Jumat, 12 November 2021

Bab 6 tobat & pengajaran melalui perkataan

 ๐Ÿ““terjemahan kitab sirrul asror

๐Ÿ“„๐•“๐•’๐•“ 6. ๐•‹๐• ๐•“๐•’๐•ฅ ๐”ป๐•’๐•Ÿ โ„™๐•–๐•Ÿ๐•˜๐•’๐•›๐•’๐•ฃ๐•’๐•Ÿ ๐•„๐•–๐•๐•’๐•๐•ฆ๐•š โ„™๐•–๐•ฃ๐•œ๐•’๐•ฅ๐•’๐•’๐•Ÿ



๐Ÿ”ฐTahap-tahap dan peringkat-peringkat perubahan kerohanian telah di jelaskan. Perlu di tegaskan bawa setiap peringkat di capai harus dengan taubat. 

harus di pelajari cara bertobat dari orang yang mengetahui caranya yaitu yang telah merasakanya (bukan cuma dalam ucapan semata)

Taubat yang sebenarnya dan menyeluruh (yaitu tobat lahir dan batin atau tobat dari perbuatan dosa ini tobat lahir dan tobat dari adanya keakuan yaitu menghilangkan keakuan atau kedirian atau ke-egoan ini adalah tobat batin) merupakan langkah pertama di dalam perjalanan (suluk).

"Ingatlah dikala orang-orang kafir itu mengadakan dalam hati mereka kesombongan yaitu kesombongan jahiliyah"


Lalu Allah turunkan ketentraman atas rasul-Nya dan atas mukmin. 

"Dan dia "wajibkan mereka mengucapkan perkataan menjaga keselamatan tobat karena mereka lebih berhak dengan itu dan memang mereka ahlinya dan adalah allah mengetahui tiap-tiap sesuatu" surat path ayat 26



๐Ÿ”ฐKeadaan takut pada Allah mempunyai maksud yang sama dengan kalimat 

"lailahaillallah"

tiada Tuhan, 

tiada apa-apa (tiada segala sesuatu),

kecuali Allah. 

Bagi orang yang mengetahui ini akan ada perasaan 

✒takut kehilangan Allah, 

✒takut kehilangan perhatian allah, 

✒takut kehilangan cinta-Nya, 

✒takut kehilangan ampunan allah 

dia takut dan malu melakukan kesalahan sedangkan Dia melihat, dan takutkan azab allah. Jika orang itu tidak merasa demikian dia harus mencari dan belajar pada orang yang merasa seperti ini yaitu takut pada Allah dan menerima keadaan takut pada Allah itu dari orang tersebut (guru mursyid / yang mengenal allah)




๐Ÿ”ฐSumber dari mana perkataan itu di terima (orang yang menyampaikan ilmu) harus bersih dan suci dari segala sesuatu kecuali Allah (ini ciri dari kemuryidan seorang guru), 

dan siapa yang menerimanya (pelajaran tasawuf) harus punya kemampuan membedakan antara perkataan orang yang suci hatinya (kenal allah) dengan perkataan orang awam (tidak kenal allah)

(orang seperti ini sudah setengah paham ajaran tarekat tapi karna baru setengah paham itulah dia belum wushul pada allah sehingga masi harus belajar dari guru yang benar benar mengenal allah yaitu guru mursyid)

orang yang belajar mengenal allah harus sadar (tahu) cara mengucapkan atau menerangkan perkataan itu (sehingga mengerti maksud yang di sampaikan guru mursyid padanya), karna perkataan yang bunyinya sama mungkin mempunyai maksud yang jauh berbeda. Tidak mungkin perkataan yang datangnya dari sumber yang asli sama dengan perkataan yang datang dari sumber lain.




๐Ÿ”ฐHatinya menjadi hidup bila dia menerima benih tauhid dari hati yang hidup karna benih yang demikian sangat subur, itulah benih kehidupan. 

Tidak ada yang tumbuh dari  benih yang kering dan yang sudah mati (benih yang sudah rusak). Kalimah suci “La ilaha illa Llah” di sebut dua kali di dalam Quran menjadi bukti.

"Karena apabila dikatakan kepada mereka tiada tuhan melainkan allah mereka bersikap sombong dan mereka berkata apakah kami mesti meninggalkan tuhan tuhan kami untuk mengikuti seorang ahli sihir yang gila" alquran surat syafaat ayat 35 36.


Ini adalah keadaan orang awam yang bagi mereka rupa luar termasuk kewujudan zahirnya adalah tuhan-tuhan.

 "Oleh itu katakanlah bahwa tidak ada tuhan melainkan allah dan mintalah perlindungan bagi buah ama kamu dan bagi mukmin dan menginap dan alah mengetahui tempat usaha kamu di siang hari dan tempat kembali kamu pada malam hari" al-qur'an surat muhammad ayat 19


Firman Allah ini menjadi panduan bagi orang-orang beriman yang sungguh sungguh takut pada Allah.


Sayyidina Ali r.a meminta Rasulullah s.a.w mengajarkan kepadanya cara yang mudah, paling bernilai, paling cepat pada keselamatan. Baginda s.a.w menanti Jibrail memberikan jawabannya dari allah. Jibrail datang dan mengajarkan baginda s.a.w mengucapkan “La ilaha” sambil menghadapkan wajanya yang di berkati ke kanan, dan mengucapkan “illa Llah” sambil menghadapkan wajanya ke kiri, ke arah hati sucinya yang di berkati. Jibrail mengulanginya tiga kali, Nabi s.a.w mengulanginya tiga kali dan mengajarkan yang demikian kepada Saidina Ali r.a dengan mengulanginya tiga kali juga. Kemudian baginda s.a.w mengajarkan yang demikian kepada sahabat-sahabat baginda (yang lainya). Saidina Ali r.a merupakan orang yang pertama bertanya dan menjadi orang yang pertama yang di ajarkan.



๐Ÿ”ฐ Kemudian satu hari setelah kembali dari peperangan (perang badar), Nabi s.a.w berkata kepada para pengikut baginda, 

"Kita baru kembali dari peperangan yang kecil untuk menghadapi peperangan yang besar"

yang di maksud Baginda s.a.w  bukan perjuangan perang melawan orang kafir tapi perjuangan melawan ego diri, yaitu keinginan yang rendah yang menjadi musuh bagi orang yang ingin menyaksikan kalimah tauhid. 

Baginda s.a.w bersabda,

"Musuh kamu yang paling besar ada di bawah rusuk kamu"

Cinta Ilahi tidak akan hidup sebelum musuhnya yaitu hawa nafsu badaniahmu mati dan meninggalkanmu.


Mula-mulanya kamu harus bebas dari egomu yang menyeretmu pada kejahatan. Kemudian kamu akan mulai memiliki suara hati yang belum penuh, walaupun kamu masih belum bebas sepenuhnya dari dosa. Kamu akan memiliki perasaan mengkritik diri sendiri, tapi itu belum cukup sebelum Kamu meninggalkan tahap tersebut dan naik ke peringkat di mana hakikat yang sebenarnya di bukakan kepadamu, kebenaran tentang benar dan salah. Kemudian kamu akan berhenti melakukan kesalahan dan hanya akan melakukan kebaikan. Dengan demikian diri kamu akan menjadi bersih. Di dalam menentang hawa nafsu dan tarikan badan kamu, 


๐—ธ๐—ฎ๐—บ๐˜‚ ๐—บ๐—ฒ๐˜€๐˜๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—บ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ป ๐—ป๐—ฎ๐—ณ๐˜€๐˜‚ ๐—ธ๐—ฒ๐—ฏ๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป๐—บ๐˜‚ (๐˜€๐—ถ๐—ณ๐—ฎ๐˜ ๐—ฏ๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ท๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐—ธ) ๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐˜๐˜‚:

rakus,

terlalu banyak tidur, 

melakukan pekerjaan yang sia-sia.


๐—ธ๐—ฎ๐—บ๐˜‚ ๐—บ๐—ฒ๐˜€๐˜๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—บ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ป ๐—ป๐—ฎ๐—ณ๐˜€๐˜‚ ๐—ฏ๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—น๐—ถ๐—ฎ๐—ฟ๐—บ๐˜‚ ๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐˜๐˜‚:

kekejian, 

marah, 

kasar 

dan berkelahi. 


๐—ž๐—ฒ๐—บ๐˜‚๐—ฑ๐—ถ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฎ๐—บ๐˜‚ ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€ ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ถ-๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ถ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ถ ๐˜๐—ถ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐—น๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐—ฒ๐—ด๐—ผ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ท๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐˜ ๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐˜๐˜‚:

takabur, 

sombong, 

dengki, 

dendam, 

tamak dan lain-lain penyakit tubuh dan hati kamu. 


Cuma orang yang berbuat demikian yang benar-benar bertaubat dan menjadi bersih, suci murni dan sungguh sungguh

"Sesungguhnya allah mengasihi orang yang bertobat dan memelihara kesucian nya" surat al-baqarah ayat 222.


Dalam melakukan tobat orang itu harus memperhatikan (jujur pada diri) supaya penyesalan yang dia rasakan tidak samar-samar dan tidak juga secara umum agar tidak termasuk ke dalam golongan orang yang di ancam Allah dalam firmanya:

"Tidak perduli seberapa banyak mereka bertobat jika mereka tidak benar-benar menyesal maka taubat mereka tidak diterimah"


Ini di tujukan kepada mereka yang hanya mengucapkan kata-kata tobat tapi tidak tahu sejauh mana dosa mereka, dan tidak mengambil tindakan perbaikan dan pencegahan. Itulah taubat yang biasa, tobat zahir yang tidak masuk pada perbuatan utama yang menyebabkan dosa (bagi dirinya). dia bagaikan orang yang mencobaba membersihkan rumput dengan memotong bagian di atas tanah tapi tidak mencabut akarnya yang di dalam tanah. Tindakan yang seperti itu justru membantu rumput untuk tumbuh dengan lebih segar. Orang yang bertaubat dengan mengetahui kesalahannya dan penyebab kesalahan itu bersungguh sungguh tidak mengulanginya dan membebaskan dirinya dari kesalahan itu, mencabut akar pokok kesalahan yang menimbulkan kerusakan itu. Cangkul yang di gunakan untuk menggali akar dari sebab dosa-dosa, ialah pengajaran kerohanian dari guru yang benar (yang sudah mengenal allah). Tanah mestilah di bersihkan sebelum di tanam pohon orkid.

firman allah:

"dan perumpamaan perumpamaan itu kami buat untuk manusia agar mereka berpikir" quran surat al hasyr ayat 21


"Dia jual ah penerima taubat hamba-hambanya dan pengampunan dosa dosa dan dia mengetahui apa yang kamu kerjakan" surat syurah ayat 25


"Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan amal sholeh mereka itu allah tukar kejahatan mereka dengan kebaikan karena adalah allah itu pengampun dan penyayang" surat furqon ayat 70


Ketahuilah tobat yang di terima tandanya ialah seseorang itu tidak lagi jatuh ke dalam dosa tersebut.


Ada dua jenis taubat, taubat orang awam dan taubat mukmin sejati. 

Orang awam berharap meninggalkan kejahatan dan masuk pada kebaikan dengan cara mengingat Allah dan mengambil langkah usaha bersungguh-sungguh, meninggalkan hawa nafsunya dan kesenangan badannya dan menekan egonya. Dia harus meninggalkan egonya yang ingkar terhadap peraturan Allah dan masuk kepada taat. Itulah taubatnya yang menyelamatkannya dari neraka dan memasukkannya ke dalam syurga.


Orang mukmin sejati, hamba Allah yang sebenarnya, berada di dalam suasana yang jauh berbeda. Mereka berada pada makam makrifat yang jauh lebih tinggi dari makom orang awam yang paling baik. Sebenarnya bagi mereka tidak ada lagi anak tangga untuk di panjak, mereka telah sampai pada pertemuan dengan Allah. Mereka telah meninggalkan kesenangan dan nikmat dunia ini dan menikmati kelazatan alam kerohanian yaitu rasa selalu bersama dengan Allah, nikmat menyaksikan Zat-Nya dengan mata keyakinan (hanya saja merasa selalu bersama allah inipun mempunyai tingkatan tingkatanya)


Perhatian orang awam tertuju kepada dunia ini dan kesenangan mereka adalah merasa nikmat kebendaan dan kewujudan kebendaannya. 

padahal, sebagaimana kewujudan kebendaan manusia dan dunia yang merupakan satu kesalahan dan tipuan maka begitu jugalah nikmat dan kecacatan yang paling baik sekalipun yang muncul dari kewujudanya juga merupakan kesalahan dan tipuan semata. 


Kata-kata sebagaimana yang di ucapkan oleh orang arif, 

"ke wujudan dirimu (adanya kediri and keegoan keakuan) di dalam dirimu merupakan dosa yang menyebabkan segala dosa-dosa menjadi kecil jika dibandingkan dengan nya"

(๐Ÿ“perkataan ini menjelaskan secara tidak langsung bahwa adanya kedirian ke-egoan keakuan di dalam dirimu itu adalah dosa terbesar dari segala dosa)

Orang arif selalu mengatakan bahwa kebaikan yang di lakukan oleh orang baik-baik (kedirian ke-egoan keakuan) tidak mencapai kebersamaan (manunggal) dengan Allah tidak lebih dari kesalahan orang yang bersama / manunggal dengan allah. 

Jadi untuk mengajari kita memohon ampunan terhadap kesalahan yang tersembunyi yang kita sangka sebagai kebaikan (yaitu menyangkan adanya kedirian ke-egoan keakuan itu baik atau bukan dosa) , Nabi s.a.w yang tidak pernah berdosa memohon ampunan pada Allah sebanyak seratus kali sehari. Allah Yang Maha Tinggi mengajarkan kepada rasul-Nya:

"Pintala perlindungan kami bagi buah amal kamu dan bagi mukmin dan mukminat" surat muhammad ayat 19


Dia jadikan rasul-Nya yang suci murni sebagai teladan dari cara bertobat – dengan memohon kepada Allah supaya menghilangkan ego diri, sifat-sifatnya dan dirinya, semuanya pada diri, mencabut kewujudan diri. Inilah taubat yang sebenarnya.


Taubat yang demikian meninggalkan segala-galanya kecuali Zat Allah, dan berungguh sungguh untuk kembali kepada allah, kembali manunggal bersamaNya untuk melihat Wajah Ilahi. Nabi s.a.w menjelaskan taubat yang demikian dengan sabda baginda s.a.w,


"Ada sebagian hamba hamba allah yang tubu mereka berada di sini tetapi hati mereka berada di sana di bawah arashi"


Hati mereka berada pada langit kesembilan, di bawah arasy Allah karna penyaksian suci terhadap Zat-Nya tidak mungkin terjadi di alam bawah.

Di sini hanya kenyataan atau penzahiran sifat-sifat suci-Nya yang dapat di saksikan, memancar ke cermin yang bersih dari hati yang suci. Saidina Umar r.a berkata, 

" hatiku melihat tuhanku dengan cahaya tuhanku"

Hati yang suci adalah cermin di mana keindahan, kemuliaan dan kesempurnaan Allah memancar. Nama lain yang di beri pada suasana ini ialah pembukaan (kasyaf), menyaksikan sifat-sifat Ilahi yang suci.


untuk mencapai suasana tersebut, 

untuk membersihkan dan menyinari hati, di perlukan guru yang matang, yang di dalam keesaan dengan Allah (mursyid), yang di sanjung dan di muliakan oleh semua, dahulu dan sekarang. Guru itu harus telah sampai kepada makam penyatuan / manunggal dengan Allah dan kemudian di kembalikan ke alam rendah (seorang muttaholiq) oleh Allah untuk membimbing dan menyempurnakan mereka yang layak tetapi masih mempunyai kecacatan.


Di dalam penurunan mereka untuk melakukan tugas tersebut wali-wali Allah harus berjalan Sesuai dengan sunnah Rasulullah s.a.w dengan mengikuti teladan baginda s.a.w, tetapi tugas mereka berlainan dengan tugas rasul. 

Rasul di utuskan untuk menyelamatkan orang ramai dan juga orang-orang yang beriman. sedangkan Guru-guru tadi tidak di utus untuk mengajar semua orang tetapi hanyalah sebagian yang di pilih saja. Rasul-rasul di beri kebebasan dalam menjalankan tugas mereka, sementara wali-wali yang mengambil tugas sebagai guru mesti mengikuti jalan rasul-rasul dan nabi-nabi. (inilah perbedaan tugas antara rosul dan wali)


Guru kerohanian yang mengaku diri mereka merdeka, menyamakan dirinya dengan nabi, jatuh pada kesesatan dan kekufuran. Bila Nabi s.a.w mengatakan sahabat-sahabat baginda yang arif itu bagaikan nabi-nabi Bani Israil, maka yang di maksud baginda saw itu adalah lain dari pada ini – kerana nabi-nabi yang datang selepas Musa a.s semuanya mengikuti prinsip agama yang di bawa oleh Musa a.s. Mereka tidak membawa peraturan baru. Mereka mengikuti undang-undang yang sama. Seperti mereka juga orang-orang arif dari kalangan umat Nabi Muhammad s.a.w yang bertugas membimbing sebagian dari orang-orang suci yang di pilih, mengikuti kebijaksanaan Nabi s.a.w, tetapi menyampaikan perintah dan larangan dengan cara baru yang berbeda, terbuka dan jelas, menunjukkan kepada murid-murid mereka dengan perbuatan yang mereka kerjakan pada masa dan keadaan yang berlainan. Mereka memberi dorongan kepada murid-murid mereka dengan menunjukkan kelebihan dan keindahan prinsip-prinsip agama. Tujuan mereka ialah membantu pengikut-pengikut mereka menyucikan hati yang menjadi tapak untuk membina tugu makrifat.


Dalam semua itu mereka mengikutk teladan dari pengikut-pengikut Rasulullah s.a.w yang terkenal sebagai ‘golongan yang memakai baju bulu’  yang telah meninggalkan semua aktivitas keduniaan untuk berdiri di pintu Rasulullah s.a.w dan berada hampir dengan baginda. Mereka menyampaikan kabar sebagaimana mereka menerimanya secara langsung dari mulut Rasulullah s.a.w. Dalam kehampiran mereka dengan Rasulullah s.a.w mereka telah sampai kepada peringkat di mana mereka boleh bercakap tentang rahsia israk dan mikraj Rasulullah s.a.w sebelum baginda membuka rahsia tersebut kepada sahabat-sahabat baginda.


Wali-wali yang menjadi guru memiliki kehampiran yang serupa dengan Nabi s.a.w dengan Tuhannya. Amanah dan penjagaan terhadap ilmu ketuhanan yang serupa di anugerahkan kepada mereka. Mereka merupakan Pemegang sebagian  dari kenabian, dan diri batin mereka selamat di bawah penjagaan Rasulullah s.a.w.


Tidak semua orang yang memiliki ilmu berada di dalam keadaan tersebut. Mereka yang sampai di situ adalah yang lebih dekat pada Rasulullah s.a.w dari anak-anak dan keluarga mereka sendiri dan mereka sudah bagaikan anak-anak kerohanian Rasulullah s.a.w yang hubungannya lebih erat dari hubungan darah. Mereka adalah pewaris sebenarnya dari Nabi s.a.w. Anak yang sejati memiliki zat dan rahasia bapaknya pada rupa zahirnya dan juga pada batinnya. Nabi s.a.w menjelaskan rahasia ini, dengan bersabda: 

"Ilmu husus itu adalah bagaikan hasanah rahasia yang hanya mereka yang mengenal lezat allahlah yang mendapatkannya namun bila rasa itu di bukakan maka orang-orang yang mempunyai kesadaran dan ikhlas tidak memungkirinya"


Ilmu tersebut di masukkan pada Nabi s.a.w pada malam baginda s.a.w mikraj kepada Tuhannya. Rahasia itu tersembunyi di dalam diri baginda di balik tiga ribu tabir hijab. Baginda s.a.w tidak membuka rahasianya melainkan kepada sebagian pengikut baginda yang sudah sangat dekat dengan baginda. Melalui penyebaran dan keberkatan rahasia inilah Islam akan terus memerintah hingga hari kiamat.


Pengetahuan batin tentang yang tersembunyi membawa orang kepada rahasia tersebut. Sains, kesenian dan kemahiran keduniaan itu bagaikan kerangka pengetahuan batin. Mereka yang memiliki pengetahuan kerangka itu bolehlah mengharapkan satu hari nanti di beri kesempatan untuk memiliki apa yang di dalam kerangka. Sebagian dari mereka yang berilmu memiliki apa yang patut di miliki oleh seorang manusia secara umumnya sementara sebagian yang lain menjadi ahli dan memelihara ilmu tersebut supaya tidak hilang. Ada golongan yang menyeru kepada Allah dengan nasihat yang baik. Sebagian dari mereka mengikuti sunnah Nabi s.a.w dan di pimpin oleh Saidina Ali r.a. yang menjadi pintu pada gedung ilmu yang melaluinya masuklah mereka yang menerima undangan dari Allah.

Serulah ke jalan tuhanmu dengan bijaksana dan nasihat dan bantalan mereka dengan cara yang lebih baik" surat annahol ayat 125


Maksud dan perkataan mereka adalah sama. Perbedaan pada zahirnya hanyalah pada perkara-perkara terperinci dan cara pelaksanaannya.


Sebenarnya ada tiga makna yang kelihatan sebagai tiga jenis ilmu yang berbeda – di lakukan secara berbeda, tetapi menjurus kepada yang satu arah Sesuai dengan sunnah Rasulullah s.a.w. dari itu Ilmu di bagi tiga yang tidak ada seorang manusia mampu menanggung keseluruhan beban ilmu itu juga tidak mampu berupaya mengamalkan dengan semuanya. yaitu:


1✒ ๐•š๐•๐•ž๐•ฆ ๐•ž๐•’๐•œ๐•ฃ๐•š๐•—๐•’๐•ฅ / ๐•™๐•’๐•œ๐•š๐•œ๐•’๐•ฅ

"Barulah ke jalan tuhanmu dengan bijaksana (hikmah)

Sesuai dengan makrifat, zat dan permulaan dari segala sesuatu, pemiliknya harus sebagaimana Nabi s.a.w beramal Sesuai dengannya. Ilmu itu  hanya di karuniakan pada 

lelaki sejati yang berani, 

tentera kerohanian yang akan mempertahankan kedudukannya dan menyelamatkan ilmu tersebut. 

Nabi s.a.w bersabda, 

"Kekuatan semangat dan lagi sejati mampu mengguncang kan gunung"

Gunung di sini mengibaratkan keberatan hati setengah manusia. Doa lelaki sejati yang menjadi tentera kerohanian di makbulkan. Bila mereka menciptakan sesuatu maka itu terjadi, bila mereka mau sesuatu hilang maka itupun hilang. "Dia karuniakan hikma pada siapa saja yang Dia kehendaki dan siapa yang dikaruniai hikmah maka sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak surat al-baqarah ayat 269


2✒ ๐•š๐•๐•ž๐•ฆ ๐•ฅ๐•’๐•ฃ๐•–๐•œ๐•’๐•ฅ

ialah ilmu zahir yang di sebut Quran sebagai “seruan yang baik”. Ia menjadi kulit pada hikmah kebijaksanaan rohani. Mereka yang memilikinya menyeru manusia pada kebaikan, mengajar manusia berbuat baik dan meninggalkan larangan-Nya. Nabi s.a.w memuji mereka. Orang yang berilmu menyeru dengan lemah lembut dan baik hati, sementara yang jahil menyeru dengan kasar dan kemarahan.


3✒๐•š๐•๐•ž๐•ฆ ๐•ค๐•ช๐•’๐•ฃ๐•š๐•’๐•ฅ

ilmu yang menyentuh kehidupan manusia di dalam dunia. Ia di sebut sebagai ilmu agama (syariat) yang menjadi sarang kepada hikmah kebijaksanaan (makrifat). Ia adalah ilmu yang di tujukan kepada mereka yang menjadi pemerintah para manusia, menjalankan keadilan atas sesama manusia, pentadbiran manusia atas sesama manusia. Bagian terakhir ayat Quran yang di atas tadi menceritakan tugas mereka 

"Dan berbincang lah dengan mereka dengan cara yang lebih baik"

Mereka ini menjadi kenyataan kepada sifat Allah “al-Qahhar” Yang Maha Keras. Mereka berkewajinan menjaga peraturan di kalangan manusia selaras dengan hukum Tuhan, seumpama sabut melindungi tempurung dan tempurung melindungi isi. 


(๐Ÿ“ ๐™ฉ๐™–๐™ข๐™—๐™–๐™๐™–๐™ฃ ๐™–๐™™๐™ข๐™ž๐™ฃ

๐™ฉ๐™–๐™ฅ๐™ž ๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™จ๐™š๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฉ๐™ž ๐™ž๐™ฃ๐™ž, ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™š๐™œ๐™ช๐™ ๐™ข๐™š๐™ข๐™š๐™œ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™จ๐™ฎ๐™–๐™ง๐™ž๐™–๐™ฉ ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ฃ๐™–๐™ง ๐™–๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™š๐™ก๐™–๐™ ๐™ ๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ก๐™ž ๐™™๐™–๐™ง๐™ž ๐™›๐™–๐™ฃ๐™–, ๐™ ๐™–๐™ง๐™ฃ๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™–๐™ ๐™›๐™–๐™ฃ๐™– ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™š๐™ง๐™ฉ๐™ž ๐™ ๐™š ๐™ข๐™–๐™ฃ๐™– ๐™จ๐™ฎ๐™–๐™ง๐™ž๐™–๐™ฉ ๐™๐™–๐™ง๐™ช๐™จ ๐™™๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™ช๐™Ÿ๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ, ๐™จ๐™š๐™—๐™–๐™— ๐™จ๐™š๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฅ๐™š๐™ข๐™š๐™œ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™จ๐™š๐™ฉ๐™ž๐™ง ๐™ข๐™–๐™ ๐™– ๐™๐™–๐™ง๐™ช๐™จ ๐™ฉ๐™–๐™ช ๐™ ๐™š๐™ข๐™–๐™ฃ๐™– ๐™ง๐™ช๐™ฉ๐™š ๐™ ๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ง๐™–๐™–๐™ฃ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™๐™–๐™ง๐™ช๐™จ ๐™™๐™ž๐™– ๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐™ž๐™ฉ๐™ช, ๐™ข๐™–๐™ ๐™– ๐™Ÿ๐™ž๐™ ๐™– ๐™จ๐™ช๐™™๐™–๐™ ๐™ฉ๐™–๐™ช ๐™ง๐™ช๐™ฉ๐™š ๐™–๐™ฉ๐™–๐™ช ๐™–๐™ง๐™–๐™๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™—๐™š๐™ง๐™–๐™ง๐™ฉ๐™ž ๐™ฉ๐™–๐™ช๐™ก๐™–๐™ ๐™Ÿ๐™ช๐™œ๐™– ๐™ ๐™š ๐™–๐™ง๐™–๐™ ๐™ข๐™–๐™ฃ๐™– ๐™จ๐™ฎ๐™–๐™ง๐™ž๐™–๐™ฉ ๐™๐™–๐™ง๐™ช๐™จ ๐™™๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™ช๐™Ÿ๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™—๐™–๐™ง๐™ช๐™ก๐™–๐™ ๐™จ๐™š๐™จ๐™š๐™ข๐™ฅ๐™ช๐™ง๐™ฃ๐™– ๐™จ๐™š๐™ข๐™ฅ๐™ช๐™ง๐™ฃ๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ฅ๐™š๐™ข๐™š๐™œ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™จ๐™ฎ๐™–๐™ง๐™ž๐™–๐™ฉ)



Nabi s.a.w menasihatkan, 

"Biasakan dirimu berada di dalam majelis orang-orang arif taatlah kepada pemimpin mu yang adil allah yang maha tinggi menghidupkan hati dengan hikmah seperti dia jadikan bumi yang mati hidup dengan tumbuhan tumbuhan dengan menurunkan hujan"


Baginda s.a.w juga bersabda, "Hikmah adalah harta yang hilang bagi orang yang beriman maka diketifnya di mana saja dia temukan"


perkataan yang di ucapkan oleh manusia biasa datangnya dari Loh Terpelihara menurut hukum Allah terhadap segala perkara dari awal hingga akhir. Loh itu di simpan pada alam tinggi pada akal asbab tetapi perkataan di ucapkan menurut makam seseorang. Perkataan mereka yang telah mencapai makam makrifat adalah secara langsung dari alam tersebut, makam kehampiran / penyatuan / manunggal dengan Allah. Di sana tidak ada perantaraan.


Ketahuilah bawa semua akan kembali kepada asal mereka. Hati, zat, mesti di bangunkan, supaya dia terjaga atau hidup untuk mencari jalan kembali kepada asalnya yang suci dan murni. Ia harus mendengar seruan. Seseorang harus mencari orang yang orang yang darinya seruan itu muncul, melaluinya zahir seruan. Itulah guru yang sebenarnya. Ini merupakan kewajiban bagi kita. Nabi s.a.w bersabda, 

"menuntut ilmu (belajar) itu wajib bagi setiap orang islam lelaki dan perempuan"

Ilmu tersebut merupakan peringkat terakhir semua ilmu, itulah ilmu makrifat, ilmu yang akan membimbing seseorang pada asal yang sebenarnya (hakikat). sedangkan Ilmu yang lain perlu menurut seperluannya saja. Allah menyukai mereka yang meninggalkan cita-cita dan angan-angan duniawi, kemuliaan dan kebesarannya, karna kepentingan duniawi ini menghalangi (menghijab) seseorang kepada Allah.

"Katakanlah aku tidak meminta kepadamu upa atasnya kecuali percintaan lantaran kerabat" surat syuroh ayat 23


Di tafsirkan maksud perkataan “apa yang hampir dengan kamu” ialah datang hampir dengan kebenaran. 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar