kajian kitab barencong (datu sanggul)
1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada waktu taraki nantinya jadi yang awal sekali.
2. Yang di sebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat itulah dia lobang yang di namakan mekar dan kuncupnya marnas atau buka tutupnya mahid.
3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang perginya atau, tempat di akhirat atau di akhirat ilahi robbi dan tuhan kita mengatakan bahwa ayat yang di atas ini tadi maksudnya adalah keluarnya perkataan kita.
4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada di kepala dan di dada kita
5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak dan jantung
6. Lukh machfut / lukh kalam artinya lukh tempat makhfut di jaga pada hakikatnya adalah sifat-sifat zat. tempatnya berada di jasad serta di jaga oleh malaikat katibin. Jadi yang di maksud puncak hidup itu ialah berada di badan kita pribadi.
7. Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di penglihat, pendengar, pencium, pengrasa dan perkataan maksudnya mengatakan terhadap pertimbangan hidup kita yang berada di panca indra. Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan terhadap berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal yang sebenarnya adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada sifat yang berdiri di atas zat atau yang bertambah dengan sifat ma’ani yaitu gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan seterusnya sampai kalam.
Jadi di sini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya. Ibarat roh dengan badan, tetap kekal.
Inilah yang di namakan alip mutakalimun wahid. Artinya yang berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang mempunyai rupa yang sejati, dan tempatnya berada di dalam sukma/nyawa kita pribadi, dan suara. Inilah yang di sebut zikir batin yang sesungguhnya dan yang sebenarnya serta azali dan qadim dan yang baqa. Sedang malaikat pun tidak bisa tahu apapun yang keluar itu, semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi yang di sebut mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali dia sendiri inilah puncak segala puncak ilmu dan amal ma’rifat. Dan inilah zikir yang senantiasa dan tiada pernah lupa walau sekejap matapun. Maka ada seorang wali pernah berkata:
"apa bila aku lupa sekejap juapun sengaja atau tidak sengaja, maka aku hukum diriku itu murtad. Demikianlah adanya kepada kita ini semuanya, bila lupa berarti belum sempurna ilmanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar