📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 3. Kekuatan takdir
سَـوَ ابِـقُ الْÙ‡ِÙ…َÙ…ِ لاَ تَخـْرِÙ‚ُ Ø£َسْÙˆَارَ اْلأَÙ‚ْدَارِ
Kerasnya himmah atau semangat perjuangan, tidak dapat menembus tirai takdir”
Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Hikam Pasal 2, himmah adalah sebuah tarikan ke atas, keinginan menuju Allah, merupakan lawan kata dari syahwat. Adapun pengertian sawaabiqu (dari akar kata sabaqa) bermakna kekuatan atau perlombaan-satu akar kata dengan istilah musabaqah.
Pengertiannya adalah bahwa sekalipun seseorang memiliki himmah yang sangat kuat, namun pencapaian dalam bersuluk itu sudah di tentukan kadarnya, porsinya, dan waktunya. Segala sesuatu sudah di tentukan takdirnya. Bersuluk itu pada intinya adalah berserah diri kepada Allah; pencapaian dalam jalan suluk tidak dapat di percepat maupun di perlambat.
kekeramatan atau kejadian-kejadian yang luar biasa dari seorang wali itu, tidak dapat menembus keluar dari takdir, maka segala apa yang terjadi semata-mata hanya dengan takdir Alloh."
Hikmah 3 ini menjadi ta'lil atau sebab dari hikmah sebelumnya (Iroodatuka tajriid) seakan akan Mushonnif berkata: Hai murid, keinginan/himmahmu pada sesuatu, itu tidak ada gunanya, karena himmah yang keras/kuat itu tidak bisa menjadikan apa-apa seperti yang kau inginkan, apabila tidak ada dan tidak bersamaan dengan taqdir dari Alloh. Jadi hikmah ini (Sawa-biqul himam) mengandung arti menentramkan hati murid dari keinginannya yang kuat.
sawa bikul himam (keinginan yang kuat):
✒apabila keluar dari orang-orang sholih/walinya Alloh itu disebut: Karomah.
✒Apabila keluar dari orang fasiq di sebut istidroj/ penghinaan dari Alloh.
Firman Allah subhanahu wata'ala:
"Dan tidaklah kamu berkehendak, kecuali apa yang dikehendaki Alloh Tuhan yang mengatur alam semesta." [al-qur-an surat At-Takwir ayat 29].
"Dan tidaklah kamu menghendaki kecuali apa yang di kehendaki oleh Alloh, sungguh Alloh maha mengetahui, maha bijaksana." [QS. Al-Insaan 30].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar