📄Makna al-Nafsu, ar-Ruh, al-Qalbu, dan al-Aqlu
🔰Qolbu
Penjelasan Qolbu,Ruh, Akal Dan Nafsu APA ITU HATI (QOLBU) ? Banyak orang memahami bahwa (qolbu) itu adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman ini tidak salah karena di dasarkan pada sabda Rosululloh Saw sebagai berikut:
"Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati “ (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Namun pemahaman ini adalah pemahaman yang sangat mendasar yang di ajarkan oleh Rosululloh Saw kepada umatnya yang pada waktu itu masih kental dengan kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang sulit di fahami akal.
Adapun maksudnya agar umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak pertanyaan yang menjadikannya kembali kepada kemusyrikan dan kekufuran. Menurut penjelasan K.H. Zainal Abidin Bazul Ashab (Pimpinan Pondok Pesantren Az-Zainiyyah, Nagrog – Sukabumi) bahasa yang di gunakan oleh Rosululloh Saw dalam hadits di atas merupakan kepiawaian komunikasi artinya yang di maksudkan oleh beliau bukanlah hati yang berbentuk segumpal darah itu, akan tetapi tempat atau mahalnya berada tepat di bagian tersebut.
Qolbu adalah sebuah latifah /titik sensor / dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana di fahami oleh sebagian kita.
Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa arab di sebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a adalah ruh, akal atau nafsu.
◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼
🔰APA ITU RUH ?
Firman Alloh Swt dalam surah Al-Israa ayat 85
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا
wa yas`alụnaka 'anir-rụḥ, qulir-rụḥu min amri rabbī wa mā ụtītum minal-'ilmi illā qalīlā
Artinya:
"dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu di beri pengetahuan melainkan sedikit"
Dalam kitab sirrul asror karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di kemukakan sebagai berikut:
Makhluk yang pertama kali di ciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh, yaitu Ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Alloh firmankan dalam hadits qudsi :
“Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”
Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad di sebut nur karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan merupakan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda beliau Saw:
“aku dari Alloh dan makhluk lain dari aku”
Dari ruh Muhammad inilah Alloh menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut di turunkan ke tempat yang terendah, di masukkan kepada makhluk yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri di ciptakan Alloh dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan angin)
Setelah di wujudkan jasad itu maka Alloh menitipkan ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Alloh akan mengambil kembali titipannya itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika Alloh bertanya kepada semua ruh: “Alastu birobbikum?”
(Bukankah Aku ini Tuhanmu sekalian?)
Dan Ruh-ruh menjawab: “Benar, Engkau adalah Tuhan kami” (Al-‘A’raf 172)
Tapi sayangnya banyak ruh yang lupa dengan perjanjian awalnya terhadap Alloh Swt, sehingga mereka terlena dan betah tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka. Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya.
Oleh karena itu Alloh melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Alloh Swt. Tapi sebagai manusia biasa Nabi memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Alloh mewariskan tugas ini kepada para ulama yang sholih yang sudah mencapai kesucian ruh dan telah Alloh berikan bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah para wali Alloh. Para wali Alloh sebagai ahli bashiroh telah di bukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Alloh, mereka itulah yang di sebut ahli ruhani.
Ruh terbagi ke dalam 4 bagian :
(1) Ruh Al-Qudsi (ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang di simpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan di ketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa Ilaaha Illalloh”.
Ruh ini di namakan oleh ahli Tashowuf sebagai bayi hati atau bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Alloh Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Alloh. Ruh Al-Qudsi telah Alloh tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya kecuali Alloh. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Alloh dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
(2) Ruh Sulthon, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Alloh dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan “Jamalillah” (keindahan Alloh). Tempatnya adalah di sorga ketiga yaitu sorga firdaus.
(3) Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani), adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Alloh Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan did lam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua yaitu sorga na’im.
(4) Ruh Jismani, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani Alloh telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir. Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at, hasilnya adalah wilayah (pertolongan Alloh), mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Alloh), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Alloh) begitupula karomatul kauniyah pada martabat kewalian seperti ; berjalan di atas air, terbang di udara, menyingkat jarak, mendengar dari jauh, melihat rahasia badan dsb. Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di sorga ma’wa.
Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah keberadaannya, dan bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil pengolahannya dan cara pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup (rahasia) maupun secara terbuka. oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia ke alam terendah adalah agar manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Alloh dan mencapai darajat (kembalinya manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka perlu ditanamkan bibit tauhid di lading hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yang akarnya tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho Alloh Swt. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal.
◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼
🔰APA ITU AKAL ?
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepala ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan. Semoga Alloh senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar menurutnya. Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Alloh berikut :
Artinya : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Al-Maaidah ayat 58) Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Alloh baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan yaitu:
“robbana maa kholaqta hadza baathila” tidak ada sesuatu apapun yang Alloh telah ciptakan itu sia-sia.
Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat. Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak,
Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Alloh firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :
Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”. Dalam ayat di atas Alloh menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.
◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼
🔰APA ITU NAFSU ?
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Alloh surah At-Takwir ayat 7 : Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”. Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh. Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :
(1) Nafsu Amaroh Nafsu amaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1 Al-Bukhlu: kikir atau pelit
2 Al-Hirsh: tamak atau rakus
3 Al-Hasad: hasud
4 Al-Jahl: bodoh
5 Al-Kibr: sombong
6 Asy-Syahwat: keinginan duniawi
(2) Nafsu Lawwamah Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1 Al-Laum : mencela
2 Al-Hawa : bersenang-senang
3 Al-Makr : menipu
4 Al-Ujb : bangga diri
5 Al-Ghibah : mengupat
6 Ar-Riya’ : pamer amal
7 Az-Zulm : zalim
8 Al-Kidzb : dusta
9 Al-ghoflah : lupa
(3) Nafsu Mulhimah Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah : murah hati
2. Al-Qona’ah : merasa cukup
3. Al-Hilm : murah hati
4. At-Tawadhu’ : rendah hati
5. At-Taubat : taubat atau kembali kepada Alloh
6. As-Shobr : sabar
7. At-Tahammul : bertanggung jawab
(4) Nafsu Muthmainnah Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud : dermawan
2. At-tawakkul : berserah diri
3. Al-Ibadah : ibadah
4. Asy-Syukr : syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho : rido
6. Al-Khosyah : takut akan melanggar larangan
(5) Nafsu Rodhiyah Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Karom:
2. Az-Zuhd: zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas: ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’: meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh: latihan diri
6. Al-Wafa’: tepat janji
(6) Nafsu Mardhiyah Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq: baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh: meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi: lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah: mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim: mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim: mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
(7) Nafsu Kamilah Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” atrinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
QOLBU = RUH = AKAL = NAFSU
Kenapa di katakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari kita lihat bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya :
qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”. Tidak salah apabila ada yang mengatakan qolbunya yang tidak ada, karena ketika seseorang meninggal maka qolbunya yang selalu menjadi sumber perasa ketika masih hidup seperti ; sedih, senang, tentram, menyesal, marah maka setelah meninggal perasaan di mayat itu hilang, dia tidak merasakan apa-apa lagi. Tidak salah juga kalau orang berkata ruhnya yang tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi mayat itu.
Setelah ruhnya tidak ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi tidak berdetak lagi jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi. Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak ada, maka ini juga betul karena setelah meninggalnya seseorang maka mayat orang tersebut tidak akan berfikir lagi dan tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu yang dulu pernah dipelajarinya selagi hidup. Terakhir jika dikatakan yang tidak ada itu nafsunya, maka ini pun betul.
Karena nafsu itu adalah unsur dalam jiwa orang yang masih hidup yang memiliki keinginan-keinginan baik maupun buruk. Dengan demikian setelah menjadi mayat maka tidak ada lagi pada mayat itu nafsunya sehingga dia tidak memiliki keinginan apapun. Sekarang dapat kita simpulkan kalau semua jawaban tersebut adalah benar, maka berarti keempat nama yang berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam Al-Ghozali r.a : qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. (syai’un wahidun).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar