Rabu, 02 Februari 2022

48. tauhid

kajian kitab barencong (datu sanggul)


ilmu Hakikat itu mengetahui dengan yakin hati, bukannya dengan bacaan atau dengan perkataan lidah tetapi dengan diberi ESANYA di tetapkan di dalam hati. Maka tiada berfaedah bacaan dengan lidah dan kalimat (maksudnya jika cuma hafal di mulut tanpa merasakan itu percuma)

perkara tersebut adalah sebagai berikut : 

1. TAUHIDUL AF’AL

2. TAUHIDUL SIFAT

3. TAUHIDUL ASMA

4. TAUHIDUL ZAT

4 perkara ini tidak hanya hafal atau paham tapi harus kita lakukan dengan batin sehingga kita meresakan zauknya.


Dan suatu riwayat mengatakan sebagai berikut:

FANA’IL AF’AL 

FANA’IL SIFAT 

dan FANA’IL ZAT. 


Adapun Tauhidul Af’al itu seperti engkau kata ; LAFA’LUN ILLA FI’LULLAH, artinya tiada mempunyai perbuatan melainkan se-mata perbuatan Allah Ta’ala jua didalamnya (Hakikatnya).


Tauhidul Sifat itu yakni seperti engkau kata, dan engkau i’tikatkan di dalam hatimu : allah adalah 

QUDRAT, 

IRADAT, 

ILMU, 

HAYAT, 

SAMA, 

BASHAR, 

KALAM, 

artinya ; Tiada mempunyai:

KUASA, 

BERKEHENDAK,

TAHU, 

HIDUP, 

MENDENGAR, 

MELIHAT 

DAN BER-KATA-KATA. 

Melainkan kesemuanya itu dari Allah Ta’ala jua pada hakikatnya. 


Adapun Tauhidul ZAT itu seperti engkau kata engkau I’tikatkan di dalam hatimu ; LA MAUJUDA ILLALLAH, artinya tiada yang wujud di dalam alam ini melainkan Allah Ta’ala semata-mata pada Hakikatnya, karena sekalian alam ini tiada maujud sendirinya, tetapi hanya menumpang atau bergantung pada wujud kepada wujud Allah aza wazalla. 


Keempat dalil Shuhudul Kasyrah yaitu 4 macam taihid tadi, seperti telah di uraikan terdahulu, yaitu pandang yang banyak di dalam satu dan pandang yang satu di dalam yang banyak. Maka pandang itu olehmu dengan bahwa wujud alam ini hanya numpang pada wujud Allah Ta’ala, tiada maujud sendirinya dan pandang olehmu bahwa Allah Ta’ala itu wujud di dalam segala sesuatu yang maujud maka di sertakan pandangmu itu dengan pandang PANDANG RAHASIA DI DALAM HATI. 


pandangan yang hanya menggunakan perkataan dan lafad itu tiada memberi faedah. Artinya pandang olehmu bahwa Allah Ta’ala itu wujud ia di dalam tiap-tiap sesuatu muujud, yaitu pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan Qudratnya serta kebesarannya dan tiada di ambil tempat dan Allah Ta’ala itu tiada menjadi rupa sesuatu, karena Allah Ta’ala LAISAKAMISLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR 

artinya: Tiada menyamai Allah Ta’ala itu sesuatu juapun dan ia maha mendengar lagi maha melihat segala yang terjadi baik yang zahir maupun yang bathin. Dan ketahui olehmu bahwa sesungguhnya keadaan kita itu tetap selama lamanya di dalam ILMU ALLAH TA’ALA , demikianlah se-benar-benarnya I’tikad kita, maka itulah I’tikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian wali Allah dan I’tikada sekalian yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah i’tikad ini, supaya sampai kepada jalan FANAFILLAH dan BAQABILLAH,Artinya ; LAIP KITA DIDALAM ALLAH TA’ALA dan KEKAL ADANYA DENGAN ALLAH TA’ALA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar