Selasa, 09 November 2021

011. Hati hati dengan keterkenalan

 📓Terjemahan kitab alhikam

📄hikmah 11. Hati hati dengan keterkenalan


اِدْفِنْ وُجُودَكَ فيِ أَرْضِ الْخُمُولِ، فَمَا نَـبَتَ مِمَّالَمْ يُدْفَنْ لاَ يَــتِمُّ نَـتَاءِجُهُ


"Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab tiap sesuatu yang tumbuh namun tidak di tanam (dengan baik) maka tidak sempurna pula hasil buahnya"


Syarah


Secara bahasa, al-humuul artinya adalah:

✒kosong, 

✒lemah, 

✒bodoh, 

✒tidak aktif, 

✒tidak di kenal. 

yang dalam pasal ini bermakna ✒"kerendahan" atau "ketiadaan". Sementara wujud atau eksistensi manusia pada dasarnya ingin di akui, di kenal, mahsyur, terpandang, paling hebat, dan semacamnya. Dalam istilah psikologi, manusia di atur oleh ego yang ada dalam dirinya.


Bersuluk pada dasarnya adalah proses menumbuhkan jiwa (nafs). Adapun jiwa bagaikan pohon yang tumbuh, jiwa harus di tanam dan di rawat agar dapat tumbuh dan berbuah dengan sempurna. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ


تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ


Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimah tayyibah itu seperti pohon yang baik, akarnya teguh, dan cabangnya (menjulang) ke langit,


pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Q.S. Ibrahim [14] ayat 24-25

 

Kita tidak akan mampu mengenal siapa diri kita, buah takwa apa yang harus kita hasilkan, kecuali Allah memberi petunjuk dan perlindungan. Selama ini ego diri kita yang mengatur siapa diri kita dan apa yang kita inginkan. sementara Allahlah yang lebih mengetahui diri kita yang sesungguhnya.


Dalam pasal ini, Ibnu Athaillah mengungkap sebuah kunci agar kita dapat menghasilkan buah takwa yang sempurna, yakni dengan mengubur keberadaan kita, ego kita, dalam bumi ketiadaan.


Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi seorang yang beramal, dari pada menginginkan kedudukan dan terkenal pergaulannya di tengah-tengah masyarakat. Dan ini termasuk keinginan hawa nafsu yang utama.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang merendahkan diri, maka Alloh akan memuliakannya dan barang siapa yang sombong, Alloh akan menghinanya"


Ibrahim bin Adham radhiallohu 'anhu berkata: "Tidak benar tujuan kepada Alloh dengan maksud ingin terkenal."


Ayyub as-Asakhtiyani radhiallohu 'anhu berkata: 

"Demi Alloh tidak ada seorang hamba yang sungguh-sungguh ikhlas pada Alloh, melainkan ia merasa senang, gembira jika ia tidak mengetahui kedudukan dirinya"


Mu'adz bin Jabal berkata: 

Rasululloh shallallohu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Sesungguhnya sedikit riya' itu sudah termasuk syirik. Dan barang siapa yang memusuhi wali Alloh, maka telah memusuhi Alloh. Dan sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang bertaqwa yang tersembunyi (tidak terkenal), yang 

bila tidak ada tidak di cari dan 

bila hadir tidak di panggil dan tidak di kenal. Hati mereka bagai pelita hidayat, mereka terhindar dari segala kegelapan dan kesukaran"


(ya allah tanamkanlah ketakwaan dan hilangkanlah perasaan ingin di kenali mahluk pada diri kami)


Abu Hurairoh rodhiallahu 'anhu berkata: Ketika kami di majlis Rasululloh shallallohu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Rasululloh bersabda: 

"Besok pagi akan ada seorang ahli surga yang sholat bersama kamu" 

Abu Hurairoh berkata: 

"Aku berharap semoga akulah orang yang ditunjuk oleh Rasululloh shallallohu 'alaihi wasallam itu"

Maka pagi-pagi aku shalat di belakang Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam dan tetap tinggal di majlis setelah orang-orang pada pulang. Tiba-tiba ada seorang budak hitam berkain compang-camping datang berjabat tangan pada Rasululloh shallallohu 'alaihi wasallam sambil berkata: 

'Wahai Nabi Alloh! Do'akan semoga aku mati syahid. Maka Rasululloh shollallohu 'alaihi wasallam berdoa, sedang kami mencium bau kasturi dari badannya" Kemudian aku bertanya: Apakah orang yang di maksud itu adalah dia wahai Rasululloh?"

Jawab Nabi: "Ya benar. Ia seorang budak dari bani fulan"

Abu Hurairoh berkata: 

"Mengapa engkau tidak membeli dan memerdekakannya wahai Nabi Alloh?" 

Jawab Nabi: "Bagaimana aku akan dapat berbuat demikian, sedangkan Alloh akan menjadikannya seorang raja di surga. Wahai Abu Hurairoh! Sesungguhnya di surga itu ada raja dan orang-orang terkemuka, dan ini salah seorang raja dan terkemuka. Wahai Abu Hurairoh! Sesungguhnya Alloh mengasihi, mencintai makhluknya 

yang suci hati, 

yang samar, 

yang bersih, 

yang terurai rambut, 

yang kempes perut kecuali dari hasil yang halal, 

yang bila akan datang kepada raja tidak di izinkan, 

bila meminang wanita bangsawan tidak akan di terima, 

bila tidak ada tidak di cari, 

bila hadir tidak di hiraukan, 

bila sakit tidak di jenguk, 

bahkan ia meninggal tidak di hadiri jenazahnya."


Para sahabat berkata: 

"Tunjukkan kepada kami wahai Rasululloh salah seorang dari mereka" 

Jawab Nabi: Uwais al-Qorany, seorang berkulit coklat, lebar kedua bahunya, tingginya agak sedang dan selalu menundukkan kepalanya sambil membaca al-Qur'an, tidak terkenal di bumi tetapi terkenal di langit, andaikan ia bersungguh-sungguh memohon sesuatu kepada Allah pasti di kabulkan. Di bawah bahu kirinya berbekas. 

Wahai Umar dan Ali! Jika kamu bertemu padanya, maka mintalah kepadanya supaya memohonkan ampun untukmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar