📓terjemahan kitab sirrul asror
📄𝕓𝕒𝕓 7. 𝕂𝕖𝕣𝕠𝕙𝕒𝕟𝕚𝕒𝕟 𝕀𝕤𝕝𝕒𝕞 𝔻𝕒𝕟 𝔸𝕙𝕝𝕚 𝕊𝕦𝕗𝕚
🔰Sufi berasal dari bahasa Arab – dari kata saf yang berarti bersih atau suci
Alam batin sufi di sucikan, dan di terangi oleh cahaya makrifat, penyatuan dan keesaan Alloh
Istilah sufi di kaitkan juga dengan bidang kerohanian yaitu mereka yang sentiasa berhubungan dengan sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w yang di kenali sebagai ‘puak yang memakai baju bulu’. Saf atau yang di artikan sebagai pakaian bulu yang kasar menggambarkan keadaan mereka yang miskin lagi hina (dalam pandangan mata orang orang penyembah duniawi).
Di dalam hidup ini Mereka berprinsip cermat dalam makanan, minuman dan lain-lain. Dalam buku ‘al-Majm’ di katakan bahwa
"Apa yang terjadi kepada ahli suluk yang suci ialah pakaian dan kehidupan mereka sangat sederhana dan hina"
Walaupun mereka kelihatanya tidak menarik secara keduniaan tetapi hikmah kebijaksanaan (ilmu makrifat) mereka terlihat pada sifat mereka yang lemah lembut dan halus, yang menjadikan mereka menarik bagi siapa saja yang mengenali mereka. Mereka menjadi contoh di alam manusia. Mereka di pandu ilmu Ilahi. Pada pandangan Tuhan mereka berada pada martabat pertama kemanusiaan. Dalam pandangan mereka yang mencari Tuhan puak sufi ini kelihatan cantik walaupun pada zahirnya buruk.
Mereka pasti di kenali dan upaya mengenalinya dengan cara satu dan semua, karna mereka semua berada pada makam ke-esaan dan harus nyata atau terlihat sebagai yang satu.
🔰Dalam bahasa Arab perkataan tasawwuf yaitu ilmu kerohanian Islam, terdiri dari empat huruf yaitu: Ta. sin. waw. dan fah.
📄Huruf pertama, ta, menyimbolkan perbuatan tobat. Ini adalah langkah pertama yang harus di ambil, pada jalan ini seolah-olah ada dua langkah yaitu satu tobat zahir dan satu lagi tobat batin.
📌Taubat zahir yaitu terjadi dalam perkataan, perbuatan dan perasaan, menjaga kehidupan agar bebas dari dosa dan kesalahan dan cenderung untuk berbuat kebaikan dan ketaatan; meninggalkan keingkaran dan penentangan, mencari kesejahteraan dan kedamaian.
📌Taubat batin di lakukan oleh hati. Penyucian hati dari
hawa nafsu duniawi yang penuh huru hara dan hati bertekad bulat dan bersungguh sungguh ingin mencapai alam ketuhanan. Serta mengawasi kesalahan (yang telah di perbuat atau yang akan di perbuat) dan meninggalkannya, menyadari kebenaran dan berjuang ke arah kebenaran itu. Dan membawa seseorang pada langkah kedua berikut.
📄Langkah kedua ialah keadaan aman dan sejahtera, atau dalam bahasa Arab adalah safa di simbolkan Huruf ‘sin’. Dalam peringkat ini juga ada dua langkah harus di ambil. Pertama ialah ke arah kesucian di dalam hati dan yang kedua ke arah pusat hati. Hati yang tenang datang dari hati yang bebas dari kesusahan, keresahan yang di sebabkan oleh semua masalah kebendaan ini, masalah makan, minum, tidur, perkataan yang sia-sia. Dunia ini bagaikan grapitasi bumi, menarik hati ke bawah (yaitu ke nafsu kebinatangan atau lebih rendah lagi yaitu nafsu saitoni), dan karna membebaskan hati dari masalah tersebut menyebabkan terjadinya tekanan pada hati. Di sana ada pula ikatan-ikatan hawa nafsu dan kehendak, kepemilikan ( mengaku ngakui milik Allah sebagai miliknya), cinta keluarga dan anak-anak (dan perkara dunia lainya seperti harta dan tahta) yang mengikat hati seni (atau perasaan halus) ke bumi sehingga menghalanginya terbang tinggi (menuju Al hak).
Cara membebaskan hati untuk menyucikannya, adalah dengan mengingat Allah (zikir). Pada permulaan melakukanya hanya dengan zahir saja yaitu dengan menyebut nama-nama Tuhan secara berulang ulang, menyebutnya dengan suara keras sehingga kamu dan orang lain bisa mendengarnya (tapi bukan supaya di puji atau di anggap ahli ibadah atau alim oleh para manusia tapi semata mata sebagai pengabdian diri pada Allah tanpa mengharap balasan dan imbalan apapun dari allah).
Apa bila zikir seperti ini telah rutin di lakukan maka zikir tersebut masuk ke dalam hati dan terjadi di dalam kesunyian (tanpa suara). Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang mukmin itu ialah mereka yang apa bila di sebut nama allah maka takutlah hati mereka (pada Allah) dan apa bila di bacakan ayat-ayat allah maka bertambahlah keimanan mereka dan kepada tuhanlah mereka akan di kembalikan" surat al anfal ayat 2
Takut pada Allah dalam ayat tersebut bermaksud takut dan harap, hormat dan cinta pada Allah. Dengan mengingat dan mengucapkan nama-nama Allah maka hati menjadi bangun dari tidurnya dan dari kelalaianya, menjadi suci bersih dan bersinar. Kemudian bentuk dan rupa dari alam ghaib menjadi terasa nyata di dalam hati. Nabi s.a.w bersabda,
"ahli ilmu zhahir mendatangi dan menerkam sesuatu dengan akal pikirannya sementara, ahli ilmu batin sibuk membersihkan dan memengkilapkan hati mereka"
Kesejahteraan pada pusat rahasia hati di peroleh dengan cara membersihkan hati dari segala sesuatu dan bersediah untuk menerima Zat Allah semata-mata yang akan memenuhi ruang hati apa bila hati sudah di perindah dengan rasa cinta pada Allah. Alat pembersih hati ialah zikir secara rutin (melalui lidah jasad) dan zikir di dalam hati dengan lidah rahasia menyebut kalimah tauhid yaitu "lailahailallah" Bila hati dan pusat hati berada dalam suasana tenang dan damai maka peringkat kedua yang di simbolkan sebagai huruf ‘sin’ ini selesai.
📌Huruf ketiga ‘waw’ menyimbolkan wilayah suasana kesucian dan keaslian para pencinta Allah dan sahabat-sahabat allah. Keadaan ini bergantung pada kesucian batin. Allah menggambarkan sahabat-sahabat-Nya dengan firman-Nya:
"Ketahuilah sesungguhnya pembantu pembantu allah tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita bagi merekalah kegembiraan dan kehidupan dunia dan akhirat" surat yunus ayat 62 sampai 64
Seseorang yang di dalam kesucian menyadari sepenuhnya tentang Allah, mencintai allah dan berhubungan dengan Allah, maka Hasilnya dia akan di percantik allah dengan kepribadian, akhlak dan perangai yang terbaik. Ini merupakan hadiah suci yang di karuniakan allah kepada mereka. Nabi s.a.w bersabda,
"Perhatikanlah akhlak yang mulia dan berbuatlah sesuai dengannya (berdasarkan ahlak mulia itu)"
Dalam peringkat ini orang yang di dalam kesadaran tersebut meninggalkan sifat-sifat keduniaannya yang sementara dan terlihatlah dia di liputi oleh sifat-sifat Ilahi yang suci.
Dalam hadis Qudsi Allah berfirman:
"Bila aku sudah mengasihi hambaku,
aku menjadi (telinga atau) pendengarannya,
(mata atau) penglihatanya,
(lidah atau) perkataannya
(tangan atau) pegangannya
dan (kaki atau) perjalanannya"
Keluarkan segala-galanya dari hatimu dan biarkan Allah semata yang berada di sana.
"Dan katakanlah telah datang kebenaran dan telah lenyap kepalsuan karena sesungguhnya kepalsuan itu akan hilang" surat bani israil ayat 81
Bila kebenaran telah datang dan kepalsuan telah lenyap maka selesailah peringkat makom wilayah (atau yang di simbolkan huruf waw ini) .
📌Huruf keempat ‘fa’ bermakna fana, hilangnya kedirian atau keakuan atau ke-egoan ke dalam ketiadaan (atau Adam). Diri yang palsu akan hancur dan hilang apa bila sifat-sifat yang suci memasuki seseorang,
dan apa bila sifat-sifat serta keperibadian yang banyak (atau berbilang bilang itu) telah hilang maka tempatnya akan di ganti oleh satu saja yaitu sifat keesaan allah.
Dalam kenyataan, hakikat itu sentiasa hadir. Ia tidak hilang dan tidak juga berkurang. Karna Apa yang terjadi itu adalah menyadari dan menjadi satu dengan yang menciptakannya. Dalam suasana berada dengan-Nya orang yang beriman memperoleh karunia-Nya. manusia yang sementara menemui kewujudan yang sebenarnya yaitu yang menyedari rahasia abadi.
"Semua akan binasa kecuali wajahNya" (surat koso ayat 88)
Cara untuk menyadari hakikat ini ialah melalui anugerah allah, yaitu dengan kehendak Allah semata (atau perasaan halus Karna kehendak diri sudah tidak ada). Bila kamu berbuat kebaikan semata-mata karna allah dan meridoi kehendak-Nya kamu akan menjadi hampir dengan hakikat-Nya dan Zat-Nya. Kemudian semua akan lenyap kecuali Yang Esa yang meridoi dan yang Dia ridoi bersatu. Perbuatan baik adalah ibu yang melahirkan bayi kebenaran. kehidupan dalam kesadaran bagi manusia yang sebenar-benarnya.
"Perkataan yang baik dan perbuatan yang baik naik kepada allah" (surat fathir ayat 10)
Jika seseorang berbuat sesuatu dan jika kewujudannya bukan untuk Allah saja maka itu berarti sedang mengadakan sekutu bagi Allah, dia meletakkan yang lain pada tempat Allah, ini adalah dosa yang tidak di ampuni yang akan memusnahkanmu, cepat atau lambat. tapi bila diri dan kepentingan diri telah fana maka orang itu mencapai peringkat bersatu dengan Al hak. Allah menggambarkan makam tersebut:
"Sesungguhnya orang-orang berbakti adalah dalam kebun kebun dan dekat sungai sungai di tempat duduk kebenaran di sisi raja agung yang sangat berkuasa"
Tempat itu ialah tempat untuk hakikat yang penting, yaitu hakikat di atas hakikat-hakikat, tempat penyatuan dan keesaan. Ia adalah tempat yang di sediakan untuk nabi-nabi, untuk mereka yang di kasihi oleh Allah, untuk para sahabat-Nya. Allah beserta orang-orang yang benar. Bila kewujudan bersatu dengan wujud yang abadi ia tidak bisa di pandang sebagai kewujudan yang terpisah. Bila semua ikatan keduniaan di tanggalkan dan seseorang itu dalam suasana kesatuan dengan Allah, dengan kebenaran (hakikat) Ilahi, dia menerima kesucian yang abadi, tidak akan tercemar lagi, dan masuk ke dalam golongan:
"Mereka itu ahli surga yang kekal di dalamnya" surat ar rof ayat 42
Mereka adalah:
"Orang-orang yang beriman dan beramal shalih" surat arrof ayat 42
Bagaimanapun:
"Tidak kami uji manusia kecuali sesuai dengan kemampuannya" surat ar rof ayat 42
Tetapi seseorang memerlukan kesabaran yang kuat:
"Dan allah beserta orang-orang yang sabar" surat al anfal ayat 66
Tidak ada komentar:
Posting Komentar