Senin, 15 November 2021

wasiat ke 10 Diam tak banyak bicara.

 Terjemahan kitab Minah assaniyyah


(Sayyid ‘Abdul Wahhab As-Sya’rani, dari wasiyat tuan gurunya yang ma’rifat billahi Ta’ala yaitu Syaikh Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuliy)



wasiat ke 10

Diam tak banyak bicara.


 


(وَ) الزم (الصُّمْتَ)


إلا لضرورة شرعية.


“Hendaklah engkau senantiasa diam”


Kecuali karena darurat secara syar’iy


قال صلى الله عليه وسلم "من سره أن يسلم فليلزم الصمت"


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Barang siapa yang ingin selamat, maka hendaklah ia senantiasa diam”


وكان الأستاذ القشيرى رحمه الله تعالى يقول : "إنما آثر القوم السكوت لما علموا أن الكلام من الآفات ثم لما فيه من حظ النفس وإظهار صفات المدح والميل إلى من يميز عن أشكاله بحسن النطق وغير هذا من آفات الكلام"


Al-Ustadz Qusyairy rahimahullahu Ta’ala berkata; 

“Para ‘Ulama’ lebih memilih diam karena mereka tahu bahwa dalam berbicara terdapat marabahaya, dan karena sesuatu yang ada di dalamnya yang berupa bagian dari nafsu, menunjukkan sifat terpuji, dan condong pada orang yang membedakan bentuk pembicaraan dengan kebagusan berbicara dan lain-lainnya”


وكان الشيخ أبو بكر بن عياش رحمه الله تعالى يقول : "كثرة الكلام تنشف الحسنات كما تنشف الأرض بعد الماء"


Syaikh Abu Bakar bin ‘Ayyas rahimahullahu Ta’ala berkata; “Banyak bicara dapat menyerap kebaikan-kebaikan sebagaimana bumi dapat menyerap air yang jauh”


وكان الفضيل رحمه الله تعالى يقول : "من عد كلامه من عمله قل كلامه، وما ورثوا الحكمة إلا بالصمت والتفكر، والورع فى النطق أشد منه فى اللقمة والثياب"


Fudlail bin ‘Iyad rahimahullahu Ta’ala berkata; “Barang siapa yang menganggap pembicaraannya sebagian dari ‘amal ‘ibadah, tentu sedikitlah bicaranya, para ‘ulama’ tidak mewariskan ‘ilmu hikmah kecuali dengan diam dan tafakkur. Dan menjauhkan diri dari berbicara adalah lebih penting dari pada sesuap nasi dan sehelai pakaian”


وقد أجمعوا على أن الأنوار الربانية تخرج من قلب المريد إذا تكلم بلغو ويصير قلبه مظلما، وأنه متى انهدم ركن من أركان الطريق تبعه الباقى، وذكروا أن معظم الأركان أربعة : الجوع، والسهر، والعزلة، والصمت، وما زاد على هذه فهو من التوابع،


Para ‘ulama’ sepakat bahwa Nur Ilahiy akan keluar dari hati seorang murid apa bila ia berbicara percuma, dan hatinya akan menjadi gelap. Sesungguhnya apa bila salah satu unsur dari beberapa unsur jalan menuju Allah Ta’ala telah hancur, maka yang lainnya akan ikut hancur. Para ‘ulama’ menyatakan bahwa unsur yang paling penting ada empat; Lapar, tidak tidur malam, ‘uzlah dan diam, sedang unsur yang lain selain yang empat ini adalah sebagai pendukung.


وأنشدوا :


بيت الولاية قسمت أركانه # ساداتنا فيه من الأبدال


ما بين صمت واعتزال دائما # والجوع والسهر النزيه الغالى


فاعلم ذلك يا أخى.


Mereka (para ‘ulama’) mengucapkan bait sya’ir:


Gedung kewalian unsur-unsurnya terbagi (menjadi empat bagian)  tuan-tuan kami yaitu para wali Abdal senantiasa berada di dalamnya


Unsur yang berada di antara diam, ‘uzlah selalu  lapar dan tidak tidur malam yang bersih adalah sangat mahal harganya


Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar