kajian kitab barencong (datu sanggul)
hai thalib, bahwasannya tiada sempurna bagi seseorang mengenal dirinya, jika tidak tahu akan asalnya diri. (kejadian diri) dan mengetahui akan yang mula-mula di jadikan Allah Subhanahu wata’ala, seperti sembahyang mula-mula di jadikan Allah subhanahu wata’ala.
ABDILLAH bin ABBAS R.A. berkata pada rosul:
"Ya Junjunganku, apakah jua yang mula-mula di jadikan Allah Subhanahu wata’ala".
Maka sabda Nabi Muhammad SAW. menjawab: "Bahwasannya Allah Ta’ala menjadikan dahulu dari asyia yaitu segala sesuatu (selain allah) ini yaitu NUR NABIMU (nur muhammad).
Maka nyatalah Roh Nabi kita Muhammad SAW itu di jadikan lebih dahulu dari pada Asyia, dan nur muhammad di jadikan Allah Ta’ala dari ZATnya,
Syeh Abdulwahab berkata:
"Allah Ta’ala menjadikan Roh Nabi Muhammad itu dari Zat-nya. Dan menjadikan sekalian alam ini dari NUR NABI MUHAMMAD.
Maka nyatalah Roh sekalian alam ini dari NUR MUHAMMAD dan segala batang tubuh kita ini jadi dari ADAM seperti Sabda Nabi Muhammad Saw:
"Aku adalah bapak oleh sekalian ROH dan Nabi ADAM adalah bapa oleh segala batang tubuh"
Karena Nabi ADAM itu di jadikan ia dari Tanah, seperti Firman Allah yang artinya; "aku jadikan INSAN ADAM dari tanah, tanah itu adalah NUR yang di jadikan ia dari AIR, dan AIR itu dari NUR MUHAMMAD SAW"
Maka nyatalah ROH kita Tubuh kita Tubuh kita serta sekalian alam ini dari NUR MUHAMMAD SAW.
Maka nyatalah ROH kita tubuh kita serta sekalian alam ini jadi dari NUR MUHAMMAD kepada ROHMU dan kepala BATANG TUBUHMU dan kepada sekalian kainat, insya Allah melihatlah engkau akan keelokan dan Dzat wajibal wujud yang suci, karena sekali sekali tubuh kita yang samar ini tiada dapat mengenal ALLAH TA’ALA karena ia NUR MUHAMMAD dan me-musyahadahkan NUR MUHAMMAD, adalah ia memesakan TUHANNYA dan sebagai bukti (dalil) keadaan akan kezairan dan kenyataan wujudnya, maka untuk tiap-tiap yang datang kepadamu itu seperti;
penglihat,
pendengar,
pengrasa, dan
lain sebagainya itu adalah semata-mata sebab NUR MUHAMMAD jua.
Seperti firman Allah Ta’ala yaitu NUR, dan firman Allah yang artinya:
"barang yang datang kepadamu yaitu hak Allah yang artinya barang yang datang kepadamu yaitu hak Allah dari Tuhanmu, yaitu NUR dan kepada NUR itulah perhimpunan dan perjalanan segala AULIA dan ARABIA yang mursalin mengenal ALLAH TA’ALA dan mula-mula sampai pendapat Aribillah pada martabat ini karena ia asal kejadian alam seperti Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi yang artinya:
"Ya, MUHAMMAD, engkau ku jadikan karena-ku dan aku jadkan semesta sekalian ala mini karenamu"
Maka sabda Nabi MUHAMMAD SAW. Yang artinya:
"Aku dari Allah dan sekalian MU’MIN dari aku"
Maka hendaklah berpegang kepada NUR itu, Cuma ada di dalam ibadat atau lainnya. Yang lain dari pekerjaan.
Kemudian ketahui pula olehmu akan sebenar-benarnya diri, seperti kata Syeh ABDUR RAUP:
"Bermula yang sebenar benarnya diri itu adalah NYAWA dan yang sebenar-benarnya NYAWA itu adalah NUR MUHAMMAD dan se-benar-benarnya NUR MUHAMMAD itu adalah SIFAT dan sebenar-benarnya SIFAT itu adalah ZAT HAYAT bukan ZAT HAYUN".
Tetapi sebagian ulama berkata, bermula yang sebenar-benarnya DIRI itu adalah ROH,
tatkala ia masuk ke tubuh maka bernama NAFAS,
Dan tatkala ia berkehendak bernama HATI,
dan tatkala ia ingin sesuatu bernama NAFSU
dan tatkala ia dapat memilih akan sesuatu bernama ICHTIAR,
dan tatkala ia percaya akan sesuatu bernama IMAN,
dan tatkala ia dapat memperbuat barang sesuatu bernama AKAL,
dan poko/pangkal AKAL itu adalah ILMU itulah se-benarnya DIRI,
dan kepada diri itulah ZAHIRNYA TUHAN, seperti sabda nabi MUHAMMAD SAW: "ZAHIRU RABBI WAL BATHINU ABDI,
artinya:
"zahir Tuhan itu ada pada bathin hambanya, yakni pada ILMU HAKIKAT yang putus adanya dan tiadanya dan Esanya. Kemudian dari itu maka hendaklah engku kenal DIRI itu supaya sempurna mengenal ALLAH TA’ALA,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar