Kamis, 25 November 2021

6. Membina Persaudaraan





Tidak jarang sebagai sesama ikhwân yang mempunyai hubungan emosional, para

khalifah ini mengadakan pertemuan-pertemuan zikir dan tawajjuh. Pertemuan-pertemuan

ini (zikir dan tawajjuh) selain berfungsi melestarikan ajaran Tuan Guru, juga sebagai perekat

jaringan di kalangan para khalifah dan pengikut tarekat yang bisa menjadi perkumpulan

kooperatif. Suatu jaringan yang rapi terdiri dari Syaikh, khalifah, dan anggota tarekat

yang dalam hal ini menunjukkan bahwa tarekat bisa menjadi organisasi sosial dan

mempunyai potensi politik.

Setelah wafatnya Syaikh Abdul Wahab Rokan, bentuk jaringan ini semakin kuat

dan nyata melalui peran khalifah, upacara yang disebut hul berlangsung meriah setiap

tahunnya dalam rangka memperingati hari wafatnya Tuan Guru. Pada acara hul ini hadir

para Syaikh, khalifah, pengikut dan simpatisan tarekat Naqsyabandiyah Babussalam, baik

yang berasal dari tanah air maupun mancanegara dan diperkirakan mencapai puluhan

ribu orang. Peringatan hul ini diisi dengan membaca kembali riwayat hidup dan perjuangan

Syeh Abdul Wahab Rokan, berzikir, tawajjuh, dan ceramah agama, yang sebelumnya

didahului dengan melakukan suluk selama empat puluh hari.

Dengan demikian, ciri tradisional tarekat terbukti mampu membentuk rasa

solidaritas sosial dan sebagai jaringan pemersatu masyarakat tarekat. Dalam pertemuan

hul ini terjadi proses saling tukar informasi. Mereka bukanlah kelompok marjinal, eksklusif

atau terasing dari masyarakatnya, bahkan sebagian mereka adalah tokoh-tokoh masyarakat

yang berperan sebagai aktor dalam proses perubahan karena keterlibatan dalam kehidupan

sosial menjadi keniscayaan bagi mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar