Mengenal diri

 Para Sedulur Dan Kadhang Kinasih saya sekalian…

Ada suatu pasal yang di rahasiakan oleh hampir semua Guru/Pembimbing pada murid/anak didiknya, karena

suatu alasannya yang masuk akal.

Pertama; Karena pintu guru sejati itu, tersembunyi, jadi, tidak bisa dan tidak boleh asal sembrono

mengajarkannya.

Kedua; Perlu dan Butuh dasar ilmu pengertian yang lebih dari cukup, sebelum mempelajarinya, karena jika tidak,

tidak akan pernah bisa paham dan mengerti. Bahkan bisa gila/sterss, kalau tidak gila/stress. Sang

Guru/Pembimbing, bisa di cap Sesat oleh murid/anak didiknya.

Sebab itu, tidak diajarkan kepada orang-orang yang belum pernah, belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua

puluh). Kenapa bisa begitu? Sebab, perihal ini, berisi ilmu-ilmu khusus pelajaran mengenal diri atau tata cara

mengenal Hyang Maha Suci Hidup/Allah, sang pencipta Alam dan segala isinya.

Tujuannya, supaya sempurna segala amal ibadahnya. Maksudnya, tidak melangkahi kodrat dan irodatnya

sebagai manusia wajar. Tentangnya, saya akan mewedarnya dengan terbuka, blak kotak tanpa tedeng aling-aling

apapun. Terserah Anda, mau menyebut saya sesat atau kafir. Karena, inilah kenyata’annya, inilah kebenarnya,

yang berhasil saya dapatkan, dan. Silahkan di buktikan sendiri, jika tidak percaya.

Para Sedulur Dan Kadhang Kinasih saya sekalian… Ketahuilah tanpa yang hidup, jasad tidak ada arti nya. Tetapi

benda mati ini lah, yang dijaga dan diutamakan oleh kebanyakan orang di dunia ini. Sedangkan semua tahu bila

mati kelak, jasad akan busuk dan di tanam atau di bakar. Ini menunjukkan, mati ialah bila hidup yang

menghidupkan jasad tadi, meninggalakan jasad.

Kebanyakkan manusia pada umumnya, menganggap bahwa “Hidup” didunia ini, itu hanyalah cukup makan,

bergerak, mencari kemewahan, menyelesaikan kepentingan, mencukupi kebutuhan dan keperluan, bekerja dll,

mereka mengangap bahwa jasad kasar mereka itu, hidup dengan sendirinya, yang membolehkan mereka

melakukan kerja, kerja harian mereka itu, tapi pernah kah mereka terfikir bahwa jasad mereka itu sebenarnya,

ialah benda mati yang tidak dapat hidup dan bergerak dengan sendirinya, tanpa ada sesuatu yang

menghidupkan nya?

Dimanakah letaknya yang di panggil hidup itu? Yang mana dengan adanya yang hidup itu lah jasad kita ini hidup

dan sebenarnya ia diam di dalam jasad kita sendiri, dan dia lah yang di panggil “DIRI” sebenar “DIRI” dan

menghidupkan jasad kita ini. Tapi pernah kah kita terfikir tentang “DIRI” itu ataucuba mencari dan mengenal nya.

Tentunya, soal yang akan timbul ialah dari mana “DIRI” itu, dimana letaknya “DIRI” itu, terdiri dari apakah “DIRI”

itu, dan kemanakah perginya “DIRI” itu, apabila jasad mati atau dengan kata lain “DIRI” meninggalkan jasad???

dan yang paling penting sekali, bolehkah kita mengenal “DIRI” sebenar-benarnya “DIRI” kita itu.

BARANG SIAPA MENGENAL “DIRI”

NISCAYA KENAL LAH IA AKAN TUHAN NYA:

Benarkah bila kita mengenal “DIRI” maka kita akan mengenal Tuhan ??

Kita semua tahu bukan, bahwa ujudnya Roh! Tidak ada seorangpun, yang dapat menafikan kenyataan ini, Karena

semasa Hyang Maha Suci bertanya kepada sekelian Roh ” siapa kah Tuhan kamu ” dengan sepontan sekelian


Roh menjawab ” bahkan ” yang membawa makna merekapun telah mengenal Tuhan yang esa.:

Kisah Roh memasukki jasad Adam;

Setelah jasad Adam terbaring, maka Hyang Maha Suci Hidup telah memerintahkan Roh memasukki ke jasad

Adam, tetapi sebelum itu, Roh telah bertanya ” dimanakah harus aku masuki, ya ALLAH ” dan ALLAH pun

menjawab ” masuk lah kemana saja yang kamu senangi ” Maka, masuk lah Roh melalui hidung dan dengan itu

maka bernafaslah kita melalui hidung.

Ini menunjukkan bahwa sesudah Roh memasuki badan, maka barulah bermulanya kehidupan kepada jasad, dan

terbukti di sini bahwa Roh-lah yang dikatakan penghidup kepada jasad, dan mati pada jasad ialah apabila Roh

keluar, apabila sampai ajalnya tiba.

Jasad kasar kita ini terdiri dari 2 yaitu:

1. Dihidupkan;

Apakah maksud dihidupkan dan bahagian mana yang dihidupkan?

Yang dihidupkan ialah Jasad kasar kita ini, ia-nya di hidupkan oleh “”Roh”” yang berada di dalam Jasad. “Roh”

memasukki jasad semasa kita 100 hari dalam rahim ibu kita. “Aku tiupkan sebagian dari Roh ku” begitulah kata

firman Allah. Sejak itu lah kita hidup di dalam rahim ibu kita dan kemudian di lahirkan kedunia dan terus

menjalankan kehidupan dari bayi hingga akhir hayat.

2. Menghidupkan;

Yang menghidupkan ialah Roh, yang datangnya (diciptakan) dari Hyang Maha Suci Hidup, yang memasuki jasad

dan terus Hidup, tugas Roh ialah, menghidupkan jasad, tetapi sayang-nya, jasad tidak langsung terfikir bahwa

Roh-lah yang Hidup sebenar-benarnya Hidup dan menghidupkan jasad yang bila mana Roh meninggalkan-nya,

maka matilah dia dan di sebut mayat orang lalu di tanam atau di bakar.

MATI IALAH APABILA ROH MENINGGALKAN JASAD;

Jadi,,, siapakan yang berkepentingan disini, tentunya jasad, karena tanpa Roh, maka jasad tidak bermakna

langsung. Jasad kita perlukan Roh, untuk Hidup, tapi kenapa Roh tidak dipedulikan sama sekali semasa hidup

nya?

Perlukah Roh di kenali?

Tentu sangat perlu dong…. Kan peran pentingnya, sudah saya uraikan diatas. Tapi….

Sebelum mengenal Roh haruslah kita mengenal “DIRI”

BARANG SIAPA MENGENAL “DIRI”

MAKA KENALLAH DIA AKAN TUHAN NYA:

APA KAH “DIRI” ITU”

Untuk semua ilmu pengetahuan, bahwa “DIRI” itu datang kemudian, setelah Roh memasukki jasad, mengapa

bisa begitu?

Apabila Roh berada di dalam Jasad, maka perkembangan cahaya Roh itu yang memenuhi dalaman Jasad

keseluruhan-nya, ini telah menyebabkan ujudnya “Diri” yang berupa saperti jasad-nya, memenuhi ruang dalaman

jasad-nya. Maka ujudlah “Diri” sebenar-benarnya “Diri” dan “DIRI” ini lah yang harus di kenal. (kenal lah Diri, maka

kenal Tuhan)

BAGAIMANA MENGENAL “DIRI” SEBENAR-BENARNYA “DIRI”

Ada berbagai cara dan kaedah digunakan untuk mengenal “DIRI” ini. Namun hanya satu yang bisa menjamin

bisa, tepat, pas sasaran, yaitu Wahyu Panca Gha’ib. Namun, bukan berati yang lain itu tidak benar, hanya saja,

tidak bisa menamin tepat dan pas pada sasarannya, itu saja.

Kenapa tidak bisa tepat dan pas pada titik finis yang menjadi sasarannya?

Karena, selain adanya campuran dan embel2x yang bertentangan dengan hal tersebut, setinggi dan sehebat

apapun ajarannya, pasti di bagian akhirnya, terkata; Wollahu alam wabi insya Allah. Tapi Wahyu Panca Gha’ib,

tidak begitu, karena yang digunakan oleh Wahyu Panca Gha’ib, ya Roh itu sendiri, ya Diri itu sendiri, bukan yang

lainnya. Jadi, mustahi dan tidak mungkin melesed.

Semua perguruan dan padepokan atau golongan dan aliran apapun itu betul, dan ilmu apapun yang

digunakannya juga benar. Hanya saja, mereka enggan, bahkan tidak mau telanjang, istilahnya. Dalam artian, di

campuri dengan sesuatu yang dapat menghilangkan kemurnia dari ilmu yang digunakannya, ini lo, yang

membuat jadi tidak tepat alias tidak pas bin melesed.

Untuk mengenal “DIRI” ini, ada 3 jalan atau cara:

Terbuka dengan sendiri nya.

Berusaha sendiri untuk membukanya.


Dibukakan oleh guru. (guru guru yang berpengalaman)

Intisari patinya, adalah dibuka/buka.

Apa maksud dari dibukakan “buka”

Di buka maksudnya, ialah; membukakan jalan-jalan pancaran cahaya “DIRI” itu, hingga keluar dari jasad dan

terpancarlah cahaya “DIRI” itu, keluar dari jasad, melalui jalan-jalannya dan dengan Rasa yang bergetar-getar

pada jalan keluarnya, Rasa ini dapat dirasakan dengan nyata, oleh murid-murid/pelaku belajar, yang mempelajari

hal ini.

Ini adalah rahasia Hidup kita dan “DIRI”

Ini adalah yang menghidupkan jasad, selagi ada hayatnya di dunia ini, “DIRI” ini, harus di kenal dan dirasai

sepenuh nya oleh kita, karena ia mengandungi banyak rahsia dan serba guna, multi fungsi di dunia dan akhirat.

Kenal kah “DIRI” tadi kepada Tuhan nya?

Sudah tentu, karena dia datang dari sana, dari Hyang Maha Suci Hidup, Sang pencipta dan yang Maha Kuasa

diatas segala yang Maha.

Banyak lagi, persoalan yang akan timbul, apabila kita dapat mengenal “DIRI” kita yang sebenar- benarnya “DIRI”

ini, kita harus belajar dari “DIRI” ini sendiri, bukan yang lain, selain “DIRI” ini sendiri.

Dia mengetahui, karena dia datang dari yang MAHA mengetahui.

Dia bijak, karena dia datang dari yang MAHA bijaksana.

Dia kuasa, karena dia datang dari yang MAHA kuasa.

Dia lah sebaik-baiknya Guru, karena dia datang dari yang MAHA guru.

Kehidupan sebenarnya, ada di dalam, karena kehidupan datang setelah kita Hidup.

Kesimpulan-nya;

Kenali lah “DIRI” kita ini, karena, dia-lah sebenar-benarnya “DIRI” dan utamakan lah dia dalam segala urusan kita

di dunia ini, sambil menunggu surat undangan dari Hyang Maha Kekal Abadi, jangan lupakan itu, kerana dia kekal

karena di kekalkan.

Ilmu Pengetahuan Mengenal “DIRI” adalah satu-satunya ilmu pengetahuan yang wajib dan harus di ketahui oleh

semua manusia hidup, tanpa terkecuali, tidak peduli agama dan latar belakang apapun, karena tiap-tiap manusia

hidup, membawanya di dalam jasad kasar mereka, harus kah penghidup jasad kita ini, kita biarkan begitu saja,

tanpa mengenali dan merasakan nya, hanya semasa maut hampir datang menjemput, baru kita sadar, bahwa dia

akan meninggalkan kita?????

Wahai Para saudara-saudariku sekalian, sudah Anda mengenal “DIRI” Anda dengan sebenar-benarnya Diri Anda?

Wahai para Kadhang Konto dan Kantiku sekalian, sudah kah Anda Mengetahui “HIDUP” Anda dengan sebenra-

benarnya Hidup Anda?

TIADA AKU, HANYA ALLAH …

Kita kembali kepada Pokok semula yaitu, mencari DIRI SENDIRI yang berdiri dengan sendirinya itu.

Setelah kita dapat MENEMUI JALANNYA PERNAFASAN kita yang turun naik itu yang berasal dari dalam, maka

DENGAN MEMATIKAN SEGALA TENAGA kita yang ada, kita COBA MENURUT TURUN NAIKNYA PERNAFASAN

kita itu, dengan pengertian kita MULAI MEMAKAI atau MENGGUNAKAN TENAGA DARI DALAM yaitu TENAGA

YANG MENYEBABKAN TURUN NAIKNYA PERNAFASAN kita.

Lancarnya latihan kita dan sampai kepada MENINGKATNYA PERGERAKAN yang dibawakan oleh DAYA TENAGA

YANG BERASALKAN DARI JALANNYA PERNAFASAN kita bergantung kepada pandainya kita membawakannya.

Untuk dapat membawakan sampai mengerti, ialah pandainya kita MENYERAHKAN SEGALA SESUATU apa yang

ada pada kita KEPADANYA iaitu pada YANG BERDIRI DENGAN SENDIRINYA itu.

DIA akan bebas bergerak, kalau apa yang ada pada kita teleh dipunyainya dan dikuasainya, dengan pengertian

kalau tadinya kita menganggap Dia kepunyaan kita, maka adalah sebaliknya yang terjadi yaitu JADIKAN KITA

MENJADI KEPUNYAANNYA.

Setahu kita, DIA telah ada bersama kita dan adalah Dia itu kepunyaan kita, KARUNIA atau ANUGERAH yang

Maha Esa lagi Maha Besar kepada kita. DIA datang dariNYA dan akan kembali kepadaNYA pula. Dan adalah

kedatangannya kepada kita untuk Kesempurnaan Kejadian kita. Dan tidaklah sempurna kita rasanya, kalau kita

tidak mengetahui, mengenal dan MENEMUInya.

Adalah DIA langsung dari Yang Maha Esa dan adalah keadaan kita dijadikan dari yang telah dijadikan.

Tingkatnya juga lebih tinggi dari kita kerana DIA ASLI ( original ) dan kita dari yang dijadikan, sesungguhnya yang

menjadikan kita itu Tuhan Yang Maha Esa juga.


Satu ASAL, tetapi berlainan KE-ADA-AN. DIA ada tetapi tiada, kita ada dan nyata, DIA yang telah berada bersama

kita, bahkan terkandung didalam batang tubuh kita, kenapa kita tidak dapat menemuinya ? Tuhan telah

memberikannya kepada kita untuk HIDUP bukan untuk MATI.

Jadi nyatalah sudah ada KELEBIHANNYA dari kita dan Rahasia Hidup dan kehidupan kita padanyalah

LETAKNYA. Dan kalau kita ingin hidup bahagia, tentu DIA MESTI KITA CARI dan KITA TEMUI, seperti telah

dikatakan diatas, PADANYALAH TERLETAK RAHASIA HIDUP itu.

Untuk mengetahui dan MENEMUInya tentu lebih dahulu harus kita pecahkan soal antara kita dengan DIA dengan

jalan MEMISAHKAN YANG SATU DENGAN YANG LAIN, yaitu antara BADAN dan DIRI atau antara DIA dan AKU.

Latihan yang kita bawakan dengan mematikan badan sebelum mati sebenarnya mendatangkan PERMULAAN

dan PERPISAHAN, kerana dengan perbuatan kita itu, maka tinggallah YANG HIDUP.

Perbuatan kita dengan latihan itu ialah kita meninggalkan YANG HIDUP oleh karena kita hendak mengetahuinya

dalam KE – ADA-AN yang sebenarnya. Sebelum kita dapat menemui dan MENGUASAInya kita tidak dapat yang

sebenarnya.

Untuk itu hendaklah kita TERUS BERLATIH dan BERLATIH mencarinya SAMPAI ADA PANCARAN KELUAR DARI

UJUNG JARI JARI kita. Dengan telah dapatnya kita MERASAKAN PANCARAN YANG KELUAR DIUJUNG JARI JARI

kita itu berarti DINDING TELAH TEMBUS dan RAHASIA TELAH TERBUKA dan tugas kita ialah MEMPELAJARInya

lagi, dengan pengalaman-pengalaman yang sudah kita dapatkan itu. DIA adalah HAKMILIK kita dan tiadalah

orang lain berhak atasnya. Kenapa tidak kita pergunakan Hakmilik kita Yang Amat Berharga itu?

Pendirian kita ( selama ini ) selain SALAH kerana tidak berpegang pada DIRI barang yang hidup, melainkan

kepada BADAN barang yang mati. Yang TERANG ada pada kita dan yang GELAP pun ada pada kita. Kenapa

berpegang kepada itu yang GELAP ? SIANG ada pada kita MALAM pun ada pada kita.

SIANG adalah TERANG dan Yang Terang adalah DIRI dan MALAM adalah GELAP dan Yang Gelap ialah BADAN.

Siterang letaknya DIDALAM dan Sigelap letaknya DILUAR. MASUKKAN itu MALAM kepada SIANG dan

MASUKKAN itu SIANG kepada MALAM. Datangkanlah itu YANG HIDUP dari YANG MATI dan YANG MATI dari

YANG HIDUP. KELUARKANlah Yang Didalam dan KEDALAMKANlah Yang Diluar.

UNTUK itu REZEKI yang TIDAK TERDUGA-DUGA dan TERBILANG banyaknya yang akan kita PERDAPAT.

Semua orang takut mati kerana SALAH MEMAHAMI HIDUP. Dia takut ditinggalkan Hidup. Dari itu makanya dia

takut mati. Mereka mereka SALAH PEGANG, salah tangkapan berpegang pada Yang Mati YANG DIANGGAPnya

Yang Hidup.

Sebenarnya Hidup, tidak diperdulikannya selama ini. Bagi kita yang berpegang pada Yang Hidup, tidak akan takut

mati, karena bagi kita, Yang Hidup itu mestilah TIDAK ADA MATInya. Adalah DIA itu KEKAL dan ABADI kembali

menyatu bersama Hyang Maha Suci Hidup.

Pembawaan hidup mereka-mereka yang seperti itu, menuju kepada kematian dan perjalanan hidup yang di bawa

menuju kepada hidup yang kekal dan abadi untuk kembali kepangkalan.

Perjalanan mereka KEBAWAH ( sedangkan ) perjalanan kita KEATAS. Mereka MENUJU KEMATIAN. Sedangkan

kita MENUJU KESEMPURNA’AN YANG KEKAL dan ABADI.

Perjalanan kita SEBENARNYA, iyalah kita telah mati sebelum dimatikan, telah pergi sebelum dipanggil dan AKU

telah kembali dari SANA.

AKU telah MENEMUINYA setelah engkau menemui AKU dan BATAS Aku dengan DIA ialah seperti batas antara

Engkau dengan Aku yaitu JAUH TIDAK BERANTARA dan DEKAT TIDAK BERBATAS. Engkau yang tadinya

DINDING bagiku, untuk menghubungi dan MENEMUInya, kini telah dapat menghubungiku, dengan CARA

PEMECAHANMU, maka TERBUKAlah JALAN bagiku, untuk menghubungi dan menemui NYA, karena pintu telah

terbuka bagiku.

Engkau, Aku bawa serta, karena cinta kasih sayangku tertumpah padamu, dan adalah ENGKAU ITU BADANKU.

Kita tidak akan berpisah kecuali kalau dipisahkan oleh Yang Maha Suci Hidup. Dari itu KUASAILAH AKU, supaya

apa yang ada padaku menjadi KEPUNYAANMU.

Bagaimana cara menguasainya ? Mudah saja. Cintailah, kasihilah dan sayangilah AKU. Bagimanakah cara

mencintai, mengasihi dan menyayanginya ? AKU tidak pinta apa yang tidak ada padamu, cukuplah kalau engkau

SERAHKAN APA YANG ADA PADAMU KEPADAKU, dan untuk itu akan AKU serahkan pula apa yang ada padaKu,

sehingga AKU menjadi kepunyaanmu dan engkau menjadi kepunyaanku.

Kedalam Engkau yang berkuasa, keluar AKU dimuka. Tadinya sebelum engkau mengenal Aku maka adalah AKU

NYAWAMU. Setelah Engkau dapat mengenal AKU, maka tahu Engkau yang membawa AKU ini, sangat berguna


padamu. Engkau ketahui bahwa seluruh kehidupanmu BERGANTUNG PADAKU. Setelah Engkau menemui AKU,

maka Engkaulah lebih kenal padaku. AKUlah yang akan menjadi Engkau dan Engkaulah yang akan jadi AKU. AKU

dan Engkau sebenarnya SATU dan memang kita satu. Ilmu pengetahuan yang memisahkan kita. Dan AKUlah

kita, AKU LUAR dan DALAM.

Selama ini Engkau berjalan sendiri dengan tidak memperdulikan AKU. Sekarang setelah Engkau menemui AKU,

apa lagi kita telah menjadi AKU, maka kalau Engkau berjalan ikut sertakanlah AKU, dan kalau AKU berjalan akan

mengikut sertakan Engkau pula. Satu arah, satu tujuan dan satu tindakan. Selama ini kita berjalan pada jalan

sendiri – sendiri.

Sekarang kita kenal mengenal satu sama lain. Selapik seketidur, sebantal, sekalang hulu, sehina, semulia,

kelurah sama menurun, kebukit sama mendaki, sikit senang sama-sama kita rasai.

Apa yang tidak ada padaKU, ada padamu dan apa juga yang tidak ada padamu ada padaku.

Engkau selama ini sudah jauh berjalan sendiri dengan tidak mengikut sertakan AKU, walaupun Aku sentiasa

berada bersamamu. Dalam banyak hal AKU menderita kerana AKU yang merasakannya.

Sekarang AKU berjalan dan Engkau Aku ikut sertakan. Tugasmu hanya menurutkan dan mempelajari hasilnya

untuk kita. Engkau yang tadinya tidak tahu setelah mempelajari perjalananku akan banyak mendapat yang

Engkau tidak ketahui selama ini.

AKU yang berbuat, Engkau yang melakukan dan hasilnya untuk KITA. Bahagiamu terletak PADAKU dan

bahagiaku padamu. AKU sangat merasa bahagia kalau yang AKU perbuat dan lakukan besertamu menghasilkan

yang memuaskan.

Lambat laun Engkau akan mengenal AKU yang sebenarnya. Dan adalah perbuatanku bagimu namanya ILMU.

Oleh kerana Aku GHAIB sifatnya, maka namanya ILMU GHAIB.

Rahasia kandungan telah terbuka dengan hasil dari latihan latihan yang telah kita lakukan, yaitu keluarnya

pancaran yang terasa betul pada ujung KUKU kita, ujung jari jemari kita. Dan kita telah melahirkan kandungan

kita sendiri.

Yang melahirkan kita dan yang dilahirkan kita pula. Kita yang telah terlahir itu ialah DIRI YANG BERDIRI DENGAN

SENDIRINYA, bergerak dan berjalan dengan sendirinya, akan tetapi duduk ditempatnya.

Keluarnya dari badan kita melalui saluran saluran tertentu yang bernamakan pancaran yang setelah sanggup

menebus alam sendiri akan sanggup pula menembus alam lain, kalau kita telah dapat menguasai dan

mengetahui akan RAHSIANYA yang sebenarnya.

Ibu melahirkan kita sebagai seorang manusia lengkap, dengan pembawaan dan kelahiran kita, mengandung

pembawaan itu untuk hidup. Untuk melanjutkan jalannya kehidupan kita, supaya dapat menikmati Kebahagiaan

Hidup, maka, adalah tugas kita melahirkan kandungan kita ,yaitu pembawaan dari Rahim ibu.

Kebahagiaan hidup yang kita alami di Rahim ibu, semasa dalam kandungan ibu, iyalah dengan hidupnya bunda

mengandung atau dengan dua keadaan hidup, yaitu pertama yang mengandung dan yang kedua yang

dikandung.

Sebelum kita dapat melahirkan kandungan kita itu sampai akhir hayat kita, maka senantiasa akan panjanglah

jalannya kehidupan kita yang kita rasai, karena melakukan hidup sendiri. Maka untuk kesempurnaan jalannya

kehidupan kita, lahirkanlah kandungan sendiri. Kelahirannya mendatangkan HIDUP BARU bagi kita, dan

seimbangkanlah jalannya kehidupan kita. Kita telah bertahun-tahun berjalan sendiri-sendiri, mengarungi lautan

hidup yang tidak bertepi itu. Maka pergunakanlah jalan hidup yang baru kita dapatkan ini. Bila HIDUP tidak kita

pergunakan, tidak perlu disesalkan kalau satu saat nanti kita ditinggalkannya.

Dengan telah melahirkan kandungan itu, kita telah menjadi manusia baru dengan tenaga baru, dan sebutan baru,

yaitu; Manusia Hidup, bukan mayat Hidup. Lanjut punya wedaran…

MENGENAL “DIRI ” DENGAN WAHYU PANCA GHA’IB;

Mengenal Diri Sebenar-benarnya “Diri.”

Seperti yang sudah saya uraikan diatas, bahwa untuk semua pengetahuan, yang di katakan “Diri” itu sebenarnya

datang kemudian setelah Roh, atau dengan kata lain “Diri” itu. adalah perkembangan Roh di dalam jasad.

Ini membawa arti, bahwasannya, setelah Roh memasuki jasad, perkembangannya, yang berupa cahaya

memenuhi seluruh bagian dalam jasad, dan ini lah dia “Diri” sebenar “Diri” dan “Diri” ini lah yang harus di kenal,

bagaimana-kah dia? dan terdiri dari apa kah dia?.

Perumpama’an yang mudah, ibaratkan satu bulam lampu di dalam bilik, bulam itu Roh dan cahaya yang

menerangi bilik itu lah “Diri”. Dan tentu nya, cahaya tadi, memenuhi ruang bilik tersebut dan bentuk cahaya itu


pasti nya sama dengan cahaya yang berasal dari bulam lampu dan bentuk bilik tersebut. Sekiranya bulam lampu

itu berbentuk empat segi, pasti cahaya tadi juga akan membentuk empat segi dan begitu pula pada bentuk-

bentuk yang lainnya.

Jadi, sekiranya pasti kita paham, bahwa cahaya yang terhasil dari Roh tadi, telah berkembang ke seluruh

anggota dalam jasad kita, hingga ia membentuk rupa dan keadaan yang sama dengan jasad, cuma bedanya,

jasad terdiri dari daging dan tulang dan Diri dari asalnya cahaya Roh. Cahaya ini berupa aliran letrik yang

mengaliri di setiap urat dan saraf jasad kasar kita ini.

Untuk mengenalnya, kita harus lah lahirkan cahaya diri ini, agar keluar, karena batas nya dengan dunia luar

hanyalah kulit kita ini.

Bagaimana harus melahirkannya, dan merasakan akan aliran cahaya itu di setiap bahagian tubuh kita?.

Pada dasarnya ada 2 jalan/caranya;

1. Bisa Terlahir dengan sendirinya, (bagi yang lakon kadhangan dan laku Wahyu Panca Gha’ib secara aktif,

maksudnya, terus menerus tiada hentinya), dengan Toto Titi Surti Ngati-ngati alias SADAR.

2. Dilahirkan oleh Guru/Pembimbing (yang telah mumpuni dalam Wahyu Panca Gha’ib) dan telah berhasil

sampai di titik bab tersebut.

Melahirkannya, bermakna Mijilake/Melahirkan cahaya itu, keluar dari dalam jasad kita sendiri dan kita akan

dapat merasakannya, dengannya akan lahirnya cahaya itu. (Ini perkara benar yang tidak dapat dinafikan oleh

mereka-mereka yang telah di bukakan Diri mereka itu)

Apabila terbuka Diri sebenar-nya Diri ini, maka akan ternyatalah-terbuktilah, akan rahasia-rahasia Dia dan dia lah,

yang akan kita utamakan dalam segala tindakan dan semua perbuatan, dia tahu karena dia datang dari yang

Maha Tahu, Dia kuat karena Dia datang dari yang Maha Kuat, Beriman dengan Iman yang tidak Goyah, BEBAS

TETAPI TIDAK LEPAS. Itulah Mardika/Mardiko/Merdeka.

MENGENAL DIRI. BERATI MENGENAL HYANG MAHA SUCI HIDUP/ALLAH;

Untuk memahami dan mendalami Ilmu pengetahuan ini, harus lah berguru/belajar pada yang sudah pernah

belajar dan sudah berhasil mempelajarinya, jika tidak, mana mungkin bisa, dan diatas tadi, saya menerangkan

nya secara kasar, blak kotak tanpa tedeng aling-aling, dan tujuan saya adalah, untuk mengaitkan Rasa Asah Asih

Asuh sebagai sesama Hidup, bukan sebatas sebagai sesama Putera Rama, bahwasannya, ilmu pelajaran ini,

adalah satu-satunya ilmu pengetahuan, yang wajib dan perlu harus di ketahui dan di kaji, untuk memperkuatkan

iman/laku kita, dan juga dapat mengelakkan kita dari, terjerumus kedalam kesesatan iman/laku serta dapat

meletakan Hyang Maha Suci Hidup, kedalam segala tindak tanduk kita sehari-hari. Dan ini lah salah satu jalan

termudah dan menjamin bisa untuk mendapatkan Ridha Hyang Maha Suci Hidup/ALLAH.

Disamping itu, dengan mengetahui dan mengenal “DIRI” kita juga boleh mempergunakan akan kelebihannya,

yang ada pada diri kita ini, untuk bermacam-macam tujuan dalam mengharungi bahtera kehidupan di dunia yang

penuh dengan ujian dan dugaan ini. Memperkuatkan ketabahan kita dalam kehidupan ini, apapun yang terjadi.

VTS_01_1 126

Sedulur dan Para Kadhang Kinasihku sekalian. Ketahuilah….

Pintu Guru Sejati itu. Tersembunyi;

Inilah sesuatu pasal yang menyatakan pintu guru sejati itu, tersembunyi, yang tiada diajarkan kepada orang-

orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh). Sebab, perihal ini, berisi ilmu-ilmu

khusus pelajaran mengenal diri atau tata cara mengenal Hyang Maha Suci Hidup/Allah pencipta Alam dan

segala isinya. Tujuannya, supaya sempurna segala amal ibadahnya. Maksudnya, tidak melangkahi kodrat dan

irodatnya sebagai manusia wajar. Tentangnya, mari kita simak bersama, saya akan mewedarnya dengan

terbuka, blak kotak tanpa tedeng aling-aling apapun.

Di dalam tulang kepala itu, Otak.

Di dalam Otak itu, Ma’al Hayat atau Air Hidup.

Di dalam Ma’al Hayat itu, Akal.

Di dalam Akal itu, Budi.

Di dalam Budi itu, Roh.

Di dalam Roh itu, Mani.

Di dalam Mani itu, Rasa.

Di dalam Rasa itu, Nikmat/Tenteram.

Di dalam Nikmat itu, Nur Muhammad/Hidup.

Di dalam Nur Muhammad itu, Hyang Maha Suci Hidup/Allah.

Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI

Artinya : Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya

AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI

Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya

AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI

Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya

AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN KAMILUM BIASMAI.

Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang Kamil yakni Muhammad RasulNya

QOLAH NABIYI SAW : “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”

Artinya : Berkata Nabi SAW, yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Cahayaku, baru Cahaya sekalian Alam

QALAN NABIYI SAW : “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI”

Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam

QOLAN NABIYI SAW : “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”

Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam

QOLAN NABIYI SAW : “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”

Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam

QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”

Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam

HADIST : “AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”

Artinya : Awal-awal agama adalah mengenal Allah

Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist : “MAN’ARA PANAP SAHU

PADAD’ARA PARABBAHU”

Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya

“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU”

Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya

“MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”

Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal

“KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK”

Artinya : Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya

Muhammad

Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”

Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan

“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”

Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba

“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”

Artinya : Tiada ia tetap dan tiada ia lain dari ia

Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran : “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”

Artinya : Di mana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu

“HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”

Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua

bathin dan Ia jua Zahir

Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu, “LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi

sesuatu, dan bukan bertempat.

Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan AF ‘ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF

‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya : Datang daripada Allah dan

kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL

KABLAL MAUTU”. Artinya : Matikan diri kamu sebelum mati kamu.

Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang

sebenarnya. Adapun mati yang dimaksud hadis Nabi yang di atas tadi, adalah mati Ma’nawi, artinya mati dalam

pengenalan mata hati.

Mahasuci Allah Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku terang sempurna,

upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah “BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah

Allah hanya Allah.

Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala. Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah”.

Adapun kita bertubuh akan Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh. Adapun jadi nyawa itu bertubuh

kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama

Rahasia Ia Allah, Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar-benarnya Sifatullahita’ala

kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui.

Adapun jalan hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang itu, ialah Zat, Sifat,

Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata

Allahu Akbar tiada hati lagi, karena yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama

Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita.

Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah

rahasia, maka berlakulah berbagai-bagai bunyi dan kelakuan di dalam sembahyang. Semua itu adalah perintah

rahasia, maka perintah rahasia inilah Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah

Allah serta hidup berbagai-bagai, itulah rahasia Allah kepada kita.

Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU”

Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.

Maka mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin, Tanah. Empat inilah yang dijadikan

Allah, maka turun kepada kita seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :

Adapun tanah itu Tubuh kita?

Adapun Api itu Darah kita?

Adapun Air itu Air Liur kita?

Adapun Angin itu Nafas kita?

Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat.

Baginilah kita atau cara kita mengenal diri namanya.

Adapun tatkala kita tidur itu, adalah perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan

janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi

di waktu kita tidur itu, itu adalah Rahasia Allah.

Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu di dalam

jantung. Maka jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini berkehendak, karena pada hakekatnya

rahasia Allah itulah menjadi kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hukum syara’

(syari’at) yang difardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan perhatikan bersunguh-sungguh perkara yang

tersebut di atas.

Maka barang siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah di dalamnya, maka tiliknya itu batil atau syirik,

karena ia tiada melihat akan Allah Ta’ala.

Berkata Saidina Abu Bakar Siddik r.a :

Artinya : Tiada aku melihat akan sesuatu melainkan Allah, yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu.

Kata Umar Ibnu Khattab r.a :

“MAA RAAITU SYAIAN ILLA WARAAITULLAHU MA’AHU”

Artinya : Tiada aku lihat sesuatu melainkan aku lihat Allah kemudiannya.

Kata Usman Ibnu Affan r.a :

Artinya : Tiada aku melihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah besertanya.

Kata Ali Ibnu Abi Talib r.a :

Artinya : Tiada Ku lihat sesuatu kecuali Allah yang kulihat di dalamnya.

Maka perkataan para sahabat itu agar berbeda, akan tetapi maknanya bersamaan.

Firman Allah di dalam Al-Quraan yang berbunyi :

“WAHUWA MAAKU AINAMA KUNTUM”

Artinya : Ada hak Tuhan kamu

Firman Allah Ta’ala :

“WAHI AMPUSIKUM APALA TUBSIRUN”


Artinya : Ada Tuhan kamu di dalam diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku kata Allah, padalah Aku

terlebih hampir dari padamu matamu yang putih dengan hitamnya, terlebih hampir lagi Aku dengan kamu.

Kemudian dari itu hendaklah kita ketahui benar-benar akan diri ini mengapa kita ini menjadi hidup, melihat,

mendengar, berkata-kata, kuasa memilih baik dan jahat, cuba renungkan sejenak, siapakah yang berbuat di balik

kekuasaan kita ini. Maka di sini kita kembalikan saja kepada pasal rahasia yang telah lalu, sebutannya pasti kita

bertemu dengan Allah atau Mi’raj dengan Dia.

Maka barang siapa tiada mengetahui perkara ini, tiada sempurna hidupnya dunia dan akhirat dan jikalau dia

beramal apa saja semua amalannya itu syirik, maka dari itu hendaklah kita ketahui benar-benar apa asalnya yang

menjadi nyawa dan roh itu. Yang menjadi Nyawa dan Roh itu ialah ZADTULLAHITA’ALA daripada Ilmunya dan

Roh sekalian alam.

Seperti sabda nabi kita “ANA ABUL BASYARI”

Artinya : Aku Bapak segala Roh dan Bapak segala Tubuh

Bermula sebenarnya Roh, tatkala di dalam tubuh, Nyawa namanya, tatkala ia berkehendak, Hati namanya, tatkala

ia kuasa memperbuat, Akal namanya, maka kesemuanya itu adalah Rahasia Allah Ta’ala kepada kita. Maka

barang siapa tiada tahu perjalanan ini, maka tiada sempurna hidupnya dunia dan akhirat.

Hidup ada nyawa itulah Muhammad dinamai akan dia bayang-bayang Ianya yang empunya bayang-bayang dan

Idhofi, akan tetapi daripada Nur jua, karena tiada diterima oleh akal kalau bayang-bayang itu maujud sendirinya,

kalau ada yang empunya bayang-bayang ialah Allah Ta’ala sendirinya.

Demi Allah dan Rasulullah Islam dan Kafir, jikalau tiada tahu atau tiada percaya akan kejadian Nur itu perjalanan

Roh, maka menjadi kafir lagi munafik. Karena apabila tiada tahu mengenal diri dan tiada tahu/tiada dapat

membedakan antara Khalik dan Makhluk, maka amalan orang tersebut itu Syirik.

Peganglah nasihat seorang Al Arifbillah yang berbunyi demikian :

“LATUHADDISUN NAASIBIMA LAMTUSLIHU AKWALAHUM ATURIDDUN AYYUKAZ ZIBULLAHAWARASULIH”

Artinya : Jangan kamu ajarkan akan manusia, akan ilmu yang tiada sampai akal mereka itu, adalah kamu itu

nanti didustakannya oleh mereka itu Allah dan Rasulnya, maka orang itu kafir.

Jadi garis besarnya, apabila seseorang umpamanya, belum pernah belajar dan mempelajari Ilmu Usuluddin atau

Sifat `20 (dua puluh) tidak boleh diajarkan Ilmu Rahasia yang tersebut diatas tadi. Tapi dengan Wahyu Panca

Gha’ib. Bisa dan Boleh, tinggal tau caranya apa tidak… itu saja. He he he . . . Edan Tenan. SALAM RAHAYU HAYU

MEMAYU HAYUNING KARAHAYON KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU Untukmu Sekalian para Kadhang

Konto dan Kanti Anom maupun Sepuh kinasih saya, yang senantiasa di Ridhoi ALLAH Azza wa Jalla Jalla

Jalaluhu. Pamrih saya berharap POSTINGAN SAYA KALI INI. Dapat Bermanfaat untuk semua Kadhang kinasihku

sekalian tanpa terkecuali yang belum mengetahui ini dan Bisa Menggugah Rasa Hidup nya siapapun yang

membacanya.

*Matur Nuwun ROMO….._/\_…..Terima ke atas