Senin, 08 November 2021

006. Ridho dengan yang allah pilihkan untukmu

📓Terjemahan kitab alhikam

📄hikmah 6. Ridho dengan yang allah pilihkan untukmu


لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ؛ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ


"Janganlah karena keterlambatan/tertundanya waktu pemberian Tuhan kepadamu, membuatmu putus harapan walaupun engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdo’a, sebab Alloh telah menjamin dan menerima semua do’a dalam apa yang ia kehendaki untukmu (menurut kehendak allah) bukan menurut kehendakmu, dan pada waktu yang di tentukan Alloh, bukan pada waktu yang engkau tentukan."



Syarah


Doa adalah sebuah bentuk ibadah. Dan dalam Al-Qur-an, Allah memerintahkan kepada kita untuk berdoa kepada-Nya-dan Dia Ta'ala pasti kabulkan.


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ


wa kola robbukumud 'uni astajiblakum.

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan." - Q.S. Al-Mu'min [40]: 60


Alloh berfirman,

"Tuhanmulah yang menjadikan segala yang di kehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, tidak ada hak bagi mereka untuk memilih."



Tanda seorang mukmin sejati adalah: lebih yakin dengan apa yang ada di Tangan Allah dari pada apa yang dapat di usahakan oleh tangannya sendiri. Ketika doa yang kita panjatkan seolah tidak mendapat pengabulan dari Allah Ta'ala, di situ terdapat ruang pengetahuan yang kosong yang harus kita cari dan isi. Doa di sini bukan hanya terkait masalah duniawi tetapi juga termasuk dalam hal spiritual. Misalkan, kita berdoa agar di terima taubatnya dan di bersihkan dari segala dosa.


Hakikatnya setiap doa yang kita panjatakan adalah sebuah refleksi dari objek yang telah Allah siapkan. Tidak serta merta kita menginginkan sesuatu di dalam hati, kecuali telah ada objeknya. Tanpa objek yang telah Allah sediakan, pada dasarnya setiap orang tidak akan punya keinginan untuk berdoa. Seperti ketika menginginkan sebuah makanan, karena baunya sudah tercium dari jauh.


Hanya saja manusia kerap terjebak oleh ketidaksabaran dan waham (kesalahan pemikiran) tentang dirinya sendiri. Seperti ketika seorang sahabat meminta kepada Rasulullah SAW agar berjodoh dengan seorang perempuan.

maka jawaban Rasulullah SAW adalah: 

"sekalipun dirinya dan seluruh malaikat memanjatkan doa maka bila itu bukan haknya dan tidak tertulis di Lauh Mahfudz pasti tidak akan terlaksana"


Keinginannya untuk memiliki jodoh adalah sebuah isyarat akan objek yang telah Allah sediakan, tetapi keinginannya akan perempuan tertentu adalah karena syahwat dan wahamnya yang masih belum surut.


Doa membutuhkan pengenalan (ma'rifah) akan Allah dan akan diri sendiri. Allah yang lebih tahu apa yang terbaik bagi makhluknya, lebih dari seorang ibu mengetahui kebutuhan bayinya.


Alloh telah berjanji akan mengabulkan do'a. sesuai dengan firman-Nya, 

"Mintalah kamu semua kepada-Ku, Aku akan mengijabah do'amu semua"


dan Alloh berfirman, 

"Tuhanmulah yang menjadikan segala yang di kehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, tidak ada hak bagi mereka untuk memilih."


Sebaiknya seorang hamba yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang tampak baginya sepintas baik, padahal ia tidak mengetahui bagaimana akibatnya. Karena itu bila Tuhan yang maha mengetahui, maha bijaksana memilihkan untuknya sesuatu, hendaknya rela dan menerima pilihan Tuhan yang Maha pengasih, Maha mengetahui dan Maha bijaksana. Walaupun pada lahirnya pahit dan menyakitkan rasanya, namun itulah yang terbaik baginya, karena itu bila berdoa, kemudian belum juga terkabulkan keinginannya, janganlah terburu-buru putus asa.


Firman Allah: 

"Dan mungkin jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan mungkin jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [QS. al-Baqarah 216].


Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily radhiallahu 'anhu ketika mengartikan ayat ini: 

''Sungguh telah di terima do'amu berdua (Musa dan Harun alaihissalam) yaitu tentang kebinasaan Fir'aun dan tentaranya, maka hendaklah kamu berdua tetap istiqamah (sabar dalam melanjutkan perjuangan dan terus berdo'a), dan jangan mengikuti jejak orang-orang yang tidak mengerti (kekuasaan dan kebijaksanaan Allah)." (al-qur-an. surat Yunus: ayat 89).


Maka terlaksananya kebinasaan Fir'aun yang berarti setelah di terima do'a Nabi Musa dan Harun alaihissalam sesudah 40 tahun lamanya.


Rasululloh shallallohu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Pasti akan di kabulkan do'amu selama tidak terburu-buru serta mengatakan, aku telah berdo'a dan tidak di terima."


Anas rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Tidak ada orang berdoa, melainkan pasti:

✒di terima oleh Allah doanya, 

atau di hindarkan dari padanya bahaya, 

✒atau di ampuni sebagian dosanya, selama ia tidak berdoa untuk 

✒sesuatu yang berdosa atau untuk memutus silaturrahim.


Syeih Abu Abbas al-Mursi ketika ia sakit, datang seseorang membesuknya dan berkata: (Afakallohu /Semoga Alloh menyembuhkanmu" Abu Abbas terdiam dan tidak menjawab. Kemudian orang itu berkata lagi: "Alloh yu'aafika. Maka Abu Abbas menjawab: 

Apakah kamu mengira aku tidak memohon kesehatan kepada Alloh? Sungguh aku telah memohon kesehatan dan penderitaanku ini termasuk kesehatan, ketahuilah Rasululloh shallallohu 'alaihi wasallam memohon kesehatan dan ia berkata: " Selalu bekas makanan khaibar itu terasa olehku, dan kini masa putusnya urat jantungku.''


Abu Bakar as-Siddiq memohon kesehatan dan meninggal terkena racun. 

Umar bin Khottob memohon kesehatan dan meninggal dalam keadaan terbunuh. 

Usman bin Affan memohon kesehatan dan juga meninggal dalam keadaan terbunuh. 

Ali bin Abi Tholib memohon kesehatan dan juga meninggal dalam keadaan terbunuh. 

Maka bila engkau memohon kesehatan kepada Alloh, mohonlah menurut apa yang telah di tentukan oleh Alloh untukmu, maka sebaik-baik seorang hamba ialah yang menyerahkan segala sesuatunya menurut kehendak Tuhannya, dan meyakini bahwa apa yang di berikan Tuhan kepadanya, itulah yang terbaik walaupun tidak sejalan dengan nafsu syahwatnya. Dan syarat utama untuk di terimanya doa ialah keadaan terpaksa / kesulitan. Allah subhanahu wata'ala berfirman: " Bukankah Dia (Alloh) yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo'a kepada-Nya..." (QS. an-Naml 62)


Keadaan terpaksa atau kesulitan itu, apabila merasa tidak ada sesuatu yang di harapkan selain semata-mata karunia Allah subhanahu wata'ala, tidak ada yang dapat membantu lagi baik dari luar berupa orang dan benda atau dari dalam diri sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar