Di riwayatkan dari Asy-saikh Abul hasan asy-syadzili ra, bahwasannya beliau berdawuh:
takarlah nafsumu dan timbanglah ia dengan sholat, jika ia sudah berhenti mendapatkan (melirik) bagian-bagiannya maka ketahuilah bahwa dirimu bahagia (beruntung) Dan jika belum, maka tangisilah nafsumu itu ketika engkau melangkahkan kakimu dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan sholat, karena apakah kamu melihat seorang kekasih yang tidak ingin berjumpa dengan kekasihnya? Maka barang siapa yang ingin mengetahui derajat hakikatnya di sisi Allah dan melihat hal (keadaan sirr)nya bersama allah maka hendaklah ia melihat pada sholatnya, sudah dapat tenang dan khusyu' atau masih dalam keadaan lalai dan terburu--buru, Jika masih belum bisa tenang dan khusyu' maka sawurilah kepalamu dengan sebu, karena sesungguhnya orang yang berteman duduk dengan pemilik minyak misik akan meninggalkan bekas aroma wanginya. Dan sholat adalah merupakan sarana bermujalasah (berteman duduk) dengan Allah ,maka ketika engkau telah bermujalasah denganNYA tapi tidak menghasilkan sesuatu apapun itu menunjukkan bahwasannya ada penyakit di dalam hatimu, entah itu berupa:
◾kibr (sombong),
◾'ujub (bangga diri)
◾atau tidak beradab.
🔖Sumber:
Ibnu 'atha'illah,hal 69, Tajul 'arus alhawi li tahdzibin nufus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar