Rabu, 10 November 2021

167-169 “Alloh Tidak Membuat Tanda Kewalian”

 📓Terjemahan kitab alhikam

📄hikmah 167-169


“Alloh Tidak Membuat Tanda Kewalian”


٭ سبحان من لم يجعل الدليلَ علىٰ اولياءه الامن حيث الدليلُ عليه

٭ ولم يوصل اليهم الا من اراد ان يوصله اليه


167. “Maha suci Alloh yang sengaja tidak membuat tanda untuk para walinya (di mata orang yang belum mengenal allah), kecuali sekedar perkara yang menunjukan kepada Alloh, dan Alloh tidak akan mempertemukan  dengan mereka (dengan para wali) kecuali pada orang yang di kehendaki akan wushul (sampai) kepada Alloh” 


 


Syarah


  Sebagaimana telah di terangkan pada hikmah sebelumnya, yaitu Alloh menutupi Nur cahaya kewalian, begitu juga Alloh menutupi para wali-walinya, dengan amal-amal lahir, seperti bekerja, makan, minum, sakit dan lain-lain. Jadi sangatlah sulit untuk mengenali waliyulloh itu, karena mereka juga seperti kita keadaan lahirnya.


 Syeih Abul-Abbas al-Mursy berkata: untuk mengenal Waliyyulloh itu lebih sulit dari pada mengenal Alloh, sebab Alloh mudah di kenal dengan adanya bukti-bukti kebesaran, kekuasaan dan keindahan buatanNya. Tetapi untuk mengetahui seorang yang sama dengan kamu, makan, minum menderita segala penderitaanmu sungguh sangat sukar. Tetapi jika Alloh memperkenalkan kamu dengan seorang wali, maka Alloh menutupi sifat-sifat manusia biasanya dan memperlihatkan kepadamu keistimewaan-keistimewaan yang di berikan Alloh kepada wali itu.


 


Dalam hadits qudsi Alloh berfirman: 

Para waliku di bawah naunganku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat pada seorang wali, kecuali jika Alloh memberikan taufiq hidayahNya. Supaya ia juga langsung mengenal kepada Alloh dan kebesaranNya yang di berikan Alloh kepada seorang hamba yang di kehendakiNya.


Syeih abu Ali Al-Jurjay berkata: 

Seorang wali itu orang yang fana’ lupa pada dirinya dan tetap Baqo’ dalam musyahadah dan melihat Tuhan. Alloh mengtur segala-galanya, maka karena itu terus-menerus datang kepadanya Nur Ilahi.


Maka jika Alloh menghendaki memperkenalkan kamu dengan walinya, itu suatu anugerah yang sangat besar yang wajib kamu syukuri, karena dengan itu berarti Alloh menghendaki kamu bisa wushul kepada Alloh. Karena wali itu kekasih Alloh, Alloh tidak menghendaki selain kekasihnya berkumpul dengan kekasihnya. (Laa ya’riful waliy illal-waliy).


رُبّمَا اطلعك على غيب ملكَوته وحجب عنك الإستشراف على اسرارالعباد


168. “Terkadang Alloh memperlihatkan kepadamu sebagian dari keghoiban alam malakut (keadaan di atas langit), tetapi Alloh menutupi dari kamu mengetahui rahasia-rahasia hambaNya.”


 


Syarah


  Adakalanya Alloh memperlihatkan kepada Walinya alam malakut, sehingga ia bisa mengetahui segala sesuatu yang ghoib dalam alam malakut, tetapi karena rahmat Alloh kepadanya tidak di bukakan padanya jalan untuk mengetahui rahasia-rahasia hati sesama manusia, itu supaya tidak ikut campur dalam urusan dan kebijaksanaan Alloh yang berlaku pada hambanya, selanjutnya mu’allif dawuh pada hikmah berikut:


منِ اطلع على اسرار العباد ولم يتخلق بالرحمة الإلٰهيّة كان اطلاعهُ فتـنة عليه وسببا لجرّ الوبال اليه


169. “Barang siapa yang dapat melihat rahasia hati manusia sedang ia tidak meniru sifat belas kasih (Rahmat) Tuhan, maka pengetahuan itu menjadi fitnah baginya,dan menjadi sebab datangnya (bala’) bahaya bagi dirinya sendiri.”


 


Syarah


  Orang yang tidak di bukakan kasyaf untuk bisa melihat rahasia dalam hati sesama manusia itu termasuk karunia belas kasih dari Alloh, sebab apa bila dia di bukakan kasyaf sehingga bisa mengetahui rahasia hati orang lain, tapi dia tidak meniru sifat rahmat dan ampunan Alloh, seperti tidak mau menutupi aib orang lain, tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, tidak kasihan pada orang yang berbuat dosa /kesalahan, maka kasyaf yang demikian akan menjadi fitnah bagi yang di beri, dan menjadi ujian yang berat baginya, bahkan akan menjadi sebab datangnya bencana bagi dirinya.


Rosululloh bersabda: 

“Tidak akan di cabut sifat rahmat belas kasih kecuali dari hati orang yang celaka”.


 Dan sabdanya lagi:


الراحمونَ يَرْحمهمُ الرَحْمن، اِرحَمُوامَنْ فى الارضِ يَرْحمكُم من فى السمَاءِ.

“orang yang belas kasih, di kasihi oleh Alloh (ar-rohman), karena itu kasihanilah orang yang di bumi niscaya kamu di kasihi orang yang di langit”.


Di riwayatkan bahwa nabi Ibrahim as. Pernah merasa dalam hatinya, seakan akan ia sangat belas kasih terhadap makhluk, maka Alloh membuka kasyaf sehingga bisa melihat alam Malakut, dan bisa melihat semua penduduk bumi dan segala perbuatannya,  dan ketika nabi Ibrohim melihat orang yang berbuat dosa / durhaka, ia berdo’a: Ya Alloh, binasakanlah mereka. Dan seketika orang itu mati, dan itu berulang kali di lakukan nabi Ibrohim,. Lalu Alloh memberi wahyu pada nabi Ibrohim : hai Ibrohim, engkau itu seorang yang mustajab do’anya maka jangan engkau gunakan untuk membinasakan hambaku, karena hambaku itu salah satu dari tiga golongan, 


1. Ada kalanya Dia mau bertaubat, dan Aku ampuni dosa-dosanya. 

2. Ada kalanya dia akan menurunkan keturunan yang taat dan bertasbih padaku. 

3. Ada kalanya ia kembali menghadap padaKu, maka terserah bagi Aku untuk mengampunkan dosanya atau menyiksanya.


Ada keterangan ulama’ lain meriwayatkan: 

apa yang di alami Nabi ibrohim itu yang menyebabkan Alloh memerintahkan menyembelih puteranya (Nabi Isma’il)  dan ketika Nabi Ibrohim memegang pisau untuk menyembelih puteranya ia berkata: Ya Alloh, ini putraku, buah hatiku orang yang sangat aku cinta. Tiba-tiba ada jawaban: 

ingatlah ketika engkau meminta padaku untuk membinasakan hambaku, apakah engkau tidak tahu bahwa Aku amat kasih pada hambaKu, sebagaimana kasihmu terhadap anakmu, maka jika engkau memita padaKu untuk membunuh hambaKu, maka Aku minta padamu untuk membunuh anak kandungmu, jadi satu-satu, ingatlah, yang memulai itu yang lebih kejam.


 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar