Kamis, 25 November 2021

1. Zikir

Amalan


1. Zikir

Berzikir pada hakikatnya tidak hanya menyebut nama Allah, melainkan juga

menghadirkan-Nya dalam hati. Karena itu berzikir dilakukan haruslah melalui tata cara

yang digariskan oleh sang Syaikh tarekat. Khusus di suluk Babussalam, tata cara itu

terdiri dari:

1. Menghimpun segala pengenalan dalam hati.

2. Menghadapkan diri ke hadirat Allah SWT.

3. Membaca istighfar sekurang-kurangnya tiga kali.

4. Menghadirkan roh Syaikh tarekat Naqsyabandiyah.

5. Menghadiahkan pahalanya kepada Syaikh tarekat Naqsyabandiyah.

6. Memandang Rabitah. 7. Mematikan diri sebelum mati.

8. Munajat dengan menyebut Ilâhi Anta Maqsûdî wa Ridhâka Mathlûbî.23

Adapun tata cara berzikir pada tarekat Naqsyabandiyah Babussalam lengkapnya

adalah sebagai berikut:

Duduk dengan air sembahyang di atas tempat yang suci menghadap kiblat dengan

duduk tawaruksebelah kiri supaya hampir pandang kepada hati sanubari, maka hendaklah

dipejamkan kedua mata dan dihimpunkan segala pengenalan di dalam hati sanubari,

dihadapkan ingatan kepada ke hadirat Allah SWT. Tiada Seumpama-Nya, maka

dibaca astaghfir allâh dua puluh lima kali dan diniatkan tubuh bersih dari pada segala

maksiat lahir dan batin, besar dan kecil, kemudian maka dibaca fatihah satu kali, qul

hua allâhu ahad tiga kali, dengan hadir hati itu kehadirat Allah SWT. dan demikian

menghadiahkan pahalanya ke hadirat Syaikh Naqsyabandiyah serta diitikadkan hadirnya

di hadapan kita minta tolong menyampaikan ma’rifat kita ke hadirat Allah SWT.

Setelah itu hendaklah dipertemukan ujung lidah dengan langit-langit dan bibir di

atas dengan bibir bawah, maka kita i’tikadkan diri kita sudah mati dan bahwasannya

nafas kita ini ialah akhir nafas dan dimandikan, dikafankan, disembahyangkan serta

ditanamkan ke dalam kubur hingga sampai hari kiamat dan huru hara di Padang

Mahsyar dan dii’tikadkan bahwasanya tiadalah siapa-siapa yang boleh syafaat akan

kita ke hadirat Allah Ta’ala, hanyalah guru kita tempat kita yang menerima tarekat

ini kepada kita yaitu rabitah. Maka kita hadirkan rupa guru itu yaitu kita seperti

kelakuan sewaktu dianya tawajjuh kepada kita maka apabila hadir ia telah nyata,

kita pandang dengan hati sanubari kita itu maka bahwasanya yang demikian itu


dinamakan rabitah yang boleh menolakkan was-was yang datang kiri dan kanan.

Kemudian kita hadapakan ingatan dan pengenalan kita ke hadirat zat Allah yang Maha

suci dari pada seumpamanya dan bandingan dan kita kata di dalam hati sanubari kita

itu yaitu munajat tiga kali…Ilâhi Anta Maqshûdî …tiga kali (hai Tuhanku Engkau jualah

maksudku dan keridaan Engkau jualah yang aku tuntuti). Setelah itu kita katalah

dengan hati sanubari itu zikir Allâh, Allâh, Allâh dengan bercepat-cepat serta diingat

akan maknanya yaitu zat Allah Ta’ala serta kita bilang dengan tasbih apabila sampai

seratus kali maka kita kata pula munajat itu kemudian maka kembali pula berzikir

Allâh, Allâh, Allâh itu barang sekuasanya tetapi jangan kurang dari pada lima ribu dalam

sehari semalam. Dan lagi hendaklah kita berzikir itu tetap sekalian anggota, sekali-

kali jangan bergerak-gerak dengan sekira-kira jika ada manusia hampiri kita itu niscaya

tiada tahu halnya berzikir itu maka datang was-was dan bimbang kiri kanan maka

hendaklah segera menghadirkan rupa rabitah. itu dalam hati sanubari dengan sempurna.24





Tidak ada komentar:

Posting Komentar