Selasa, 16 November 2021

NASIHAT KE - 32 Keinginan Memenuhi Kewajiban Ketika Mengeluarkan Harta Serta Sebagai Tanda Syukur Kepada Allah SWT.

 Terjemahan Kitab

“AN-NASHA’IH” (NASIHAT-NASIHAT SUFI)

IMAM ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD “AL-MUHASIBI”



NASIHAT KE - 32

Keinginan Memenuhi Kewajiban Ketika Mengeluarkan Harta Serta Sebagai Tanda Syukur Kepada Allah SWT.


Saudaraku-saudaraku! Apabila orang lain mengeluarkan harta yang halal di jalan kebaikan dengan dugaan bahwa hal demikian akan melipatgandakan pahala, ingat, berkehendaklah engkau dalam harta yang keu keluarkan itu untuk memenuhi kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama makhluk. Juga, keluarkanlah hartamu sebagai tanda syukur terhadap nikmat, tanda takut dari sikap kikir terhadap Allah SWT, serta tanda khawatir terhadap pertanyaan ketika terjadi hisab’. Oleh karena itu, keluarkanlah harta kalian demi untuk membebaskan diri, karena, telah sampai kepada kami bahwa Allah SWT telah menurunakn wahyu kepada salah seorang Nabi-Nya : “Sesungguhnya perumpaam sedekah itu seperti seseorang yang membunuh orang lain, maka akeluarga korban menuntut untuk membunuhnya. Si pelaku berkata : “Aku akan menebus diriku, hingga ia pun membayar tebusannya sedikit demi sedikit sampai ia mampu membebaskan dirinya dari pembunuhan.”

Wahai kaum yang menginginkan keselamatan! Demi Allah, demikian dengan kalian, dan siapa orang telah membunuh dirinya dengan dosa-dosa. Oleh karenanya, keluarkanlah harta yang halal demi untuk menebus diri kalian sebelum hal itu tidak diterima dari kalian. Aku berpendapat, siapa yang mengeluarkan harta dengan keyakinannya untuk mengharapkan pahala kebaikannya lebih besar daripada rasa takutnya, maka ia justru tidak memperoleh pahala apa-apa. Sebab, barangkali saja hanya sedikit sekali kekuatannya terhadap pertanyaan-pertanyaan dari Allah yang ditujukan kepadanya tentang keterlibatannya dalam harta yang halal berdasarkan prasangkanya. Padahal hal demikian adalah tipu daya serta kebodohan yang besar. Maka dari itu, jadilah kalian di antara orang-orang yang memiliki pandangan.

Saudaraku! Sebagaimana engkau berharap agar kebaikanmu diterima, demikian pula hendaknya engkau khawatir akan tidak diterimanya kebaikanmu itu. Sesungguhnya Allah SWT berfirman :Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa (Al MA’idah, 27) Di antara tokoh berilmu berkata : “Persetan dengan dunia, yang halal darinya bakal di hisab sedangkan yang haram darinya mendapatkan sangsi.” Rasulullah saw. Bersabda : “Barang siapa yang diseleldiki secara mendalam di kala hisab’ pasti ia akan disiksa.”

Sesungguhnya Allah SWT memuji orang-orang yang takut : Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (Al Mu’minun, 60) Ahli tafsir berkata : “Yaitu orang-orang yang berpuasa, orang-orang shalat, orang-orang yang bersedekah, dan orang-orang yang takut bakal tidak diterima hal tadi dari meraka.” Saudara-saudara, contohlah orang-orang bertakwa tersebut dalam kekhawatiran terhadap amal perbuatanmu, Sesungguhnya diantara sahabat pilihan dahulu, ada yang berangan-angan supaya diterima darinya satu kebajikan saja, karena kekhawatirannya bila tidak akan diterima darinya, karena Allah berkata : “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa (Al MA’idah, 27).

Saudara-saudara! Bersyukurlah kepada Allah SWT karena Dia telah mengilhamimu untuk mengeluarkan harta dan telah menjagamu dari kekikiran. Minta maaflah dari usahamu yang menurut perkiraanmu halal. Alangkah bahagianya orang-orang yang diringankan bebannya sehingga lebih cepat berlalu, dan alangkah sengsaranya orang-orang yang berat bebannya sehingga tertahan. Demikianlah perbedaan keutamaan antara dua orang. Yang satu mencari pahala dalam pengeluarannya melalui harta yang halal sesuai dengan dugaannya, namun ia melupakan pertanyaan yang bakal diajukan Allah kepadanya. Padahal, bila Allah SWT memberlakukan hisab terhadapnya, tentu akan menyulitkan dirinya. Sementara yang lain mengeluarkan harta sepeti itu juga, hanya saja ia dibebani oleh ketakutan terhadap dialog dengan Tuhan ketika hisab, sehingga cita-citanya selalu ingin lepas dari kewajiban yang harus dipenuhinya pada harta yang halal, seraya berharap maaf dan ampunan dari Allah SWT, karena memang Allah telah memberikan beberapa kewajiban pada harta yang halal. Adapun harta yang haram, maka tidak ada jalan baginya selain lari kepada Yang Maha Pengasih, serta melepaskan diri dari semuanya dan membiarkannya untuk pemburunya.

Saudara-saudaraku! Renungkanlah apa yang telah engkau dengar. Ketahuilah bahwa amal perbuatan hamba di sisi Tuhan bertingkat-tingkat. Oleh sebab itu, nilai dan kedudukan mereka di sisi-Nya lebih tinggi yang satu daripada yang lain, sesuai dengan pemahaman mereka tentang Allah Mereka mengetahui bagaimana berbuat untuk-Nya. Sebab kebanyakan orang berbuat kebaikan hanya untuk mengharapkan pahala, dan kalau tidak ada pahalanya tentu mereka merasa berat untuk melaksanakan kebaikan tersebut. Wahai kaum, perbanyaklah amalan sunnah untuk menyempurnakan yang wajib, sebab telah sampai kepada kami bahwa Allah SWT berfirman : “Aku tidak memperhatikan hak seorang hamba sebelum hamba tersebut memperhatikan hak-Ku. Juga, dari salah seorang tokoh ilmu pengetahuan disebutkan : Sesungguhnya tidak akan sampai kepada hati seorang hamba ruh Allah, sedang dari sisi hamba tersebut Allah mempunyai hak yang belum dipenuhi olehnya.” Ingat, utamakanlah niat dalam memenuhi seluruh hak Allah dalam segala urusan, janganlah engkau menyibukkan hati dengan hakmu pada-Nya, dan contohlah orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah saw. Melalui sabdanya, berikut : Ingatlah, sesungguhnya oang-orang yang berilmu adalah orang yang mengerti tentang Allah dan fuqaha’ adalah pilihan Allah di antara makhluk-Nya.” Pahamilah penanaman moral oleh Rasulullah saw. Tersebut. Bilamana engkau telah menyempurnakan kewajiban dengan amalan sunnah dan mencoba menghilangkan kejahatan dengan amalan sunnah dan mencoba menghilangkan kejahatan dengan kebaikan, kemudian engkau mempunyai amalan yang melebihi pemenuhan terhadap hak-hak Allah, sesungghnya yang demikian merupakan simpanan untukmu di sisi Tuhan SWT dan sebagai penyempurna terhadap apa-apa yang ada di sisi-Nya jika dalam memenuhi hak-hak-Nya engkau masih memiliki kekurangan. Alangkah celakanya orang yang lalai pada hari ditegakkan hisab’ ! Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua. Amin ya Rabbal ‘alamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar