Selasa, 01 Februari 2022

35. DIRI BATIN.

kajian kitab barencong (datu sanggul)

(diri kita yang lahir ini ) sudah fana kepada diri yang bathin, artinya yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa lagi, dan tiada boleh di katakan ada lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang bathin jua, ialah yang bernama MUHAMMAD. Seperti firman Allah di dalam hadist qudsyi : 

HALAQAL ASYIA LIAZLIKA WAHA OTUHALILAZLI, 

Artinya ; kujadikan engkau karena ku ya Muhammad. 


jelaslah bahwa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang bathin, dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi, karena MUHAMMAD itulah yang ada mempunyai : 

TUBUH, 

HATI, 

NYAWA, 

dan RAHASIA. 


1. Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT. 

2. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni THARIKAT. 

3. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT. 

4. Adapun RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MA’RIFAT. 


Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal TUHANNYA, tetapi MUHAMMAD belum bisa mengenal Tuhannya, jika masi belum fana 

TUBUHNYA, 

HATINYA, 

NYAWANYA, 

RAHASIANYA, 

ZATNYA, 

SIFATNYA, 

ASMANYA 

dan AF’ALNYA. 


Seperti firman Allah di dalam Qur’an : 

QUL HUALLAHU AHAD,

Artinya ; Katakan olehmu Ya Muhammad, bahwasanya Allah Ta’ala ESA. 


ESA pada ZATNYA, 

ESA pada SIFATNYA, 

ESA pada ASMANYA, 

dan ESA pada AF’ALNYA. 


Dan lagi firman Allah di dalam Al – Qur’an : 

“ WATAWAKKAL ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU “ 

Artinya, serahkan dirimu Ya Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati. 


Maka keterangan MUHAMMAD meng-Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti tersebut di bawah ini,dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini. 

1. Adapun BATHIN MUHAMMAD adalah ZAT kepada Allah, dan adalah RAHASIA kepada hamba. 

2. Adapun AWAL MUHAMMAD adalah SIFAT kepada Allah, dan adalah NYAWA kepada hamba. 

3. Adapun AKHIR MUHAMMAD adalah ASMA kepada Allah dan adalah HATI kepada hamba. 

4. Adapun ZAHIR MUHAMMAD adalaj AF’AL kepada Allah dan adalah TUBUH kepada hamba. 


Adapun yang di sebut / di namakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua dan jangan di sangka bahwa yang di sebut HAMBA itu diri kita karna itu salah, kita ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi. Jadi 

RAHASIA, 

NYAWA, 

HATI 

dan TUBUH MUHAMMAD 

itupun tiada jua karena tubuh fana kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Af’alnya, yakni Allah jua, seperti firman Allah:

“ HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU “

Artinya ia jua Tuhan yang awal, tiada baginya berpermulaan dan ia jua akhir yang tiada baginya berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua yang Bathin. 


Jadi Muhammad itu hanya sekedar nama jua. Adapun keterangan yang lebih jelas lagi yang lebih menentukan bahwasanya itu tiada mempunyai sesuatu melainkan hanya sekedar nama jua, seperti tersebut di bawah ini : 


1. Seperti yang di katakan RAHASIA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain dari zahirnya Lima SIFAT ALLAH jua yang di namakan kalimah “ Qala ” yaitu ; WJUD, 

QIDAM, 

BAQA, 

MUCHALAFATUHULILHAWADDIS, QIYAMUHU TA’ALA BINAFSIH. 


2. Adapun yang di katakan NYAWA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain dari zahirnya Enam SIFAT ALLAH jua yang di namakan kalimah “ ILAHA “ yaitu ; 

SAMA, 

BASAR, 

QALAM, 

SA’MIUN, 

BASHIRUN, 

MUTAKALLIMUN. 


3. Adapun yang di katakan HATI MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain dari kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang di namakan kalimah “ ILLA “ yaitu:

QODRAT, 

IRADAT, 

ILMU, 

HAYAT. 


4. Adapun yang di katakan TUBUH MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain dari zahirnya Lima SIFAT ALLAH jua yang di namakan kalimah “ ALLAH “ yaitu ; 

QADIRUN, 

MURIDUN, 

ALIMUN, 

RAJAUN, 

WAHDANIAT. 


Jadi yang bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN jua, yaitu SIFAT KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, itulah yang di namakan KALIMAH TAUHID yang mulia yaitu: LAILAHAILLALLAH, 

artinya tiada yang terdahulu hai MUHAMMAD dan tiada yang akhir Ya MUHAMMAD. (kecuali allah)


Kemudian dari itu hendaklah di ketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia itu supaya jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan MA’RIFAT. Adapun kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi 2 bagian : 

1. LA ILAHA. 

2. ILLA ALLAH. 


Adapun LA ILAHA ialah SIFAT KEKAYAAN yang tiada ada kekurangannya, yaitu Allah Ta’ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah SIFAT KEKURANGAN yang masih berkahendak, yaitu Muhammad. 


Kemudian hendaklah di ketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH TA’ALA dan yang bernama ALLAH TA’ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar bisa menjadi TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. 


Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA. Artinya, Rahasianya oleh Allah Ta’ala, karena:

🔸Allah itu adalah nama bagi ZAT yang wajibul wujud dan mutlak yaitu BATHIN MUHAMMAD. 

🔸TA’ALA itu adalah nama bagi SIFAT, yakni ZAHIR MUHAMMAD. 


Jadi ZAHIR dan BATHIN MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TA’ALA. Dengan demikian maka patutlah kalimah yang mulia itu di namakan Kalimah Tauhid artinya Kalimat ESA. Yaitu : LAILAHAILLALLAH Maka pada kalimat yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula kalimah yang mulia ini di umpamakan sebesar-besar gedung perhimpunan segala RAHASIA, segala ROH, segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA, segala ISLAM, segala IMAN, segala TAUHID dan MA’RIFAT, yang kesemuanya terhimpun di dalam kalimah yang mulia ini. Dan hendaklah di amalkan supaya mahir, seperti : JAUMUN RASA JAUMUL MESRA. Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang terutama sekali di dalam atau di waktu solat Lima Waktu. Karena di waktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang di namakan WAHYU ( bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasulnya atau yang di namakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita ). Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan rajin mengamalkannya Kalimah yang mulia ini. Karena sudah tahu betul dan terang betul bahwasanya kita ini tidak mempunyai sesuatu. Jadi tidak boleh lagi  berkata-kata bahwa ini kita atau ini adalah aku,karena apa bila di katakan bahwa adalah kita, berarti Tuhan fana kepada kita bukan kita fana kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya kita jua yang fana kepada Tuhan ( ALLAH ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar