kajian kitab barencong (datu sanggul).
adapun IHRAM itu artinya tercengang yaitu tidak menyadari dirinya lagi dan tengelam dalam memandang esanya allah, tiada kelihatan Wujud diri kita lagi, maka di sanalah tempat kita menanamkan diri dengan Tuhan kita AZZA WAZALLA,
dan saat itulah barulah kita bertemu:
GAIB di dalam GAIB,
Ujud di dalam Ujud,
Zat di dalam Zat,
Sifat di dalam Sifat,
asma di dalam Asma,
Af’al di dalam Af’al,
Syir di dalam Syir,
Rahasia di dalam Rahasia
dan Rasa di dalam Rasa,
maka di sanalah kita menerima ZAUK WADJDAN dan ASYIK menghiasi, inilah dalil yang menunjukkan diri kepada ALLAH TA’ALA.
Kedua makom atau martabat WAHDAH : artinya ESA karena Tunasah dan Tasbih ialah perhimpunan SHALIK dan seperti laut dengan ombak maka tiadalah bercerai keduanya, maka di namai TA’IM AWAL artinya CINTA PERTAMA, yang bernama ALLAH dan MUHAMMAD, bernama ZAT dengan ZAT, maka yaitu Sifat Allah Ta’ala : WAHUWA MA AKUM AINAMA KUNTUK, artinya ; di mana saja kamu berada Allah Ta’ala beserta kamu.
Dan mula serta itu
tiada bercerai ZAT dengan SIFAT,
tiada bercerai TUHAN dengan MAKHLUK, adapun menurut kelakuan di sini ZAT WUJUD ILMU NUR SYUHUD itu di sebut HAKIKAT ASYIA, artinya ada yang sebenarnya, perkara yang maklum bukan perkara ilmu (segala ilmu) Allah Ta’ala kemudiannya dan lagi seperti kata para sahabat-sahabat Nabi terdahulu. Inilah pandangan orang aribillah yang sebenar-benarnya jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA. Begitu pula pandang kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar