cobaan Allah Ta’ala. Senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat allah dan kemurahanNya. Mereka berdzikir dengan lisannya, kemudian dengan qalbunya, lalu dengan Sirrnya. Manakala datang berbagai hidangan dari makhluk, mereka hanya tersenyum wajahnya. Karena raja-raja dunia sudah termakzulkan (telah jatuh) di mata mereka. Semua orang di muka bumi adalah mayat-mayat, orang-orang lumpuh dan orang-orang sakit. Para fakir syurga senantiasa bersandar padanya, seakan-akan mereka adalah pelindung. Neraka bersandar kepada mereka, lalu neraka termatikan apinya. Tidak bumi, tidak langit, langit dan bumi bukan tempatnya. Arah penjurunya hanya satu arah. Mereka dengan penghuni dunia, lalu mereka dengan penghuni akhirat, lalu mereka bersama dengan Tuhannya dunia dan akhirat.



Mereka bertemu Allah dan mencintaiNya. Mereka berjalan bersama Allah dengan jiwanya hingga wushul kepadaNya, sampai mereka meraih kasih sayangnya sebelum mereka bergegas berjalan menuju kepadaNya. Terbukalah pintu antara diri mereka dengan Allah. Allah mengingat mereka sepanjang mereka mengingatNya. Hingga dzikir mereka menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Mereka telah sirna dari yang lain, dan maujud bersama Allah Ta’ala. Dengarkan Allah Ta’ala berfirman:


“Ingatlah kepadaKu, Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan jangan ingkar padaKu.”



Lazimkan berdzikir kepadaNya dengan harapan hanya mengingatNya, karena Allah berfirman:


“Aku bermajlis dengan orang yang berdzikir kepadaKu.”


Hindarilah bermajlis dengan makhluk (walaupun anda di sana), dan bersimpuhlah untuk dzikir kepadaNya, agar engkau bermajlis dengan Allah.



Wahai kaum Sufi, janganlah kalian sok gila, dan kalian menjadi gila. Ilmu ini tidak akan memberi manfaat kepadamu tanpa kamu mengamalkannya. Mereka sangat membutuhkan agar bisa mengamalkannya, dengan ketegasan yang hitam di atas yang putih, yaitu aturan Allah (lahir dan batin) (yaitu alqur-an hadis dan tasawuf) yang anda amalkan hari demi hari, tahun demi tahun sampai akhirnya berbuah.




Anak-anaku… 


Ilmumu memanggil-manggilmu… 


(dia berkata)


”Akulah yang akan berargumen padamu manakala tidak engkau amalkan. Dan aku akan menjadi argumenmu jika engkau mengamalkanku…”


Rasulullah saw, bersabda, 


“Ilmu membisikkan pada amal, manakala ia menjawab. Jika tidak menjawab, ia akan segera pergi…”


Hilanglah barokah ilmu dan tinggal bencananya. Pergilah syafaat ilmu bagimu dari Tuhannya. Bahkan masuknya ilmu terputus dalam kebutuhanmu. Ia pergi, karena tinggal kulitnya ilmu saja. Sebab isi ilmu adalah amal.


Anda semua mengikuti Rasul saw, menjadi tidak sah, manakala anda tidak mengamalkan apa yang telah di sabdakannya. Jika anda mengamalkan atas apa yang di perintahkan kepada anda, maka hati dan rahasia batin anda menghadap kepada Tuhannya. Ilmumu mengundangmu, tapi anda tidak mendengarkannya, karena kamu sudah tak punya hati lagi. Karena itu dengarkanlah panggilannya dengan telinga hati dan sirrmu. Terimalah ucapannya dan dengarkanlah engkau akan dapat manfaatnya. Ilmu dengan amal akan mendekatkan dirimu pada Yang Maha Ilmu yang menurunkan ilmuNya.




Jika engkau mengamalkan aturan ini, yang merupakan Ilmu awal, akan mengikuti pula Kenyataan Ilmu yang kedua, yang membuat terpancarnya dua sumber yang mengaliri hatimu berupa aturan dan ilmu lahir dan batin. Di sinilah kalian harus membersihkan semua itu, dengan Zakat kepada sesama. Zakatnya ilmu adalah menyebarkan dan dakwah menuju kepada Allah Ta’ala.



Anak-anakku, sabar itu ada balasannya. Alloh berfirman:


“Sesunggunya orang-orang yang bersabar di beri balasan pahala tanpa terhingga.”


Karena itu makanlah dari hasil jerih payahmu, jangan makan dari hutangmu. Bekerjalah dan makanlah dari kerja itu, karena kerja orang beriman itu adalah tahapan bagi kaum shiddiqin, dan tak ada bagian dari kerja mereka kecuali di peruntukkan menolong kaum masakin dan fuqoro yang mengharapkannya. Itu berarti kalian menyampaikan rahmat kepada sesama, demi meraih Ridlo Allah Ta’ala dan cintaNya kepada mereka. Dengarkan apa yang di ucapkan oleh Nabi SAW:


“Manusia itu adalah keluarga Allah Azza Wa-Jalla, dan manusia yang paling di cintai Allah adalah yang paling berguna bagi keluarganya.”



Para Wali-wali Allah itu senantiasa tidak memiliki kecenderungan hatinya kepada makhluk. Mereka seperti lumpuh buta dan tuli. Manakala hatinya dekat dengan Allah Azza wa-Jalla mereka tidak mendengar siapa pun kecuali mendengar Allah, tidak melihat hatinya, kecuali melihat Allah. Ia berada dalam nuansa kedekatan dan terhapuskan oleh Kharisma Ilahi, dan terlimpahi cinta yang dahsyat kepada Sang Kekasih. Mereka berada di antara Jalal dan Jamal-Nya, tidak menengok ke kanan maupun ke kiri. Mereka hanya melihat ke depan, tanpa ke belakang. Manusia, Jin, Malaikat ingin membantunya, dan begitu juga semua makhluk, membantu dengan aturan dan ilmu. Mereka para Kekasih Allah itu mengkonsumsi Fadlalnya Allah dan meminum KemesraanNya. Dari konsumsi Fadlal itu mereka makan, dan dari minuman Kemesraan itu mereka menegaknya. Mereka mendengarkan ucapan-ucapan makhluk. Mereka di satu lembah dan makhluk itu di lembah lain. Mereka menyerukan makhluk itu atas perintah Allah Azza wa-Jalla, dan mencegah kemungkaran atas larangan Allah Ta’ala, sebagai pengganti Nabi muhammad SAW. Merekalah pewaris yang hakiki. Karena mereka di sibukkan mengembalikan makhuk ke Pintu Allah. Mereka berada dalam HujjahNya.


Mereka menempatkan segalanya pada porsi masing-masing dengan memberikan limpahan fadlal dari Allah. Mereka tidak mengambil hak-hak makhluk itu, bahkan juga tidak untuk menuruti kebutuhan dirinya dan alamiyah nya. Mereka hanya mencintai demi Allah, dan marah pun demi Allah. Semuanya hanya untuk Allah, bukan untuk lainNya.


Siapa pun yang bisa memenuhi ini, maka ia benar-benar telah sempurna pergaulannya, dan ia berhasil selamat dan bahagia. Lalu semua makhluk mencintai mereka, baik manusia, bumi langit, Jin dan Malaikat.



(Wahai para penempuh yang menyertaiku, dan wahai yang menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat)


Wahai orang munafik! Wahai penyembah berhala sesama makhluk! Wahai orang yang menyembah dunia, yang senantiasa lupa dengan Allah Ta’ala. Anda ingin mengandalkan apa yang ada di tangan anda? Sungguh anda tidak akan dapat kemuliaan dan kehebatan.


Serahkanlah dirimu dan bertaubatlah. Belajar dan amalkanlah ilmumu dengan ikhlas. Jika tidak, anda tidak akan dapat hidayah.


Sungguh antara aku dan kalian tidak ada permusuhan, hanya aku ingin menyampaikan yang benar, saya tidak ingin membelokkan anda dari agama Allah Ta’ala. Karena anda terdidik dari ucapan keras para masyayikh, ucapan asing dan aneh para Sufi. Jika ada ucapanku yang muncul, ambillah itu dari Allah Azza wa-Jalla, karena Allah-lah yang hakikatnya mengucapkanNya untukku. Jika kalian masuk kepadaku, masuklah dengan ketiadaan dari hawa nafsu anda. Sebab jika anda punya matahati sesungguhnya akupun tampak tidak ada. Tetapi karena bencana penyakit kefahaman menimpa anda.



Wahai para penempuh yang menyertaiku, dan wahai yang menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat. Namun siapa yang bertobat di hadapanku, menjadi muridku dan husnudzon padaku, mengamalkan apa yang aku ucapkan ini, Insya Allah Azza wa Jalla akan mendidik kalian.


Para Nabi itu dididik oleh Allah Azza wa-Jalla dengan KalamNya, sedangkan para Auliya di didik dengan IlhamNya dalam Qalbu. Karena mereka adalah para pewaris wasiat Nabi dan khalifah-khalifah serta generasinya. 


Allah berkata, dan berkata kepada Musa As, Allah yang bicara kepada Musa, bukan makhluk yang bicara. Yang bicara adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. Allah bicara dengan KalamNya yang di fahamkan pada nabi Musa As, hingga di fahami akalnya tanpa perantara. Allah berbicara kepada Nabi kita Muhammad saw, tanpa perantara. Inilah Al-Qur’an, penghubung Allah al-Matin. Al-Qur’an berada di antara diri kalian dan Tuhan kalian, Maha Agung dan Maha luhur Dia. Jibril menurunkannya dari langit, dari Sisi Allah Azza wa Jalla, kemudian di turunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana Nabi katakan dan kisahkan. Tidak boleh mengingkari al-qur-an atau menentangnya. Ya Allah berilah petunjuk semuanya, dan taubatkanlah semuanya, rahmatilah semuanya.



Riwayat dari Amirul Mukminin al-Mu’tashim Billah, ra, ia mengatakan ketika menjelang wafatnya. 


“Demi Allah aku bertobat kepada Allah Azza wajalla, karena tindakanku pada Ahmad bin Hambal, hanya karena aku tidak ingin taklid sedikitpun pada perkaranya, sedangkan orang lain bertakdlid untuk itu.”



Wahai orang-orang yang sangat perlu di kasihani (Miskin). Tinggalkanlah bicara hal-hal yang tidak berguna bagi anda. Tinggalkan Ta’ashub (fanatik) mazhab. Sibukkanlah dirimu dengan hal-hal yang berguna bagi dunia dan akhiratmu. Anda akan melihat kabarmu dalam waktu dekat. Andapun akan ingat ucapanku. Anda akan melihatnya ketika berada di depan penikam, sedangkan di kepalamu tak ada pelindung. Sungguh luka akan menyertaimu.


Karena itu kosongkan hatimu dari kesusahan dunia, karena anda juga akan meninggalkannya dalam waktu dekat. Jangan anda berambisi mencari keenakan hidup di dunia, karena tidak akan pernah anda raih juga. Nabi Saw sampai bersabda, “Hidup yang sesungguhnya adalah kehidupan akhirat.”



Pendekkan imajinasi khayalanmu. Karena zuhud telah datang padamu di dunia. Zuhud itu seluruhnya adalah pendek angan-angan khayalan. Jauhilah teman-teman burukmu, putuskanlah rasa cinta antara dirimu dan mereka, lalu sambunglah pergaulan anda dengan orang-orang saleh. Jauhilah, jangan dekati kawan-kawan buruk, dan datangilah sahabat-sahabat yang baik. Semua yang anda sayangi adalah sahabat-sahabat dekat anda. Karena itu pilihlah siapa yang anda sayangi.


Kaum Sufi pernah di tanya, “Apakah kekerabatan itu?”maka Di jawab, “Kasih sayang.”



Tinggalkan usaha mencari 


sesuatu yang sudah di bagi untuk anda, 


dan yang belum di bagi. 


Karena 


mencari sesuatu yang sudah jelas bagiannya akan menimbulkan rasa payah. 


Dan pencarian terhadap yang belum di bagi menimbulkan kehinaan dan kesengsaraan. Karena itu Nabi SAW bersabda, 


“Di antara jumlah dari siksaan-siksaan Allah adalah berambisi mencari sesuatu yang belum di bagikan oleh Allah padanya.“ oleh Sang Pencipta.



Wahai anak-anakku… Carilah bukti melalui ciptaan Allah Azza wajalla, bertafakkurlah atas ciptaan itu, anda akan meraih wushul kepadaNya.


Orang beriman yang yakin, yang ‘arif, memiliki dua mata yaitu mata lahir dan mata batin. Dua mata lahir melihat ciptaan Allah, dan dua mata batin melihat apa yang ada di balik ciptaan Allah Azza wa-Jalla di langit dan di bumi. Lalu terbukalah hijab, tanpa keserupaan dan bentuk, lalu dia menjadi sangat dekat kepadaNya, sangat mencintaiNya. Bahkan sebagai Sang Kekasih, Dia tak menyembunyikan DiriNya. Hijab tersingkap dari qalbu yang sudah kosong dari makhluk, dari nafsu dan dari watak naluri, terbuka dari hawa nafsu dan syetan. 


Ia di beri kunci-kunci perbendaharaan bumi dari TanganNya, hingga ia berada di antara batu dan berlian. Jadilah anda orang cerdas untuk memahami apa yang aku katakan ini, karena aku bicara dari lubuk kata yang dalam, dengan mutiara, rahasia dan hakikat maknanya.



Anak-anakku…Janganlah kalian mengadu, kepada makhluk. tetapi Mengadulah kepada allah semata, karena, Dialah yang membuat takdir. jangan mengadu pada Selain Dia.


Di antara perbendaharaan kebaikan adalah menyembunyikan 


rahasia, 


musibah, 


bencana, 


rasa sakit 


dan sedekah, 


tangan kanan anda memberi sementara tangan kiri anda tidak tahu. Takutlah dengan lautan dunia, karena banyak makhluk tenggelam tidak selamat, kecuali beberapa makhluk saja yang selamat. Lautan dalam yang menenggelamkan semuanya. Hanya saja Allahlah yang menyelamatkan hamba-hambaNya yang di kehendakiNya, sebagaimana kaum mukminin yang di selamatkan di hari qiyamat dari api neraka. Karena semuanya telah di beri peringatan, dan Allah menyelamatkan yang di kehendakiNya.


“Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah di tetapkan.”


Allah berfirman, pada api “Jadilah di ngin dan menyelamatkan” sehingga, hambaKu yang beriman, yang senantiasa ikhlas padaKu, yang berhasrat mencintaiKu dan mengesampingkan selain DiriKu.


Allah, juga berfirman berfirman pada apinya Namrud yang hendak membakar Ibrahim as. Maka Allah Azza wa-Jalla pun berkata, “Wahai lautan dunia, jangan engkau tenggelamkan hamba yang di kehendaki, tercinta ini.” Lalu hamba itupun selamat dari lautan duniawi, sebagaimana Musa as, dan kaumnya di selamatkan dari lautan itu. Allah memberikan fadhlNya kepada yang di kehendakiNya.


“Dan Allah memberikan rizki pada yang di kehendaki tanpa terhingga.”



Seluruh kebajikan itu di tangan Allah, pemberian dan pencegahan juga di Tangan Allah, kaya dan miskin juga di TanganNya, kemuliaan dan kehinaan juga di TanganNya. Tak satu pun, kecuali Allah menyertainya sehingga orang yang cerdas selalu di pintuNya, dan menolak pintu-pintu lainnya. 



Wahai orang yang mengurus dunia, anda lebih senang atas kerelaan makhluk dibanding kerelaan Sang Khaliq, lalu anda merobohkan akhiratmu dengan membangun duniamu. Padahal dalam waktu singkat anda akan di cabut dengan sangat pedih, dengan cara yang bermacam-macam. Sebentar lagi kedudukan kekuasaan anda akan di cabut. dan akan di ganti dengan rasa sakit, rasa hina, kefakiran melalui kesedihan, kedahsyatan cobaan dan mendung-mendung. Anda akan di cabut melalui ucapan-ucapan banyak manusia dan kekuasaan mereka pada diri anda, semua itu akan mengubah anda. Bangunlah wahai orang yang tidur. Ya Allah bangunkan kami hanya demi bersamaMu, dan demi untukMu. Amin.



Anak-anakku… janganlah kalian seperti pencari kayu bakar di tengah malam, dalam mencari dunia. Pencari kayu malam itu tidak tahu apa yang ada di tangannya. Saya melihat dalam cara bekerja anda seperti pencari kayu bakar malam hari yang gelap, tak ada rembulan dan tak ada cahaya di sana, Banyak sekali bahaya yang bisa mematikan anda. Karena itu carilah kayu bakar di siang hari, sebab resiko bahayanya tampak jelas. Karena itu dalam bekerja, hendaknya anda di sinari oleh cahaya matahari Tauhid, syariat, dan ketakwaan. Sebab matahari bisa mencegah anda dari jatuh ke duri hawa nafsu, syetan dan syirik bersama manusia, sekaligus bisa menghentikan anda dari kecendrungam tergesa-gesa dalam berjalan.



Awas, anda jangan tergesa-gesa. Orang yang tergesa-gesa akan terpelset salah atau hampir salah. Siapa yang hati-hati pasti benar dan hampir benar. Tergesa-gesa itu termasuk dari syetan. Sedangkan hati-hati itu dari Allah yang Maha Rahman. Yang sering membuatmu tergesa-gesa, adalah ambisimu meraih peluang mengumpulkan dunia. Maka terimalah saja, karena menerima pemberian itu tidak akan rusak. Bagaimana anda mencari sesuatu yang bukan bagianmu? Dan sama sekali tidak pernah akan ada di tanganmu? Cegahlah dirimu dari hasrat itu. Dan terimalah pemberian Allah saat ini, apa adanya. Zuhudlah pada selain Allah. Berteguh jiwalah, sampai anda ma’rifat kepada Allah, maka pada saat yang sama anda akan merasa cukup dari segala hal. Hati anda menjadi tangguh dan rahasia hatimu menjadi bening, lantas Allah terus menerus mengajari anda. Maka dunia begitu hina di kepala anda, sedang akhirat tampak di mata hati anda, semua selain Allah hina dalam rahasia batin (sirr) anda. Tak ada yang terhormat melainkan hanya Allah Azza wa-Jalla, maka pada saat itulah semua makhluk menghormati anda.



Anak-anak…Manakala anda tidak ingin pintu Allah itu tertutup, maka bertaqwalah kepada Allah. Karena taqwa itu kunci segala pintuNya. Allah berfirman,


“Siapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah membukakan jalan keluar, dan memberi rizki yang tiada terhingga.”


Karena itu anda jangan kontra dengan Allah Ta’ala pada jiwamu, pada keluargamu, pada hartamu, dan penduduk zamanmu. Betapa anda tidak malu memerintahkan mereka, menginginkan mereka agar berubah, lalu anda merasa lebih benar, lebih tahu dan lebih mencintai? Padahal anda dan semua makhluk itu adalah hamba-hamba Allah. Allahlah yang mengatur dirimu dan mereka. Jika anda ingin bersahabat di dunia dan akhirat hendaknya anda diam dan tenang. Para auliya’ Allah azza wajalla itu senantiasa di didik di hadapan allah. Mereka tidak bergerak dan tidak melangkah kecuali mendapatkan izin yang benar-benar jelas dalam hatinya oleh Allah Azza wajalla. Sebab mereka berdiri bersama Allah, tegak bergerak bersama yang membolak balik qalbu dan mata hati. Tak ada keputusan pribadi jika bersama Tuhannya, sehingga senantiasa fisiknya di dunia dan hatinya di akhirat.


Ya Allah limpahilah rizki bertemu denganMu di dunia maupun di akhirat, limpahilah rizki menikmati taqarrub denganMu dan memandangMu, jadikanlah kami dari golongan orang yang rela kepadaMu dibanding selain diriMu.


“Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar