📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 183-184
“Keinginan Mendapatkan Sirrul ‘Inayah”
(rahasia kebesaran karunia allah)
عَلِمَ اَنَّ الْعِبَادَ يَتَشَوَّقـُونَ اِلىَ ظُهُورِ سِـرِّالعِنَـَايَةِ فَقاَلَ :يَـخْتـَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَّـَشَـاءُ. وَعَلِمَ اَنّـَهُ لَوْ خَلاَّ هُمْ وَذَالكَ لَتَرَكُواالعملَ إعْتِمَادًا علىْ الاَزَلِ فَقاَلَ: إنَّ رَحْمَة َ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ المُحْسِنِيـْنَ
183. “ Alloh telah mengetahui bahwa hamba-hamba ingin mendapat rahasia (kebesaran) karunia Alloh (sirrul ‘inayah), maka Alloh berfirman: “Alloh sendiri yang menentukan (menghususkan) rahmat dan karunia pada siapa yang di kehendaki” , dan Alloh mengetahui andaikan manusia di biarkan (mengetahui rahasianya), mungkin mereka meninggalkan amal usaha karena berserah pada keputusan di zaman ‘azali, karena itu Alloh berfirman: “Sesungguhnya rahmat Alloh itu dekat pada orang-orang yang berbuat kebaikan”.
Syarah
Sir itu berarti: semua perkara yang di tutupi, karena itu sir di rahasiakan pada (pada manusia yang tidak mengenal allah)
‘Inayah berarti: bersambungnya Irodah (kehendak Alloh) dengan berhasilnya Sir di masa yang akan datang.
Berhubung Alloh mengetahui bahwa kita itu sangat menginginkan dapat mengetahui masa depan kita apa celaka apa bahagia, sehingga kita ingin tahu rahasia pemberian/karunia Alloh (sirrul ‘Inayah), lalu kita meminta dengan berdo’a dan beramal sholih, dan kita beri’tikat bahwa dengan do’a dan amal sholih itu bisa menarik sirrul ‘inayah, maka Alloh berfirman:
"yakhtas shubitohmatihi man yasya u"
(Alloh sendiri yang menentukan (menghususkan) rahmat dan karunia pada siapa yang di kehendaki” Al-Baqarah: 105)
untuk mencegah kita dan menghilangkan keinginan kita, karena Alloh sendiri lebih mengetahui di mana Ia meletakkan risalahNya.
Dan Alloh juga mengetahui bila para hamba di biarkan mengetahui rahasia pertolonganNya, dan terus menerus melihat bahwa sirrul ‘inayah ‘azaliyyah itu khusus pada sebagian orang, yakni tidak umum, bisa jadi para hamba meninggalkan amal dan berdoa, karena mengandalkan pada keputusan di zaman ‘azal, (kalau dizaman ‘azal aku sudah di tetapkan menjadi orang yang dapat inayah dan menjadi orang khusus, pasti aku akan masuk surga, walaupun tidak beramal, jadi tidak perlu beramal, begitu pula sebaliknya). Karena itu Alloh menunjukkan tanda-tanda orang yang mendapatkan ‘inayah / karunia, yaitu orang-orang yang berbuat baik dan memperbaiki perbuatannya. Yakni bukan amal kebaikan itu yang menyebabkan datangnya inayah / karunia, ia hanya sebagai tanda adanya ‘inayah.
إلى المشِيْـءَـةِ يَسْـتَـنِدُ كُلَّ شَىءٍ وَلاَ تَسْـتـنِدُ هِي الَى شَىءٍ
184.“Segala sesuatu tergantung KehendakNya, bukan KehendakNya bergantung pada segala sesuatu.”
Syarah
Segala yang ada ini muncul karena kehendak AzaliNya. Doa, amal ibadah, dan usaha tidak memiliki pengaruh apapun, pada munculnya keinginan para hamba. Semua bergantung pada hukum Azali.
Lalu aturan kehambaan kita, adalah aturan harus di lakukan, yaitu berusaha, beramal ibadah, taat dan patuh dan senantiasa butuh kepada Allah Swt, sebagai perwujudan kepatuhan hamba kepadaNya.
Al-Wasithy mengatakan, sesungguhnya Allah Swt tidak mendekati si fakir karena kefakirannya, juga tidak menjauhi si kayak arena kekayaannya. Seluruh makhluk ini tidak memiliki pengaruh, baik sukses maupun gagal, bahkan seandainya dunia dan akhirat anda serahkan sepenuhnya kepada Allah, anda tetap tidak akan sampai kepada Allah Swt, dengan dunia dan akhirat anda. Allah mendekatkan mereka kepadaNya, bukan karena sebab atau faktor tertentu, dan Allah mejauhkan mereka dariNya, juga bukan karena faktor-faktor tertentu. Allah Swt, berfirman: “Siapa yang tidak di beri cahaya oleh Allah baginya, maka ia tidak akan meraih cahaya itu.”
Namun, bila Allah Swt, menghendaki hambaNya untuk meraih anugerahNya, maka si hambapun di takdirkan untuk berikhtiar, patuh dan beramal sholeh serta ibadah yang benar, tetapi seluruh tindakan hamba itu tidak menjadi penyebab yang mengharuskan turunnya anugerah, karna amal ibadah dan kepatuhan itulah anugerah yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar