Ciri dari ahli tasawuf di singgung oleh junaid al-bagdadi dalam penjelasanya terhadap depenisi (arti) tasawuf di Muqoddimah kitab al-hikam yaitu: "Menerapkan dalam kehidupan semua akhlak yang terpuji menurut apa yang telah di sunnahkan oleh Rasululloh saw"
ada beberapa kata penting dalam kalimat di atas yang harus di analisi:
1. Menerapkan: melakukan (atau setidaknya belajar melakukan / mujahada) dengan Zahir dan batin (bukan Zahir saja atau batin saja, tapi Zahir batin kedua duanya itu harus melakukanya)
Harus di ketahui bahwa mujahada itu artinya: belajar menerapkan, dan orang yang belajar melakukanya itu di sebut mujahid / mujahidin, jadi sebenarnya arti mujahid atau Mujahidin itu tidak ada sangkut pautnya dengan teroris sama sekali, hanya pihak tertentu yang tidak mengertilah yang menyebut para teroris dengan sebutan mujahid / Mujahidin, sedangkan teroris tetaplah teroris, bagi kami mereka bukanlah mujahid / Mujahidin, karna yang mereka itu bukan belajar menerapkan ahlak yang baik tapi justru yang mereka lakukan adalah menebar teror dan melakukan pembunuhan masal seperti pengeboman.
2. Akhlak yang terpuji:
Yang harus di terapkan atau setidaknya belajar menerapkan (di mujahadai) itu adalah ahlak yang terpuji. Untuk menerapkan atau belajar menerapkanya itu kita harus tau yang mana yang terpuji dan yang tercela,
Pada awalnya yang harus di pelajari adalah ahlak yang baik dan tercelah menurut ilmu syariat, setelah memahami itu baru meningkat ke mempelajari pengertian itu menurut ilmu tasawuf.
Ahlak itu ada 2 macam yaitu:
1. Ahlak kepada mahluk (hamblum minanas)
2. Ahlak kepada allah (hamblum minallah)
Tapi ada juga yang menambahkan satu lagi yaitu ahlak kepada alam.
ahlak kepada manusia itu bukan cuma berhubungan baik kepada sesama manusia tapi juga mencakup tindakan tidak mengikut perbuatan buruk dan jahat yang mereka lakukan serta menasehati mereka jika menyaksikanya, atau seandainya tidak mampu setidaknya tidak ikut ikutan melakukanya.
Jadi ahlak kepada sesama manusia itu bukan asal bergaul saja, dan asal banyak teman saja, serta asal luas pergaulan saja, tapi harus menerapkan cara pergaulah menurut ajaran Islam. Tapi untuk mengetahui ajaran Islam yang sebenarnya yaitu mengetahui suatu yang benar dan yang salah itu harus memahami ilmu syariat dan ilmu tasawuf kedua duanya sekali Gus, jika hanya salah satunya saja maka tidak akan sampai pada pengertian ajaran yang di bawa rosul saw.
Ahlak yang baik / terpuji menurut ilmu syariat dan ilmu tasawuf itu terdapat kesamaan dalam perbuatanya tapi berbeda jauh dalam kajianya dan niat melakukanya,
Bagi orang syariat segala sesuatu hanya berorientasi pada gerakan jasad mereka, sedangkan batin hanya mempunyai peranan sedikit sekali dalam perkara bersamal dan beribadah, mereka melakukan amal dan ibadah hanya sebatas supaya dapat pahala dan di masukan ke syurga di akhirat kelak, padahal pahala dan syurga itu hanya akan di berikan allah jika yang melakukanya ikhlas kepada allah yaitu tanpa mengharap imbalan apapun dari allah, termasuk pahala dan syurga, jika untuk mengharap imbalan kepada Allah saja itu termasuk tidak ikhlas dan berharap imbalan kepada mahluk itu berarti syirik, perkara ria' ini bahkan sudah di ajarkan di syariat.
itulah ada di katakan di dalam salah satu kitab tasawuf bahwa sebaik baiknya orang syariat itu sama dengan seburuk buruknya orang tasawuf.
3. Sunnah rosul:
akhlak terpuji yang di terapkan atau setidaknya di mujahadai itu harus yang berdasarkan Sunnah rosul, jika tidak berdasarkan risalah yang di emban oleh rosul Saw maka itu artinya menyimpang, bid'ah atau bahkan sesat, dan untuk perkara ini maka salah satu ucapan abu Huroiroh dalam perkara ini sangat penting yaitu:
"Aku hafal dua karung ilmu dari rosul saw, yang satu aku sebarkan, yang satu lagi aku rahasiakan, karna jika ku sebarkan maka niscaya orang orang akan menganggap halal daraku (membunuhku)"
Dari ucapan abu huroiro itu jelas sekali bahwa ajaran Islam itu ada 2, yaitu syariat dan tasawuf, yang syariat adalah untuk Zahir, yang tasuwuf untuk batin.
Abi huruiro itu hidup di jaman rosul Saw Masi hidup (mereka hidup sejaman) beliau belajar Islam dari rosul Saw secara langsung, dan shalat di masjid pun yang menjadi imamnya adalah rosul Saw sendiri di kala itu.
Dari penjelasan di atas: Sehingga pantas Ibnu attoila memasukan ucapan Shaikh juanid al-bagdadi ini yaitu "Menerapkan dalam kehidupan semua akhlak yang terpuji menurut apa yang telah di sunnahkan oleh Rasululloh saw" sebagai salah satu poin dari depenisi tasawuf di dalam kitab al-hikamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar