Minggu, 31 Oktober 2021

0213 Mahw Dan Itsbat

 terjemahan kitab

ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)

bab 2: makna rahasia istilah dalam tasawuf

judul 13 Mahw Dan Itsbat


〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Mahw berarti hilangnya sifat-sifat kebiasaan. 

Dan Itsbat berarti menegakkan hukum-hukum ibadat.

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️



Barang siapa menghapus perilaku hinanya dan menggantikannya dengan perilaku mulia, maka dialah yang memiliki mahw dan itsbat.


Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq rodiallahu'anhu berkata: 

“Sebagian para syeikh berkata pada kaum Sufi: Bagaimana Anda mengalami mahw dan itsbat? Lalu orang itu diam, kemudian dia berkata: “Adapun yang ku ketahui, waktu adalah mahw dan itsbat. Sebab siapa yang tidak memiliki mahw dan itsbat, berarti telah menelantarkan diri dan terabaikan”


Mahw terbagi 3 yaitu:

1. mahw sirna (zallat) dari hal-hal yang lahiriah 

2. mahw alpa (ghaflat) dari hal-hal yang batiniah,

3. mahw dari bentuk sebab (Illat) pada hal-hal rahasia.


Dalam mahw zallat muncul itsbat pada muamalat. 

Pada mahw ghaflat muncul itsbat pada tahapan-tahapan, 

dan dalam mahw illat muncul itsbat dalam wushul. Inilah mahw dan itsbat sebagai syarat ubudiyah.


Sementara hakikat mahw dan itsbat, masing-masing tumbuh dari Qudrat. Mahw adalah segala hal yang di tutup dan di sirnakan tumbuh dari Qudrat. Mahw adalah segala hal yang di tutup dan di sirnakan oleh Al-Haq. Dan Itsbat, segala hal yang di tampakkan dan di jelaskan oleh al-Haq. Namun Mahw dan itsbat di batasi oleh Kehendak (sehingga kehendak / keinginan diri harus di hilangkan)


Allah swt. berfirman:

“Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)” (Qs. Ar-Ra’ad : 39).


Di katakan: “Allah swt. menghapus dzikir selain-Nya dari hati orang-orang ‘Arifin (Orang yang ma’rifat). Dan Allah menetapkan pada lisan orang-orang yang menuju kepada Allah swt. dengan dzikrullah. Mahw Al-Haq pada setiap orang, dan peng-itsbat-an Allah swt. kepadanya, sesuai kelayakan tingkah lakunya”


Barang siapa di mahw-kan oleh Allah swt. dari penyaksian maka Allah subhanahu wata'alah memberikan itsbat dengan kekuatan Haq-Nya. 

Dan siapa yang di-mahw oleh AL-Haq dari itsbat-nya, Allah mengembalikan pada penyaksian jagad dunia, dan di tetapkan dalam wahana perpisahan.


Seseorang bertanya kepada asy-Syibly rodiallahu'anhu: “Apa yang membuat diriku melihatmu tampak gelisah? Bukankah Dia bersamamu dan engkau bersama-Nya? Asy-Syibly berkata: “Kalau aku adalah aku bersama-Nya, tentu, aku adalah aku. Tetapi akupun terhapus dalam wahana-Nya. Orang yang di karuniai kehangusan berada di atas majw. Karena mahw meninggalkan bekas. Sedangkan orang yang terhapus (muhaq) tidak meninggalkan bekas. Sementara cita-cita kaum Sufi adalah, agar mereka di hanguskan oleh Al-Haq dari segala penyaksian mereka. Kemudian Al-Haq tidak mengembalikan kepada penyaksian mereka seperti semula setelah mereka di hanguskan dalam ruhani itu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar