Selasa, 09 November 2021

107-108. “Nikmat Iijad (yaitu nikmad berupa diri yang telah Di ciptakan atau di adakan) dan Nikmat Imdad (yaitu nikmad Kelanjutan)”

 📓Terjemahan kitab alhikam

📄hikmah 107-108. “Nikmat Iijad (yaitu nikmad berupa diri yang telah Di ciptakan atau di adakan) dan Nikmat Imdad (yaitu nikmad Kelanjutan)”


 ▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪


نِعْمَتاَنِ ماَ خَرَجَ موْجُودٌ عَنْهاَ ولاَ بُدَّ لِكُلِّ مُكـَوِّنٍ مِنْهُما نِعْمةُ الاِيْجادِ وَنِعْمة ُالاِمْداَدِ


📄hikmah 107.”Ada dua nikmat yang tidak ada satu mahlukpun yang terlepas dari keduanya, yaitu nikmat ciptaan (di wujudkan / di adakan) dan nikmat kelanjutan.

 


Syarah


Karena tiap makhluk asalnya tidak ada, maka nikmat yang di terima pertama kali adalah nikmat iijad atau di ciptakan Alloh yang menjadikannya ada. kemudian di lanjutkan dengan nikmat Imdad / kelanjutan hidup, yakni melengkapi kebutuhan hidup, sebab bila tidak di lengkapi kebutuhan hidup maka tidak akan dapat bertahan hidup.



▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪


اَنْعَمَ عليكَ اوَّلاً بِالاِيجَادِ واثاَنياً بِتَوالى الاِمدادِ


📄hikmah 108. “Pada mulanya Alloh memberi nikmat kepadamu berupa iijad/di wujudkan, kemudian nikmat yang kedua: melengkapi kebutuhan-kebutuhan wujudmu yang terus-menerus (bantuan/pertolongan Alloh)”.

 


Syarah


Alloh berfirman: 

wa-asbagho ‘alaikum ni’mahuu-dhohirotan-wa-baathinah.

artinya:

(Alloh menuangkan kepadamu nikmat lahir batin yang terang dan samar, dan yang tidak terasa.)

 

Dan firman Alloh: 

“Tetapi Alloh yang menjadikanmu cinta pada iman, dan Alloh menghias iman itu dalam hatimu, dan Alloh yang menjadikanmu benci pada kufur (kekafiran) dan pelanggaran dan maksiat dosa. Merekalah orang yang dapat petunjuk, itu semua karunia dari Alloh dan nikmat, dan Alloh maha mengetahui lagi bijaksana. 

(al-kur-an surat Al-hujurat ayat 8)

 

Dzun-Nun Al-Mishri berkata: Siapa yang dalam tauhid itu merasa seolah-olah sebagai hasil kecerdasannya sendiri, maka tauhid itu, tidak dapat menyelamatkannya dari api neraka, sehingga merasa bahwa tauhidnya itupun karunia dari Alloh ta’ala.


Seseorang apa bila telah merasa asal kejadiaannya dari Alloh dan kelanjutannyapun dari Alloh, merasa bahwa sifat fakirnya itu memang asli pada kejadiannya, dan ia tidak dapat melepaskan diri dari Tuhan yang di hajatkannya pada tiap detik dalam wujudnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar