terjemahan kitab
ar-Risalatul-Qushayriyya (Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin al- Qusyairy)
bab 3. tahapan para penempuh jalan sufi
judul ke 14. Dengki
Allah subhanahu wata'alah Berfirman:
“Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai kejahatan makhluk-Nya”
Kemudian dia berfirman: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apa bila ia telah dengki”
(Alqur-an surat. Al-Falaq ayat 1,2 dan 5.).
Di sini, Allah menutup Surat, yang di jadikan sebagai perlindungan dengan menambahkan kata “Dengki”
Di riwayatkan dari Ibnu Ma’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya.
◾Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menjadikan iblis menolak bersujud kepada Adam.
◾Waspadalah terhadap kerakusan, sebab kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari pohon terlarang.
◾Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya.”
(Hadis riwayat Ibnu Asakir).
Salah seorang Sufi mengatakan: “Orang yang dengki adalah orang yang tidak beriman, sebab ia tidak merasa puas dengan takdir Allah Yang Maha Esa”
Di katakan: “Orang yang dengki tidak pernah berhasil”
Di sebutkan dalam firman Allah subhanahu wata'alah:
“Katakanlah, “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi”
(Alqur-an surat. Al-A’raf ayat:33).
Di katakan bahwa: “perbuatan keji yang tersembunyi itu adalah dengki”
Dalam beberapa kitab tertulis bahwa : “Orang yang dengki adalah musuh nikmat-Ku (allah)”
Di katakan pula: “Pengaruh dengki tampak padamu sebelum ia tampak pada musuhmu”
Al-Asmu’i menuturkan: “Aku melihat seorang Badui yang berumur seratus dua puluh tahun,
dan aku berkata: “Alangkah panjangnya umur Anda!”
Ia menjawab: “Aku telah meninggalkan dengki, hingga umurku panjang”
Ibnul Mubarak mengatakan: “Segala puji bagi Allah, Yang tidak menempatkan dengki dalam hati pemimpinku sebagaimana yang telah di tempatkan-Nya dalam hati pendengki ku”
Dalam satu hadis di katakan:
“Ada satu malaikat di langit ke lima yang amal perbuatan seseorang manusia melaluinya, dan ia bersinar kemilau seperti matahari. Malaikat itu memerintahkan: “Berhentilah karena kau adalah malaikat dengki. Pukulah pelaku dengki pada mukanya, sebab ia adalah seorang pendengki!”
Mu’awiyah bin Abu Sufyan berkata: “Aku mampu menyenangkan semua orang kecuali pendengki. Ia tidak pernah merasa puas dengan apa pun selain berhentinya kenikmatan bagi semua orang”
Di katakan: “Seorang pendengki adalah seorang yang paling zalim. Ia tidak membiarkan sesuatupun tetap tinggal di tempatnya”
Umar bin Abdul Aziz menegaskan: “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih zalim yang sama dengan kezaliman pendengki. Sebab ia senantiasa berada dalam keadaan sengsara dan nafas yang sesak”
Di katakan: “Di antara tanda-tanda seorang pendengki adalah menjilat orang lain manakala orang itu berada di dekatnya, tapi memfitnahnya manakala tidak berada di dekatnya, dan merasa senang apa bila ada bencana yang menimpa diri orang lain”
Mu’awiyah berkata: “Tidak ada sifat-sifat jahat yang lebih tegak dari pada dengki. Orang yang dengki telah binasa sebelum orang yang di dengkinya”
Di katakan bahwa Allah Swt. mewahyukan kepada Sulaiman putra Daud, alaihi wa salam yaitu: “Ku perintahkan engkau agar melakukan tujuh perkara,
“Janganlah engkau menggunjing dan mendengki salah seorang hamba-Ku yang saleh!”
Sulaiman menjawab: ”Tuhanku” cukuplah perintah itu bagiku”
Di katakan bahwa Musa as. Melihat seorang manusia di dekat “Arasy. Karena Musa ingin menempati kedudukan itu, beliau bertanya, “Apa amalnya?”
Pertanyaanya itu di jawab: “Ia tidak pernah dengki terhadap manusia karena anugerah Allah swt. kepadanya”
Di katakan: “Seorang pendengki menjadi bingung bila melihat adanya rahmat atas diri orang lain dan merasa senang jika melihat adanya kekurangan pada diri orang lain”
Di katakan: “Jika engkau ingin selamat dari seorang pendengki, sembunyikan urusanmu darinya”
Di katakan pula: “Seorang pendengki sangat marah terhadap manusia yang tidak mempunyai dosa, dan bersikap kikir terhadap yang tidak ia miliki”
Di katakan juga: “Waspadalah! Jangan sampai engkau mengharapkan untuk mencintai orang yang mendengkimu, sebab ia pasti tidak akan menerima kebaikanmu”
Kata salah seorang Sufi: “Apabila Allah swt. Berkehendak memberikan kekuasaan kepada seorang musuh yang tak mengenal kasihan, terhadap salah seorang hamba-Nya, maka kekuasaan itu di berikan-Nya kepada pendengkinya”
Dalam syair Sufi:
Cukuplah bagimu kisah tentang seorang Yang di kasihani oleh para pendengkinya.
Mereka juga membacakan syair berikut:
Semua permusuhan terkadang di harapkan Kematiannya
Kecuali permusuhan dari orang
Yang melawanmu dengan rasa dengki.
Mereka juga membacakan syair:
Manakala Allah berkehendak menebar kebajikan Di gulunglah lidah pendengkinya.
Ibnul Mu’tazz mengatakan:
Katakan pada pendengki
Ketika nafasnya terengah-engah
“Hai si zalim!”
Sedang ia Seakan-akan orang yang di tindas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar