terjemahan kitab
ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 2: makna rahasia istilah dalam tasawuf
judul 20 Syariat Dan Hakikat
Syariat adalah di siplin ubudiyah, sedangkan hakikat adalah musyahadah Ketuhanan. (Musyahadah Ketuhanan (rububiyah): artinya melihat dengan kalbu. Hal ini terungkap bahwa syariat merupakan sarana mengetahui penempuhan jalan Allah swt. Sedangkan Hakikat adalah kelestarian memandang kepada-Nya. Tharikat adalah menempuh jalan syariat tersebut, yakni mengamalkan aturan-aturannya)
Setiap syariat yang tidak di kukuhkan dengan hakikat, tidak bisa di terima allah subhanahu wata'alah Sebaliknya Hakikat yang tidak di kukuhkan syariat, maka tidak akan sampai wushul.
(Tapi merasa berhak wushul hanya karna telah melakukan syariat adalah syirik, dan merasa telah wushul karna telah melakukan syariat itupun syirik, wushul hanya pemberian allah semata bukan karna kau melakukan syariat tapi karna kau berserah berpasrah bersandar dan bergantung pada allah serta hanya menginginkan Allah semata)
Syariat turun dengan tugas-tugas dari Sang Khalik, sementara hakikat merupakan implementasi pelaksanaan kebenaran. Syariat berarti Anda menyembah-Nya, sedangkan Hakikat berarti Anda Menyaksikan-Nya. Syariat berarti bangkit sesuai dengan apa yang di perintahkan, sementara Hakikat adalah menyaksikan apa yang di qadha-kan dan di takdirkan, apa yang tersembunyi dan apa yang tampak.
Saya mendengar Syeikh Abi Ali ad-Daqqaq berkata: “(Kepada-Mu kami menyembah)” adalah menjaga syariat, dan “(Kepada-Mu kami memohon pertolongan)” adalah ikhtiar dengan hakikat.
Perlu di ketahui, syariat itu sendiri adalah hakikat, bila di lihat bahwa syariat adalah keharusan melalui perintah-Nya. Begitupun hakikat adalah syariat, dari segi bahwa ma’rifat kepada-Nya, karena perintah-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar