Selasa, 02 November 2021

0222 Al-Khawathir (atau bisikan)

 terjemahan kitab

ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 2: makna rahasia istilah dalam tasawuf

judul 22 Al-Khawathir (atau bisikan)



Al-Khawathir (bisikan-bisikan jiwa) adalah bisikan yang menghujam ke dalam rasa, bisikan khawathir, hanya khusus bagi macam perintah, atau yang se-arti dengannya. 

◾terkadang muncul dari Malaikat, 

◾terkadang dari setan, 

◾atau sekedar ungkapan nafsu, 

◾dan bahkan pula bisikan langsung dari Allah swt. Yang Maha Benar.


Apabila bisikan datang dari malaikat, di sebut Ilham. 

Jika muncul dari hawa nafsu disebut Hawajis. 

Dan bila datang dari setan di sebut Haswas. 

Sedangkan bisikan jiwa yang langsung dari Allah swt. Disebut Bisikan Kebenaran (Khathir Haq).


Indikasi secara keseluruhan:

apa bila bisikan datang dari para malaikat maka bisa di ketahui kebenarannya bila bisikan itu sesuai dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, para Ulama Sufi berkata: 

“Setiap bisikan yang tidak bisa di saksikan kebenarannya secara lahir, adalah bisikan batil.”


Apabila bisikan itu datang dari setan, rata-rata mengandung pada kemaksiatan. Begitupun yang datang dari nafsu, lebih cenderung mengajak pada sikap menurut syahwat, atau rasa takabur.


Para syeikh Sufi bersepakat, bahwa orang yang terlalu banyak makan makanan haram, tidak akan bisa membedakan mana bisikan yang bersifat ilham dan mana yang waswas.


Saya mendengar Syeikh Abu ali ad-Daqqaq berkata yaitu: 

“Siapa yang makanan utamanya di ketahui (keharamannya), ia tidak akan bisa membedakan antara ilham dan waswas. Sementara orang yang menghindari hasrat nafsunya, dengan cara mujahadah yang benar, kejelasan ucapan batinnya akan tampak melalui perlawanan terhadap nafsunya”

(Karna bisikan dari nafsu, setan, ataupun iblis itu pasti mengajak pada kemaksiatan)


Para syeikh sepakat, bahwa nafsu itu tidak bisa di benarkan. Sedangkan kalbu tidak bisa di tipu. Apa bila Anda mujahadah semaksimal mungkin, agar ruh membisikan kepada Anda, pastilah ruh tidak akan membisikan sesuatu kepada Anda.


An-Junayd membedakan antara bisikan nafsu dan bisikan setan yaitu:

☀️bisikan dari nafsu yaitu:

apa bila menuntut Anda terhadap suatu perkara, ia akan menempel, dan akan kembali lagi walaupun berlalu dalam jarak waktu, sampai bisikan nafsu itu benar-benar meraih kemauannya dan mencapai tujuannya. Kecuali bagi orang-orang yang mujahadahnya benar, maka bisikan itu tidak akan kembali. Kemudian nafsu itu selalu memusuhi Anda. Sementara setan, ketika menjerumuskan Anda melalui godaannya, kemudian Anda menentangnya, maka setan akan kembali mempengaruhi Anda dengan godaan lainnya. Sebab, secara keseluruhan, sikap kontra adalah sama. Yang penting bagi setan adalah Anda bisa mengikuti ajakannya yang menjerumuskan. Dan baginya, tidak ada peringatan dalam penjerumusan itu.

“Setiap bisikan yang datang dari para malaikat, kadang-kadang cocok di hati si penerima bisikan, terkadang juga tidak. 

Namun apa bila bisikan langsung dari Allah swt. sama sekali si hamba tidak menetang-Nya”


Para Syeikh memperbincangkan soal bisikan berikutnya yaitu “Apabila bisikan dari Allah swt. apakah bisikannya lebih kuat di banding bisikan pertama”


Al-Junayd berkata: 

“Bisikan pertama lebih kuat, sebab, apa bila bisikan itu masih ada, orang yang mendapat bisikan kembali pada refleksinya, dan dalam kaitan ini, perlu persyaratan ilmu pengetahuan. Meninggalkan bisikan pertama berarti melemahkan bisikan kedua”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar