Selasa, 01 Februari 2022

13. MAKAM FANA/MAKAN BINASA

 

kajian kitab barencong (datu sanggul)


Makam fana ialah : Hilangnya wujud kita ini lahir dan bathin. Bukan hilang pada nafsu ammaroh, tetapi hilang dalam pandangan makhluk, kalau kita sudah benar-benar memesrakan diri kita lahir bathin kepada Nur Muhammad dan bersatu dengan seluruh perikemanusiaan dan bersatu dengan seluruh perikemanusaiaan dan bersatu dengan seluruh alam, maka kalau sudah beroleh wasiat, hingga lenyaplah sifat sifat Allah Ta’ala. Inilah yang di sebut dengan fana dan baqa yaitu:

1. kudrat kita lenyapkan kepada kudrat Allah Ta’ala, 

2. iradat kita lenyapkan kepada iradat Allah Ta’ala, 

3. ilmu kita lenyapkan kepada ilmu Allah Ta’ala, 

4. hayat kta lenyapkan kepada hayatullah Zat, 

5. pendengaran kita lenyapkan kepada pendengaran Allah Ta’ala, 

6. penglihatan kita lenyapkan kepada penglihatan Allah Ta’ala, 

7. perkataan kita lenyapkan kepada perkataan Allah Ta’ala. 


Maksud di atas tadi ialah : 

1. wala qadirun : tiada kuasa hanya Allah Ta’ala, 

2. wala muridun : tiada berkehendak hanya Allah Ta’ala, 

3. wala alimun : tiada tahu hanya Allah Ta’ala, 

4. wala hayyun : tiada hayat/hidup hanya Allah Ta’ala, 

5. wala basyirun : tiada melihat hanya Allah Ta’ala, 

6. wala sami’un : tiada mendengar hanya Allah Ta’ala, 

7. wala muttakalimun : tiada yang berkata-kata hanya Allah Ta’ala. 


Jadi kalau sudah begini fana lah zat kita dan sifat kita zahir dan bathin, inilah dalilnya. 

1. MAUJUDUN WAHIDUN (wujud yang empunya ujud Esa). 

2. WAJATUN WAMAUSUFUN (Zat dengan empunya zat adalah Esa jua).

3. SIFATUN WAMAUSUFUN, Wahidun sifatun wahidun (sifat dengan empunya sifat adalah Esa).

4. ASMAUN WAMAUSFUN, Wa asmaun wahidun (nama dengan yang empunya nama adalah Esa jua) .

5. AF’ALUN WAMAUSUFUN, af’alun wahidun (af’al dengan yang empunya af’al Esa jua).


Jadi inilah makna yang sebenarnya dari pada fana dan baqa. Inilah arti fana dan baqa yang di tuntut oleh seorang salik/penuntut / tholib / murid. 


Adapun alam insan itu terhimpun kepada dari segala alam, jika bukan karena insani, se-suatu pun tiada di jadikan / di zahirkan oleh Tuhan selamanya. 

Dalilnya: 

Al insani sirri wa ana sirrohu, 

artinya "insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya". 


Dan lagi: 

"Al insanu sirri wa ana sirri, sifatun wasifatin lagoirih.

artinya: "insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, tiada lain dari ku. 


Maka dari itulah insan di lebihkan oleh Allah Ta’ala dari malaikat dan seharusnya demikian lah hendaknya itikad kita. Yaitu itiqad yang putus adanya, dan tiadanya, dan adanya. 


Kalau anda sudah faham benar berarti putus itiqadnya, dan tiadanya dan adanya; maka barulah mendapat makan ARIFIN yang sebenarnya.

ADANYA DAN TIADANYA. MANUNGGAL DUA UNSUR KETIDAK ADAANYA : ADALAH KEADAANYA,DAN KEADAANYA ADALAH KETIADAANYA. 

contoh: Kalimah LA ILAHA ILLALAH itu meliputi sangkalan dan pengakuan. Adalah keadaan atau adanya dan tiadanya keadaannya atau tiadanya, 

artinya hakikat dari Tuhan adalah tiadanya? 


Dalam ketidak adaannya: DIA mulai ADA. Yang terakhir lagi di sebut sebagai keadaan yang abadi. Itulah makna dari : ADANYA DAN TIADANYA. 


ada dan tiada. Keadaan yang abadi dan ketidak adaanya keduanya sekalian bersamaan (sekaligus bersamaan). Adalah merupakan : Ujud dari Tuhan. Sangkalan mengandung pengakuan yang positif.


Jadi di sini sangkalan dan pengakuan tidaklah terpisah dan tidaklah tersentuh, maksudnya ialah: 

bercerai tidak ,bersatu tidak : akan tetapi keduanya Nafi dan di batasi oleh kalimah ILA dan tidak boleh masuk ke dalam kalimah ILLALLAH. 


Selanjutnya kita harus tahu keadaan harus memberi petunjuk yang terang tentang apa yang di anggap ada, seperti suatu petunjuk terhadap yang di tunjuk. Jadi rumus ILLALLAH adalah yang di anggap sebagai ADA. Maka mutlaklah nama keadaan yang maha mulia dari Tuhan Allah Azzawalla, hanya untuk dialah rumus ILALLAH itu tepatnya. Jadi kesimpulannya adalah : SERBA ESA, SERBA SATU, DAN HITUNGAN SEGALA JIWAPUN ADALAH SATU (DALAM RAHASIA TUHAN). 

Disini tidak ada lagi dua faham dalam ujud, 

tidak ada lagi dua kata dalam perbuatan,

tidak ada lagi dua unsur dalam asma 

tidak ada lagi dua jenis kehidupan. 

Dan tidak ada lagi dua rumus dalam Zat dan Sifat segalanya : QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI, ALIMUN BIZATIHI, HAYUN BIZATIHI,SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN BIZATIHI, DAN MUTTAKALIMUN BIZATIHI. Jadi siapa sudah Faham, merekalah yang di berikan ilham oleh allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar