Untuk memajukan kehidupan rakyat Syaikh Abdul Wahab Rokan mengembangkan
usaha perekonomian dengan membangun perkebunan, peternakan, perikanan, dan
percetakan.
Dalam bidang perkebunan Syaikh Abdul Wahab Rokan membuka perkebunan jeruk
manis, perkebunan karet dan perkebunan lada. Di bidang peternakan, beliau membuka
pertambakan ikan (tambak ini sampai sekarang masih ada walaupun sudah kurang
terurus), peternakan ayam, kambing dan lembu.
Pada tahun 1326/1908 Tuan Guru membeli mesin cetak huruf Arab untuk mencetak
kitab-kitab, dengan harga Rp 2500,-. Mesin cetak ini merupakan leter Arab yang pertama
di Langkat, dan dapat mempekerjakan puluhan pekerja yang diambil dari penduduk
Basilam. Kitab-kitab yang pernah dicetak dipercetakan ini antara lain:
1. ‘Aqîd al-Imân, sebanyak 1000 eksemplar
2. Sifat dua puluh, sebanyak 1000 eksemplar
3. Nasihat Tuan Guru, sebanyak1000 eksemplar
4. Syair Nashîhat al-Dîn, sebanyak1000 eksemplar
5. Permulaan Dunia dan Bumi, sebanyak 500 eksemplar
6. Dalil yang cukup, sebanyak 500 eksemplar.37
Kecuali mencetak kitab-kitab yang disebut di atas, percetakan ini juga menerbitkan
brosur dan siaran lainnya sebagai sarana dakwah. Dengan adanya percetakan ini nama
Babussalam semakin tersiar ke seluruh penjuru. Hubungan persahabatan dengan para
pemimpin Islam di berbagai negara bertambah erat.38
Pandangan Syaikh Abdul Wahab Rokan tentang ekonomi dapat dilihat dalam
wasiatnya yang ketiga, di mana dalam wasiat itu ditegaskan bahwa dalam berniaga sangat
diperlukan berserikat dan menabung yang sekarang dapat diartikan seperti koperasi.
Wasiat itu adalah sebagai berikut:
Jangan kamu berniaga sendiri, tetapi hendaklah berserikat. Dan jika hendak mencari
nafkah, hendaklah dengan jalan gega (tenaga sendiri) seperti berhuma dan berladang
dan menjadi amil. Dan dalam mencari nafkah itu maka hendaklah bersedekah pada
tiap-tiap hari supaya segera dapat nafkah. Dan jika dapat ringgit sepuluh maka hendaklah
sedekahkan satu dan taruh sembilan. Dan jika dapat dua puluh sedekahkan dua. Dan
jika dapat seratus, sedekahkan sepuluh, dan taruh sembilan puluh. Dan apabila cukup
nafkah kira-kira setahun, maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal
ibadat hingga tinggal nafkah kira-kira empat puluh hari, maka barulah mencari.39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar