Sabtu, 05 Februari 2022

60. qolbu / hati.


kajian kitab barencong (datu sanggul)


Qalbu hati Hati itu ada dua bagian : 

1. Hati sanubari : juga di sebut hati nabati 

2. Hati nurani : juga di sebut hati cahaya 


☀️Sebab di sebut hati nabati,

karena ia segumpal daging, berhenti dibawah lambung kiri di antara dua jari di bawah susu kiri di dalam dada kita. Dan adapun hati nabati itu mempunyai beberapa nama. 


Namanya Halifatullah artinya ganti Allah karena ia memerintah tubuh manusia dan lain-lainnya. 


Namanya amisu mu’minin artinya raja yang nyata karena kuasa akan sesuatu. 


Namanya arsyullah artinya mahligai Allah, karena ia tempat taajalli allah ta’ala kepadanya. 


Namanya Zarrotul Haq artinya cermin haq ta’ala karena ia haq ta’ala kepadanya. Namanya iradatul ujud artinya kehendak yang nyata ada atau kehendak dari. Karena ia tiada luput daripadanya. 



☀️Adapun hati nurani itu amat besar dan amat luasnya dari pada segala alam. Tetapi amat/halus sehingga ialah menerima tadjali zat allah, sifat allah, asma allah, af’al allah. Maka daripadanya lampah kepada yang lainnya Karena hati nurani itulah yang memakai sifat 7 yaitu: 

hayat, 

ilmu, 

kudrat, 

iradat, 

sama, 

besar 

dan kalam, 


jadi kalau terhenti kepada hati nurani karena hidupnya hati nurani itu adalah kenyataan hayat. Zatullah ta’ala. 


Tahu hati nurani kenyataan ilmu Zatullah ta’ala. 


Kuasa hati nurani kenyataan kudrat Zatullah ta’ala. 


Berkehendak hati nurani kenyataan pendengaran Zatullah ta’ala 


melihat hati nurani kenyataan penglihat Zatullah ta’ala. 


berkata hati nurani kenyataan alam Zatullah ta’ala. 


jadi pernahkah susunan/gugurnya kepada diri kita sendiri atau diri pribadi. Arti dan Makna Jadi baiklah kita uraikan arti dan makna sebenarnya apa yang berlaku kepada hati nurani itulah kelakuan Zatullah ta’ala maknanya apabila kelakuan Zatullah ta’ala pada hati nurani itu tiada di dalam da tiada diluar hamba tiada dengan nyata-nyatanya hati nurani karena hati nurani itu adalah sifat zattullah dan dari hati nurani itulah lampah kepada tubuh kita ini. Maka nyatalah tubuh kalimah dari hati nurani. Maka karena 

hidup tubuh kita ini sebab hidup hati nurani 

tahu tubuh kita ini sebab tahu hati nurani. 

Kuasa tubuh kita ini sebab kuasa hati nurani. 

Berkehendak tubuh kita ini sebab berkehendak hati nurani. 

Mendengar tubuh kita ini, sebab mendengar hati nurani. 

Melihat tubuh kita ini. Sebab melihat hati nurani. 

Berkata tubuh kita ini sebab melihat hati nurani. 

Berkata tubuh kita ini sebab berkata hati nurani. 

Bergerak tubuh kita ini sebab bergerak hati nurani. 

Gerak dan diam tubuh kita ini sebab gerak diam hati nurani jua. 

Maka nyatalah 

hidup 

tahu, 

kuasa, 

bergerak,

mendengar,

melihat 

serta berkata-kata ini kenyataan hati nurani artinya kelakuan hati nurani. Maka apa bila kelakuan hati nurani pada tubuh kita yang kasar ini, tiada nyatanya kepada tubuh kita yang kasar ini karena tubuh kita yang kasar ini. 


Sifat hati nurani dan hati nurani itulah kenyataan zat Allah Ta’ala yang tiada baginya ialah yang di per-wujudan sekalian yang maujud adapun sebenarnya hamba itu yaitu:

tiada melihat, 

tiada mendengar,

tiada berkata-kata, 

tiada mencium, 

tiada melihat, 

tiada mendengar.


hidung dapat mencium mulut dapat berkata-kata. Hanya pekerjaan dari hati nurani jua. Sabda rasulullah saw yang artinya:

"lidah itu juru bicara hati dan hati itu juru bahasa lidah, hidayah itu dari cahaya yang qadim dan azali"


Adapun arti hidayah itu ialah sifat tubuh yang nyata pada hati nurani adapun sifat itu adalah kenyataan zat yang wajibal wujud. Tuhan Allah ada menerangkan didalam al-Qur’an yang artinya 

"kenyataan Allah didalam diri kamu melengkapi, mengapakah kamu tidak melihat"


Dan lagi Allah Ta’ala serta kamu, di mana saja kamu berada Maka nyatalah bahwa kelakuan yang nyata kepada dirimu itu ialah nafsumu itu semuanya kenyataan keadaan zatullah ta’ala yang mutlak, dan  hamba itu tak punya apapun. Jadi yang mempunyai kelakuan itu tiada huruf dan tiada suara. dan tiada isyarat itulah dirimu dunia dan akhirat itulah Jibu. Adapun pahamnya segala yang tersebut di dalam akibat yang lain-lainnya, yang di naskan kitab maksud di tasauf itu yaitu jika kita ada bisa mengembalikan amanah allah atau berlaku barang sebagainya sama di dalam sembahyang, di dalam ziki atau barang pekerjaan dunia, maka sudah karamlah kita di dalam laut qadim yang haqiqi. 

Manakal karam hapuslah namanya, 

manakala hapus lenyaplah baginya 

namapun tiada itulah yang di kata Esa dan meliputi. 

Jadi kalau tiada demikian tiadalah hasil, ma’rifat seperti ini barulah benar-benar cinta dan rindu dengan zat hayat yang hidup sendirinya. Maka berkasih-kasih dan berinjak jinakan, karena sudah senyawa, serta serasa dan serahasia. Inilah walaupun sembarang saja kelakuannya, tiada di ketahuinya dirinya karena pekerjaan itu atau kelakuannya di dunia dan di akhirat sama di buatnya adapun arti rindu itu belum berjumpa dan arti dendam itu sudah bertemu. Dan arti rindu itu hamba, dan dendam ialah Tuhan maksudnya. Yang artinya berjumpa itu sudah bertemu nyatalah dengan nyatanya, manakala nyata datanglah laut rahmat dan nikmat itulah jibu. KARENA itu tidaklah BERDIRI SENDIRI. TETAPI SEMUANYA BERHAJAT KEPADA ALLAH. MAKANYA ADANYA ALAM INI TIDAK MENARIK PERHATIANNYA. KARENA ITU MEREKA ANGGAP BAGAIKAN TIDAK ADA. INILAH CAHAYA ILAHI ROBBI YANG MENYINARI DIRINYA LAHIR BATIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar