Minggu, 31 Oktober 2021

0101. makrifatullah / tauhid

 terjemahan kitab

ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 1: prinsip tauhid pandangan kaum sufi

judul pertamah. Ma’rifatullah / tauhid



Abu Bakr asy-Syibly berkata: 

“Allah adalah Yang Esa, yang di kenal sebelum ada batas dan huruf. Maha Suci Allah, tidak ada batasan bagi Dzat-Nya, dan tidak ada huruf bagi Kalam-Nya”


Ruwaym bin Ahmad di tanya mengenai kewajiban pertama, yang di wajibkan Allah terhadap makhluk-Nya. Ia berkata: 

“Ma’rifat” Karena firman Allah swt:

“tidak ku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (Alquran surat Adz-Dzariyaat. Ayat 56).



Ibnu Abbas’ menafsirkan "Illa liya’buduun" yang di maksudkan itu adalah "Illa liya’rifuuun" yang berarti "kecuali untuk ma’rifat kepada-Ku"


Al-Junayd berkata: 

“Haal hikmah pertama yang di butuhkan oleh hamba adalah Ma’rifat makhluk terhadap Khalik, yaitu 

🔸mengenal Sifat-sifat Pencipta dan yang tercinta bagi Sang makhluk merasa hina ketika di panggil-Nya 

🔸dan mengakui kewajiban taat kepada-Nya"

Barang siapa tidak mengenal Rajanya, maka ia tidak mengakui raja itu (sebagai seorang raja), lalu kepada siapa kewajiban-kewajiban harus di berikan?


Abu Thayib Al-Maraghy berkata: 

“Akal mempunyai bukti,

hikmah mempunyai isyarat,

dan Ma’rifat mempunyai Syahadat. 

Akal menunjukkan, 

hikmah mengisyaratkan, 

dan ma’rifat menyaksikan bahwa kejernihan ibadat tidak akan tercapai kecuali melalui kejernihan tauhid”


Al-Junayd di tanya soal tauhid, 

jawabnya: 

“Menunggalkan Yang Maha Tunggal dengan mewujudkan Wahdaniyah-Nya lewat keparipurnaan Ahadiyah-Nya. Bahwa Dia-lah Yang Esa yang tiada beranak dan tidak di peranakkan. Dengan kontra terhadap antagonis, keraguan dan keserupaan tanpa upaya menyerupakan atau menganggap serupa dan bertanya bagaimana, tanpa proyeksi dan pemisalan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”


Abu Bakr az-Zahir Abady di tanya tentang Ma’rifat. Jawabnya: 

“Ma’rifat adalah nama. Artinya, wujud pengagungan dalam kalbu yang mencegah dirimu dari penyimpanngan dan penyerupaan”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar