kajian kitab barencong (datu sanggul)
Cinta hakiki tak mau di belah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah akidah atau pendirian seseorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit darinya karena semata-mata limpahan dan anugerah. Puncak segala akal ialah aqlul faal (atau akal pembuat), dialah yang mengatur bumi dan segala yang ada dalam bentuknya yang tetap. dialah masdar atau tempat timbul jiwa insan. Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apa bila manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas / tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan berolehnya, dia akan kebahagiaan yang di miliki seperti orang lain yang ma’rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal. Permulaan dan kesudahan wujud adalah ALLAH. Dan di atasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya. Karena demikian timbullah saling berhubungan dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau kenyataan dari adanya, dari ilmunya dan iradatnya. Dan darinyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah wujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan wujud jua.
Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka Tetapi karena CINTA. Dan yang ada dalam diri.
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak di sebut INSAN KAMIL, atau dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.
Muhammad insan kamil itu ialah orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah (kepada allah).
Orang yang bersifat dengan sifat Allah.
Orang yang berakal dengan akal Allah.
Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah.
Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah. Semuanya demi Allah, bukan demi yang lain selain allah.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU adalah ALLAH DAN ALLAH ITU adalah SEMUANYA. Inilah yang hamba maksud dengan : FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula hendaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar