Rabu, 17 November 2021

MARATIBUL HUBB

 

MARATIBUL HUBB

(مَرَاتِبُ الْحُبِّ)


Bagan

Tingkatan Cinta

  • Cinta itu bertingkat-tingkat, tergantung kadar cintanya
  • Masalah ini mesti dipahami oleh orang beriman agar tidak salah dalam mencintai sesuatu
  • Apa batasan mencintai sesuatu?
  • Hubungan

    (اَلْعَلاَقَةُ)

    Hubungan

    (اَلْعَلاَقَةُ)

  • Ini tingkatan cinta yang paling rendah: sekedar menjalin hubungan saja, tidak lebih dari itu
  • Hubungan ini tidak sampai kepada adanya “rasa” di dalam hati
  • Hati memandangnya biasa aja, hanya tuntutan hidup saja
  • Bahkan mungkin berusaha untuk memandangnya rendah, sehingga tidak pantas untuk dicintai lebih dari sekedar hubungan saja
  • Terhadap apa kita memberikan cinta yang rendah ini?
  • Materi

    (اَلْمَادَّةُ)

  • Cinta terhadap materi berada pada tingkat yang paling rendah; ia hanya sekedar hubungan saja
  • Memang begitulah Islam memandang dunia, lebih rendah dari bangkai seperti dalam hadits
  • Dalam kesempatan lain Rasul juga bersabda,

    لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

    “Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320)
  • Dunia seperti Bangkai

  • Jabir bin Abdillah ra berkisah, “Rasulullah SAW melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:

    أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

    “Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)
  • Realitanya…

  • Betapa banyak manusia yang tertipu oleh dunia, sehingga menjadikan dunia sebagai ambisinya yang tertinggi dan puncak ilmunya
  • 53:29-30 
  • 17:18 yang menginginkan dunia, akan dikasih oleh Allah, tapi di akhirat menunggu neraka Jahannam
  • 3:145 Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu
  • Memanfaatkan Harta

    (الإِنْتِفَاعُ)

  • Amru bin Ash ra berkata,"Rasulullah SAW datang kepadaku, lalu berkata, ‘Ambillah baju dan senjatamu kemudian datanglah kepadaku,’ lalu aku mendatangi Rasulullah saw sedangkan beliau sedang berwudhu', lalu Rasulullah menoleh kepadaku sambil berangguk-angguk, dan berkata,’Aku ingin mengirimmu ke suatu tentara, kemudian Allah SWT selamatkan kamu (menangkan kamu), memberimu harta rampasan, sukakan kamu harta itu dg sebaik-baik sukaan.’ Kemudian aku menjawab,“Aku tidak mau memberikan jika karena harta akan tetapi aku memberikan karena suka (cinta) kepada Islam dan ingin bersama Rasulullah SAW.” Lalu Rasulullah berkata

    يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ

    Wahai Amru, sebaik-baik harta yang baik di tangan orang yang sholeh.” (HR. Ahmad)
  • Simpati

    (اَلْعَطْفُ)

    Simpati

    (اَلْعَطْفُ)

  • Kepada materi, simpati pun tidak boleh, apalagi menjadikannya segala-galanya
  • Kepada siapa kita berikan tingkatan cinta yang kedua ini?
  • Kepada sesama manusia (اَلإِنْسَانُ), apapun sukunya dan agamanya
  • Inilah yang disebut nilai-nilai kemanusiaan (اَلْقِيَامُ الإِنْسَانِيَّةُ): Nilai-nilai yang tegak berdasarkan penghormatan terhadap hak-hak asasi dan kemuliaan manusia
  • kebebasan dan kemerdekaannya
  • nama baik dan eksistensinya
  • kehormatannya dan hak-haknya
  • memelihara darahnya, hartanya serta kerabat keturunannya dalam kedudukan mereka sebagai individu anggota masyarakat
  • Berdakwah

    (اَلدَّعْوَةُ)

  • Wujud simpati kita kepada sesama manusia adalah mendakwahi mereka
  • Islam menawarkan kepada manusia nilai-nilai kemanusiaan yang akan membawa manusia kepada peradaban yang tinggi, yaitu
    1. Ilmu
    2. Amal
    3. Kebebasan
    4. Musyawarah
    5. Keadilan
    6. Persaudaraan

    Curahan hati

    (اَلصَّبَابَةُ)

    Curahan hati

    (اَلصَّبَابَةُ)

  • Meskipun kita bersimpati kepada semua manusia, tetapi untuk cinta yang sampai ke tingkat curahan hati (curhat) hanya diberikan kepada SESAMA MUSLIM
  • 3:118 Allah sangat tegas melarang untuk menjadi teman kepercayaan kita orang-orang yang di luar kalangan kita (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagi kita
  • Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
  • Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.
  • Ini arahan Allah yang sangat jelas
  • Curhat kepada orang kafir, sama saja membuka aurat dan kelemahan kita kepadanya -> sasaran tembak
  • Ukhuwwah Islamiyyah

  • Konsekuensi dari cinta kita kepada sesama Muslim adalah menjalin ukhuwwah Islamiyah
  • Rasulullah SAW telah menjelaskan 5 hak Muslim

    حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ

    “Hak Muslim atas Muslim yang lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Bukhari-Muslim)

    الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

    “Seorang Muslim adalah yang Muslimin yang lain selamat dari lisan dan tangannya, sedangkan Muhajir adalah orang yang hijrah dari apa yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari-Muslim)
  • Tiga Macam Tetangga

  • Ada tiga macam tetangga dengan haknya masing-masing
  • Non-Muslim: hanya mendapatkan hak tetangga
  • Muslim: mendapatkan hak tetangga dan hak Muslim
  • Muslim juga kerabat: mendapatkan hak tetangga dan hak Muslim serta hak kerabat
  • Akan tetapi meskipun jauh, seperti kaum Muslimin yang sedang berada dalam penjajahan di Palestina, kita tetap memperhatikan problem mereka

    مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ

    “Siapa yang tidak memperhatikan persoalan kaum Muslimin maka bukan golongan mereka.” (HR. Thabrani)
  • Rindu

    (اَلشَّوْقُ)

    Rindu(اَلشَّوْقُ)

  • Cinta yang sampai rindu kita berikan kepada orang-orang yang beriman saja, bukan kepada Muslim secara umum
  • Di sini dibedakan antara Muslim dan Mu’min seperti pada surat 49:14
  • Muslim: baru melaksanakan amal lahir, tapi imannya belum masuk kedalam dada
  • Mu’min: yang imannya sudah masuk kedalam dada
  • Kakeknya Wahsy bin Harb duduk bersama Rasulullah SAW kemudian lewat seorang demi seorang di sisi Rasulullah SAW yang tengah duduk. Kakeknya Wahsy berkata, “Wahai Rasulullah, إِنِّي أُحِبُّهُ لِلَّهِ (aku mencintainya karena Allah).” Beliau bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukannya?” Dia menjawab, “Belum.” Beliau bersabda, “Bangkit dan beritahukanlah kepadanya.” (HR. Thabrani)
  • Kasih Sayang dan Cinta

    (اَلرَّحْمَةُ وَالمَوَدَّةُ)

  • Kepada orang-orang beriman kita berikan kasih sayang dan cinta kita
  • 48:29 رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ (berkasih sayang sesama mereka)
  • 5:54 lemah lembut kepada mereka

    مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

    “Perumpamaan mu’minin dalam cinta dan kasih sayang serta simpati mereka seperti jasad; bila salah satu anggota badannya sakit, terasakan sakitnya oleh seluruh jasadnya dengan susah tidur dan panas.” (HR. Muslim)
  • Sikap Lain

  • Sikap lain terhadap orang-orang beriman adalah merendah diri kita di hadapan mereka (15:88)
  • Bahkan Rasulullah SAW diperintah untuk merendahkan dirinya kepada para pengikutnya dari kalangan orang-orang beriman (26:215)
  • Ada tiga tingkatan realisasi dari cinta kita kepada mu’min
    1. Selamat hati kita dari berbagai penyakit hati kepada mereka seperti ghill, hiqd, dan hasad (59:10). Ini tingkatan yang paling rendah
    2. Mencintai mereka seperti mencintai diri kita. Ini yang pertengahan
    3. Itsar (mengutamakan mereka meskipun kita sendiri memerlukannya). Ini yang tertinggi
  • Mesra

    (اَلْعِشْقُ)

    Mesra

    (اَلْعِشْقُ)

  • Cinta yang sampai mesra kita berikan kepada Rasulullah SAW dan Islam
  • Orang yang mesra itu kemana saja kekasihnya pergi ia ikut, tidak mau terpisah darinya
  • Begitulah cinta kita kepada Rasulullah SAW dan Islam: kemanapun Rasul SAW pergi akan selalu mengikutinya
  • Itulah yang ditunjukkan para sahabat kepada beliau SAW
  • (Mengikuti)

    (اَلإِتِّبَاعُ )

    59:7 وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

    (Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah)

    أَلا إِنَّ رَحَى الإِسْلامِ دَائِرَةٌ، فَدُورُوا مَعَ الْكِتَابِ حَيْثُ دَارَ

    “Ketahuilah bahwa roda Islam itu selalu berputar, maka berputarlah bersama Al-Kitab di manapun ia berputar.” (HR. Thabrani)

    Cinta yang menghamba

    (اَلتَّتَيُّمُ)

    Cinta yang menghamba

    (اَلتَّتَيُّمُ)

  • Cinta yang tertinggi ini hanya diberikan kepada Allah saja, tidak ada selainNya
  • Itulah kenapa kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang terbesar, karena menempatkan cinta tertinggi kepada yang seharusnya diberikan cinta terrendah
  • Menghamba kepada berhala
  • Menyembah sapi, matahari, bulan, bintang
  • Orang-orang Nasrani menempatkan Nabi Isa as pada posisi cinta yang menghamba ini; begitu pula sebagian orang Yahudi menempatkan Uzair di tempat ini (9:30)
  • Oleh karena Rasul SAW melarang para sahabat untuk mengkultuskan dirinya seperti sikap orang Nasrani tadi
  • Antisipasi Rasul SAW

    لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

    “Jangan memujiku seperti pujian orang Nasrani kepada Isa bin Maryam AS. Aku hanyalah hamba Allah dan RasulNya.” (HR. Ahmad)

    Ini merupakan antisipasi Rasulullah SAW agar umatnya tidak terjebak kepada cinta yang berlebihan kepadanya hingga memposisikan beliau di posisi Tuhan

    Di antara orang Syi’ah pun ada mencintai Ali secara berlebihan hingga mensifati Ali seperti sifat Tuhan

    (Penghambaan)

    (اَلْعُبُوْدِيَّةُ)

  • ‘Ubudiyyah hanya ditujukan kepada Allah saja
  • Imam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa kata UBUDIYYAH ini mengandung dua makna
    1. Kesempurnaan penghinaan (كَمَالُ الذُّلِّ)
    2. Kesempurnaan cinta (كَمَالُ الْحُبِّ)
  • Sedangkan IBADAH mengandung dua makna juga
    1. Cinta (اَلْمَحَبَّةُ)
    2. Tunduk (اَلْخُضُوْعُ)
  • Maka
  • Orang yang tunduk tetapi disertai rasa benci bukanlah ABID
  • Meskipun orang itu mencintai sesuatu tapi tidak tunduk bukan pula disebut ABID
  • Kesempurnaan Makhluk

  • Kesempurnaan makhluk tergantung pada realisasi ubudiyyahnya
  • Semakin bertambah realisasi ubudiyyahnya kepada Allah, maka semakin bertambah kesempurnaannya
  • Dan derajatnya akan jatuh apabila menyangka bahwa dirinya tidak perlu melakukan ubudiyyah kepada Allah bahkan kemudian menjadikan
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar