terjemahan kitab
ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 2: makna rahasia istilah dalam tasawuf
judul 4 Haal / ahwal
Al-Hal (kondisi ruhani) menurut banyak orang merupakan arti yang intuitif dalam hati tanpa adanya unsur sengaja,
usaha menarik, dan usaha lainnya, dari rasa senang atau sedih, leluasa atau tergenggam, rindu atau berontak, rasa takut atau suka cita, maka setiap al-Hal merupakan karunia. Dan setiap Maqam adalah upaya. Pada al-Hal datang dari Wujud itu sendiri, sedang al-Maqam di peroleh melalui upaya perjuangan. Orang yang memilik Maqam, menempati maqamnya, dan orang yang berada dalam Hal, bebas dari kondisinya.
Salah seorang guru berkata:
“Beberapa al-hal seperti kilatan kalau menetap, itu sekedar omongan nafsu.”
Mereka berkata: “Al-Hal sebagaimana namanya, yakni al-Hal seperti ketika menempati dalam kalbu, kemudian hilang.
Kalau tidak menempati, pasti tidak di namakan hal.
Dan setiap yang menempati, pastilah hilang,
Lihatlah pada bayangan ketika sampai ujungnya
Berkuranglah ketika ia memanjang
Beberapa kalangan mengisyaratkan abadinya al-Hal.
Mereka berkata:
“Sebenarnya jika al-Hal tidak abadi dan tidak terdelegasi, itu hanyalah kilatan belaka. Pelakunya tidak sampai pada al-Hal yang sebenarnya. Apa bila predikat tersebut menetap terus baru itu di namakan al-Hal”
Di sinilah Abu Utsman al-Hiry berkata “Aku tidak pernah benci terhadap maqam yang telah diberikan Allah swt. kepadaku.” Ia mengisyaratkan ketetapan abadinya dalam ridha. Dan ridha merupakan bagian dari al-Hal.
Seharusnya di katakan: Orang yang mengisyaratkan abadinya al-Hal, maka apa yang di katakannya benar. Terkadang al-Hal berarti bagian dari seseorang kemudian terpelihara di dalamnya. Tetapi yang memiliki al-Hal ini memiliki beberapa ihwal, yaitu jalan-jalan yang tak menetap di atas ihwal-ihwalnya yang menjadi bagiannya. Bila jalan-jalan yang di tempuh menetap secara konsisten, seperti menetapnya ihwal-ihwal tersebut, ia naik ke ihwal lain yang lebih lembut. Dan begitu selanjutnya, naik ke tahap seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar