terjemahan kitab
ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 1: prinsip tauhid pandangan kaum sufi
judul ke 2: Sifat-Sifat
Abul Hasan al-Busyanjy ra. Berkata: “Tauhid berarti tahu bahwa Allah swt. tidak serupa dengan makhluk dan tidak kontra pada Sifat-sifat”
Ah-huasin bin Mansur al-Hallaj menegaskan,
“Al-Qidam” hanyalah bagi-Nya.
Segala yang fisikal adalah Penampilan-Nya,
yang tampak bendawi menetapkan-Nya,
yang piranti mengintegrasikan-Nya,
kekuatannya berada di genggaman-Nya.
Hal-hal yang tersusun atas waktu, maka waktulah yang memisahkannya,
dan yang di tegakkan oleh selain-Nya, maka bencanalah yang menyentuhnya.
Hal-hal yang terbuat oleh khayal,
maka proyeksi menaikkan tahapan kepada-Nya.
Siapa yang berbicara soal tempat, maka akan berjumpa dengan kata di mana. Sungguh Maha Suci Allah swt. Dia tidak di lindungi oleh sesuatu di atas, dan tidak pula di kecilkan oleh yang di bawah. Dia tidak menerima batas dan tidak di campuri keseluruhan. Dia tidak di temui oleh yang ada, juga tidak di hilangkan oleh tiada. Sifat-Nya tidak memliki sifat, pekerjaan-Nya tidak memili cacat. Adanya tak terjangkau. Suci dari ihwal makhluk-Nya. Bahkan makhluk tidak mencampuri-Nya dan dalam pekerjaan-Nya tak ada yang memasuki-Nya. Dia menjelaskan kepada makhluk melalui Qidam-Nya, sebagaimana makhluk itu mengenal penjelasan-Nya melalui kejadian baru (hudus)-Nya”
Huruf adalah ayat-Nya.
Wujud adalah ketetapan-Nya.
Ma’rifat adalah tauhid-Nya,
dan tauhidnya adalah perbedaan-Nya dengan makhluk-Nya.
Segala yang tergambar oleh khayal, selalu berbeda dengan-Nya.
Bagaimana bisa, Dia menempati sesuatu, yang dari-Nya sesuatu itu bermula? Atau dia kembali pada sesuatu, padahal Dia-lah yang memunculkaNya? Dia tidak bisa di bandingkan dengan dugaan,
kedekatan-Nya adalah karamah-Nya, ketinggian-Nya adalah sesuatu yang tidak berukuran ketinggian,
kedatangan-Nya tanpa berpindah,
Dia-lah yang Awal dan yang Akhir,
Yang Dzahir dan Yang Batin,
Yang Dekat dan Yang Jauh,
Yang tiada sesuatu pun menyamai-Nya, Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Yusuf bin al Husain berkata:
Ada seseorang berdiri di antara dua sisi Dzun Nuun al-Mishsry, orang itu berkata:
"Berilah aku kabar tentang Tauhid,
apa sebenarnya tauhid itu?
Dzun Nuun menjawab:
“Tauhid berarti Anda tahu bahwa Kekuasaan Allah swt terhadap segala hal tanpa campur tangan, ciptaan-Nya terhadap makhluk tanpa perlu masukan, dari sebab langsung bagi segala sesuatu adalah ciptaan-Nya, dan tidak ada sebab langsung bagi ciptaan-Nya. Seluruh langit tertinggi dan bumi terendah tak ada yang mengaturnya kecuali Allah swt. Segala bentuk yang terproyeksi dalam khayal Anda, maka Allah justru berbeda dengannya”
Al-Junayd mengatakan:
“Tauhid adalah ilmu Anda, dan ikrar Anda bahwa sesungguhnya Allah swt adalah Tunggal dalam Azali-Nya, tak ada dua-Nya, dan tak sesuatupun yang mengerjakan pekerjaan-Nya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar