terjemahan kitab
ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 2: makna rahasia istilah dalam tasawuf
judul 21 Nafas
Nafas adalah hembusan kalbu melalui kelembutan-kelembutan kegaiban.
Orang yang memiliki nafas (ruhani) lebih lembut dan lebih jernih di bandingkan yang memiliki ahwal ruhani.
Pemilik waktu adalah pemula, dan pemilik nafas, adalah pangkalnya. Pemilik tingkah kesufian (yaitu ahwal) berada di antara keduanya. Orang-orang yang berada pada tahap awal adalah pemelihara ruh, sedangkan pemilik nafas adalah ahli dalam rahasia-rahasia Ketuhanan.
Para Sufi berkata:
“Sebaik-baik ibadat adalah menghitung nafas (hati) bersama Allah subhanahu wata alah”
Mereka juga berkata:
“Allah subhanahu wata alah. menciptakan kalbu, dan di jadikan kalbu itu sebagai tambang ma’rifat. Allah subhanahu wata alah mencipta rahasia di balik kalbu dan di jadikan sebagai tempat tauhid. Setiap nafas yang tidak muncul dari bukti-bukti ma’rifat dan setiap isyarat tauhid dalam bentangan kerumitan, adalah mayat, yang pemiliknya akan di mintai pertanggung jawaban”
Syeikh Abu Ali ad. Daqqaq r.a. berkata: “Bagi orang Arif” nafas tidak berserah kepadanya, karena tidak ada toleransi yang mengalir menyertainya.
Sedangkan bagi sang pecinta, nafas adalah keharusan. Kalau tidak ada nafas, pastilah ia akan musnah.
”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar