Rabu, 10 November 2021

139-140 “Adab Berdo’a”

 📓Terjemahan kitab alhikam

📄hikmah 139-140


“Adab Berdo’a”


ماشاءن وجودالطلب انّما الشاءن ان ترزق حسن الاداب


139.”Yang terpenting bagimu, bukannya sekedar meminta (berdo’a), tetapi yang terpenting adalah jika kau di beri baiknya adab / tata krama / takdim kepada Tuhanmu”.


 


Syarah


Sebab karena adab, kamu bisa memperlihatkan ‘Ubudiyyahmu, dan mencukupi hak-haknya ke-Tuhanan Alloh. dan juga bisa menerima apa yang di beri oleh Alloh, tanpa merasa kurang atau kecil. sebagai kebiasaannya seorang tuan (majikan) itu mencukupi semua kebutuhan hambanya, ljg demikian pula kewajiban seorang hamba menyerah dan pasrah kepada kebijaksanaan aturan Tuhannya.


٭ ماطلب لك شيء مثل الاضطرار ولا اسرع بالمواهب اليك مثل الذلة والافتقار ٭

 


140. “Tiada sesuatu yang menyegerakan terkabulnya permintaan (do’a) seperti dalam keadaan terpaksa (sangat butuh), dan tiada sesuatu yang dapat menyegarakan datangnya pemberian dari Alloh seperti menyatakan rendah diri, dan sangat fakir”.


 


Syarah


 Lafadz “Walaa as-ro’a” itu sebagian dari ‘atof lazimnya Malzum. Karena hina fakir itu menjadi sifat wajibnya orang mudhtor.


Alloh berfirman: 

"am may yujibul mudh rhoro idza da ahu"

(Siapakah yang dapat menyambut (menjawab) do’a orang yang terpaksa bila berdo’a kepadanya”. An-naml 62).


Mudh-thor yaitu orang yang sangat terpaksa (butuh), yang merasa sudah tidak ada daya tidak ada kekuatan lain yang dapat menolongnya, kecuali hanya Alloh semata-mata. Orang yang demikianlah yang pasti segera tercapai hajat kebutuhannya, dan itulah yang bernama tauhid (meng-Esakan Alloh).  Dan ini di isyratkan oleh Alloh dalam firmannya: “Walaqod-nashoro-kumullohu-bi-badriu-wantum-adzillah”. 

(sungguh Alloh telah menolong kamu (memenangkan kamu) dalam perang badar, ketika kamu dalam keadaan hina, rendah diri tidak berdaya”.)


 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar