📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 7
Jangan meragukan janji allah
لاَ يـُشَـكِّكَــنَّكَ فيِ الْـوَعْدِ عَدَمُ وُقُــوْعِ الْـمَـوْعُـوْدِ ، وَ إِنْ تَـعَـيَّنِ زَمَنُهُ ؛ لِئَـلاَّ يـَكُوْنَ ذَ لِكَ قَدْحًـا فيِ بَـصِيْرَ تِـكَ ، وَ إِخْمَـادً ا لِـنُورِ سَرِ يـْرَ تِـكَ
Jangan sampai kamu merasa ragu, terhadap janji Alloh, karena tidak terlaksananya apa yang telah di janjikan itu, walaupun telah tiba pada waktunya (jatuh tempo) supaya tidak menyalahi pandangan mata hatimu (buramnya basiro) atau memadamkan cahaya hatimu (cahaya sirr)
Syarah
Dalam Al-Quran, ada sebuah hikmah dari kisah Nabi Ibrahim a.s. dan istrinya Siti Sarah.
Ibrahim a.s. senantiasa berdoa agar di karuniai keturunan, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an Surah Ash-Shaaffaat [37]: 100:
"Rabbii hablii minash-shaalihiin." Tatkala datang dua malaikat yang memberi kabar gembira akan lahirnya Ishaq a.s., Siti Sarah di gambarkan tersenyum keheranan. (Q.S. Huud [11]: 72-73 ), atau "memekik" (Q.S. Adz Dzaariyaat [51]: 29).
قَالَتْ يَا وَيْلَتَىٰ أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَـٰذَا بَعْلِي شَيْخًا ۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ
قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّـهِ ۖ رَحْمَتُ اللَّـهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ ۚ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ
Istrinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang sangat aneh." Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, di curahkan atas kamu, hai ahlul-bait Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." - Q.S. Huud [11]: 72-73
Demikian halnya Ibrahim a.s. berkata:
قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَىٰ أَن مَّسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ
قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُن مِّنَ الْقَانِطِينَ
Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa." Ibrahim berkata: "(Tidak ada) orang yang berputus-asa dari rahmat-Nya, kecuali orang-orang yang sesat." - Q.S. Al-Hijr [15]: 54-55
Keraguan kita akan janji Allah, sesungguhnya adalah tanda dari kelemahan tauhid, sehingga membuat bashirah menjadi buram dan cahaya sirr (rahasia-rahasia) menjadi padam. Keraguan adalah sesuatu yang berbahaya dalam jalan suluk. Dalam kisah Siti Hajar, hal tersebut telah membuat kelahiran Ishaq a.s. tertunda sebagai sebuah hukuman karena bersitan keraguan akan janji Allah.
☑ maka keraguan pada janji allah adalah sebab tertundahnya pengabulan doa oleh allah
Mengenai bashirah, seperti telah di bahas dalam pasal-pasal sebelumnya (lihat Al-Hikam Pasal 5), adalah cahaya untuk melihat Al-Haqq pada segenap ufuk alam semesta. Adapun cahaya sirr merupakan cahaya yang akan menampakan jati diri setiap insan. Rahasia tentang hakikat diri kita, qadha dan qadar, misi hidup, hanya bisa di tampakkan dengan cahaya sirr Allah.
Manusia sebagai hamba tidak mengetahui kapankah Alloh akan menurunkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga manusia jika melihat tanda-tanda ia menduga, mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Alloh belum memenuhi semua syarat yang di kehendaki-Nya, maka bila tidak terjadi apa yang telah di duganya, hendaknya tidak ada keraguan terhadap kebenaran janji Alloh subhanahu wata'ala.
Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul (perdamaian) Hudaibiyah, ketika Rasululloh shallalloahu 'alaihi wasallam, menceritakan mimpinya kepada sahabatnya, sehingga mereka mengira bahwa pada tahun itu mereka akan dapat masuk ke kota Makkah dan melaksanakan ibadah umroh dengan aman dan sejahtera (mimpi Rasululloh saw. yang tersebut dalam surah al-Fath)
Alloh berfirman: "Sungguh Alloh akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti memasuki Masjidil Haram, jika Alloh menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu merasa takut. Maka Alloh mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat." [QS. al-Fath 27].
Sehingga ketika gagal tujuan umroh karena di tolak oleh bangsa Quraisy dan terjadi penanda tanganan perjanjian Sulhul (perdamaian) Hudaibiyah, yang oleh Umar dan sahabat-sahabat lainnya di anggap sangat mengecewakan,
maka ketika Umar ra. mengajukan beberapa pertanyaan, di jawab oleh Nabi saw: Aku hamba Alloh dan utusan-Nya dan Alloh tidak akan mengabaikan aku .
Firman Alloh: "(Dalam menghadapi ujian dari Alloh) Sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Alloh? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu dekat." [QS. al-Baqoroh 214].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar