"Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya, adalah kurangnya ar-roja (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana."
Jika kita berharap rahmat-Nya, maka jangan kita menggantungkan harapan kepada amal-amal kita, baik itu besar ataupun kecil. (tapi pasrah berserah bersandar dan bergantung hanya pada allah semata.)
Rasulullah saw. bersabda:
"Tidaklah seseorangpun masuk surga dengan amalnya."
seseorang bertanya:, "Sekalipun engkau wahai Rasulullah?"
Beliau bersabda, "Sekalipun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepada saya."
(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Orang yang melakukan amal ibadah itu pasti punya pengharapan kepada Alloh, meminta kepada Alloh supaya yang di harapkannya di berikan allah, akan tetapi jangan sampai orang beramal itu bergantung pada amalnya, karena hakikatnya yang menggerakkan amal ibadah itu adalah Alloh sehingga apa bila terjadi kesalahan, seperti, terlanjur melakukan maksiat, atau meninggalkan ibadah rutinnya, ia merasa putus asa dan berkurang pengharapannya kepada Alloh. sehingga apa bila berkurang pengharapan kepada rohmat Alloh, maka amalnyapun akan berkurang dan akhirnya berhenti beramal.
seharusnya dalam beramal itu semua di kehendaki dan di jalankan oleh Alloh. sedangkan diri kita hanya sebagai media berlakunya Qudrat Alloh.
Kalimat: Laa ilaha illalloh yang berarti "Tidak ada Tuhan selain alloh" berarti tidak ada tempat:
(📝 berpasra berserah bergantung)
✴bersandar,
✴berlindung,
✴berharap
kecuali hanya kepada Alloh, tidak ada yang menghidupkan dan yang mematikan, tidak ada yang memberi dan yang menolak melainkan Alloh.
Pada dasarnya syari'at menyuruh kita berusaha dan beramal. Sedang (pada waktu yang sama) hakikat syari'at (ilmu tasawuf) melarang kita menyandarkan diri pada amal dan usaha itu, supaya tetap bersandar pada karunia dan rahmat Alloh subhanahu wata'ala.
Apa bila kita di larang menyekutukan Alloh dengan berhala, batu, kayu, pohon, kuburan, binatang dan manusia, maka jangan menyekutukan Allah dengan kekuatan diri sendiri (mengandalkan kemampuan diri, dan amal) seakan-akan merasa sudah cukup kuat dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah, tanpa rahmat, taufik, hidayat dan karunia Allah subhanahu wata'ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar