Kamis, 11 November 2021

Majelis ke 8" Jangan Hanya Lahirnya Yang Diperbaiki"

 ðŸ““terjemahan kitab fathur robbani.

Shakh Abdul Qodir al-Jailani.

📄Majelis ke  8" 


Jangan Hanya Lahirnya Yang Diperbaiki"



Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany


selasa sore 19 Syawal tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al-Namurah





Beliau berkata: 


Bajunya nampak elok dan bersih tapi hatinya kotor, berzuhudlah dalam kebolehan dan malas bekerja untuk makan guna mengisi agama, dan tidak mengenal wara (memelihara diri dari perkara haram dan subhat) terhadap makanan yang jelas haram. Bagi orang umum permasalahan itu tidak jelas tetapi bagi al khawash (abdal) sangat jelas Setiap zuhud dan kebaktiannya hanya dari lahirnya saja. Lahiriahnya memerintah, tetapi batiniahnya menentang.



Celaka kamu,


tunduk kepada alloh hanya dengan hati bukan meliputi acuan. Segala hal ini bergantung pada hati dan dimensi ketiga (yaitu sirr). Lepaskan dirimu terhadap apapun yang jiwamu bertempat di sana, hingga tidak terasa sakit saat apapun yang kau punya di cabut alloh. Kosongkan dirimu hingga Dia bersamamu. Tinggalkan baju kelemahan dalam hak alloh. Lepaskanlah baju keberhentianmu bersama makhluk dan persekutuanmu bersama mereka, lepaskan baju syahwat, baju dungu, baju ujub dan baju nifaq, juga baju cintamu menerima makhluk dan penerimaan mereka atasmu, dan pemberian mereka untukmu, lepaskan nafsu dunia dan nafsu akhirat. Tanggalkan semua yang mengelilingimu, kekuatan dan kemarahanmu, campakkan dirimu di hadapan Al-Haq tanpa daya kekuatan dan tanpa mengenal henti dalam tautan sebab akibat (causalitas), tanpa menyekutukan makhluk. Bila engkau laksanakan ini engkau akan melihat kelembutan Dia datang mengitarimu. Rahmat-Nya terkumpul untukmu, nikmat dan pemberian-Nya menutupimu. Tujulah Dia, putuskan dunia dengan melepaskan semua nafsu dan kestirikan. 



Jalanlah kepada-Nya walau dengan terputus dan walau masi terpusat dari selain Dia. Tujulah Dia dalam pencarianmu yaitu pencarian yang bisa menyatukan dirimu dan jiwamu bersamanya dengan kekuatan lahir dan batin. Sehingga kalaupun keberadaan ini terkunci untukmu dan yang berat di bebankan atasmu engkau tidak merasa berat, bahkan di sana ia menjagamu dari kelenyapan makhluk melalui tauhid yang engkau genggam, mengosongkan dunia dengan tangan zuhud dan mengosongkan segala selain alloh dengan genggaman cinta, sungguh sempurnalah, baik dan selamat, dan beruntung mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Jagalah dirimu dari perbudakan hawa nafsu dan setan setan yang mengawalmu sebelum mati. Persiapkan kematianmu sebelum datang kematian sesungguhnya.



Wahai manusia sambutlah seruanku ini, karena aku berdoa kepada alloh untukmmu agar dirimu tersampai ke pintu-Nya serta mentaati perintah-Nya. Aku tidak mendoakanmu agar dirimu sampai ke pintu-Nya serta mentaati perintah-Nya. Aku tidak mendoakanmu untuk diriku pribadi. Orang munafik itu tidak mau berdoa kepada alloh untuk manusia umum, tetapi ia berdoa untuk diri sendiri, pencari untung dan penerima untung. Wahai orang dungu, mengapa engkau enggan mendengar suara ini dan bermalas-malasan dalam Biara bersama nafsumu. Pertama kali yang engkau butuhkan adalah  persahabatan dengan orang-orang alim, membunuh nafsu dan segala sesuatu selain alloh, baru memungkinkan kamu memasuki tempat orang yang berilmu, setelah itu menyendiri bersama mereka dan bertempat dalam kediaman sendiri bersama Al-Haq. Kalau demikian sudah jelas sempurna atasmu niscaya engkau akan merubah menjadi pengobat manusia lain, menjadi jembatan mereka dengan alloh dan memperoleh petunjuk dari alloh.



Lisanmu terpelihara tapi hatimu maksiat. Lisanmu penuh memuji alloh tapi hatimu lari dari-Nya. Lahirmu Muslim tapi hatimu kafir. Bila hal ini terjadi terus menerus padamu, berarti setan berhasil membangun pos-pos dalam hatimu dan menjadi pemukimannya yang paling strategis.



Orang beriman tentu menjunjung penghidupan batinianya untuk menghidupkan lahiriahnya. Mereka laksana pekerja rumah yang memberi harta kepada setiap orang yang memasukinya, padahal pintunya runtuh. Setelah penghidupannya sempurna lalu mereka memperbaiki pintunya. Demikian Bidayah alloh dan Ridha-Nya, baru mereka berpaling menuju makhluk (manusia) dengan izin-Nya. Bidayah akan menghasilkan akhirat lalu akan mendapatkan bagian dari dunia.




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar