📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 179-182
“Do’a Bukan Penyebab Alloh Memberi”
لا يَكُنْ طَلَبُكَ تَسَـبُّـبًا اِلى العَطَاءِ مِنْهُ فَيَقِلَّ فَهْمُكَ عَنْهُ وَاليَكُنْ طَلَبُكَ لاِظْهارِ العُبُودِ يَّةِ وَقياماً بِحُقُوقِ الرُّبُوبيَّةِ
179. “ Jangan sampai do’a permintaanmu itu engkau jadikan alat / sebab untuk mencapai pemberian Alloh (jangan punya iktiqad bahwa pemberian Alloh itu sebab do’amu), niscaya akan kurang pengertianmu (makrifatmu) kepada Alloh, tetapi hendaknya do’a permintaanmu itu semata-mata untuk menunjukkan kerendahan, kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap keTuhanannya Alloh.”
Syarah
Alloh swt. Telah memerintahkan hambanya untuk berdo’a dan meminta kepadaNya, tujuan utamanya hanya supaya hamba benar-benar menunjukkan sifat fakir, hina dan bodohnya di hadapan Alloh, bukan untuk sebab/alat menghasilkan apa yang di minta.
Hikmah dan pemahaman ini bagi orang yang sudah Arif billah, yang mereka tidak pernah berhenti dan bosan meminta kepada Alloh, walaupun tidak di berikan apa yang di minta, bagi mereka antara di beri atau tidak itu sama saja, sehingga mereka selalu menjadi hamba Alloh dalam segala keadaan.
Syeih Abul Hasan As-Syadzily ra. Berkata: Janganlah yang menjadi tujuan dari do’amu itu tercapainya hajat kebutuhanmu, maka jika demikian berarti engkau terhijab dari Alloh, tetapi seharusnya tujuan do’a itu untuk munajat kepada Alloh, yang memeliharamu, menciptakan dirimu. Dan bala’ dan bencana yang memaksa engkau berdo’a kepada Alloh, itu lebih baik dari pada menerima nikmat kesenangan yang melupakan kepada Alloh dan menjauhkan dari padaNya.
كَيْفَ يَكُونُ طَلَبُكَ اللاَّحِقَُ سَبـبًا فى عَطَاءِـهِ السَّابِقِ
180. “Bagaimana mungkin permintaanmu yang datang belakangan, itu bisa menjadi sebab pemberian Alloh yang telah di tetapkan dan di putuskan lebih dahulu.”
جَلَّ حُكْمُ الاَزَلِ اَنْيُضَافَ اِلى الْعلَلِ
181. “ Maha suci hukum (putusan) Alloh yang telah pasti dalam azal, jika di sandarkan kepada sebab musabab(‘ilat).”
Syarah
Sungguh tidak masuk akal kalau permintaan kita yang baru sekarang, itu menjadi sebab pemberian Alloh yang sudah lalu. Sesungguhnya keputusan Alloh dalam menentukan peraturan alam ini sudah di tentukan / tetapkan dalam zaman ‘azal sebelum adanya alam ini, dan termasuk juga segala kebutuhan hajat hidup semua makhluk termasuk kita manusia, artinya sebelum kita meminta sesungguhnya Alloh sudah menentukan apa yang di berikan kepada kita. Yakni Alloh sudah memberi sebelum kita meminta. Sebagai contoh kita tidak/belum pernah meminta hidup tapi Alloh sudah memberi kehidupan, sewaktu kita masih dalam alam kandungan sampai kita lahir, dan di masa kanak-kanak, kita belum pernah meminta bahkan belum tahu caranya meminta hajat kebutuhan kita, Alloh sudah terlebih dahulu memberikan semua hajat kebutuhan kita sehingga kita bisa hidup sampai sekarang, dan itu sama berlaku seterusnya.
Karena itu jangan mengira seolah-olah Alloh lupa dengan hajat kebutuhanmu, sehingga kamu harus mengingatkan Alloh supaya memberikan hajat kebutuhanmu. Kalau memang demikian kepercayaanmu terhadap Alloh, berarti benar-benar engkau belum mengenal Alloh dalam sifat kesempurnaanNya.
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini, semata-mata dari qudrat dan irodatnya Alloh secara mutlak, sehingga tidak di sandarkan pada ‘ilat / sebab musabab (karena ini dan itu).
عِنَايَـتـُهُ فِيْـكَ لالِشَْىءٍ مِنْكَ وَايْنَ كُنْتَ حِينَ وَاجَهَـتـْكَ عِنَـَايَتـُهُ وَقَا بَلَتـْكَ رِعَايَتـُهُ لَمْ يَكُنْ فِى اَزَلِهِ اِخلاََصُ اَعْماَلٍِ وَلاَ وُجُدُ اَحْوَالٍ بَلْ لَمْ يَكُنْ هُنَاكَ الاَّ مَحْضُ الاِفْضال وَعَظيمُ النَّوّالِ
182. “ Pemberian dan perhatian Alloh kepadamu itu bukan karena sesuatu yang keluar/muncul dari kamu (seperti do’a dan amal sholih), buktinya: di manakah kamu ketika Alloh menetapkan karunianya kepadamu di zaman ‘azal? ( di zaman ‘azal kamu di mana? Kamu tidak ada, kamu juga tidak berbuat apa-apa), di saat itu (zaman ‘azal) tidak ada do’a atau amal yang ikhlas atau akhwal, bahkan tidak ada apa-apa ketika itu kecuali hanya semata-mata anugerah karunia dan pemberian Alloh yang agung.”
Syarah
Alloh sudah melengkapi dan memenuhi hajat kebutuhan kita di saat kita sendiri belum mengerti apa saja kebutuhan kita, maka dari itu coba kita pikirkan dan perhatikan perhatian dan pemberian Alloh pada kita semenjak kita masih berupa air mani, sama sekali kita belum bisa berdo’a dan beramal, tetapi perlengkapan yang di berikan Alloh kepada kita tidak berkurang sedikitpun, dan selanjutnya hingga kita lahir, masa kanak-kanak, dewasa dan tua, karunia dan pemberian serta perhatian Alloh kepada kita tidak berubah. Dan semua itu tidak bersandar pada amal atau do’a kita. Tapi semata-mata kekuasaan dan kehendak Alloh yang mutlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar